Rasa bersalah Ilyana karena banyak tugas yang masih banyak yang belum kelar juga. Nanti malam kan waktunya jalan-jalan sama Pak Satya. Pengen banget dinner bareng suami malam ini.
Pram pun juga menyadari kalau dirinya juga sudah dewasa dan bukan anak-anak lagi. Perut buncit istrinya itu bukan karena kebanyakan makan. Namun, itu memang sedang hamil 3 bulan dan sebentar lagi tingkepan, beruntung rasanya.
Sementara Rio harus kembali dari Kalimantan untuk bekerja dan mencari uang untuk bekal nikah. Katanya butuh uang banyak kalau harus mengurus surat nikah. Orang tuanya sudah merestui hubungannya dengan Anggi.
Wajah lelah Ilyana masih membekas disebuah tisu, itu artinya harus segera dipoles lagi dengan bedak. Ilyana beruntung mempunyai Pak Alexander yang begitu tegas. Pekerjaan Ilyana mengharuskan karyawan wanita terap terlihat cantik. Sedihnya hari ini Ilyana juga pengen cepat pulang hari ini.
🌸🌸🌸
Kantor begitu ramai dengan beragam wajah wanita karyawan yang ada di ruang meeting. Hawa dingin yang masih terasa menusuk tulang. Kemudian sebuah langkah gontai Ilyana berjalan menuju meja kerjanya. Pak Alexander pun kembali ke kantor dengan mobil mewahnya. Sedangkan istrinya masih ada di rumah.
"Capek" gumam Ilyana dalam hati.
Hari ini selesai sudah seluruh pekerjaan kantor. Marah-marah dari Pak Alexander mulai mereda. Wajahnya terlihat lebih tamoan dari biasanya. Jam tangan yang melingkar dan dasinya terlihat lebih karismatik.
🌸🌸🌸
"Kalau kerja sih emang kudu cekatan. Dimarahin dikit langsung pilek, trus izin tidak masuk kerja" gurau Ilyana mengawali perbincangan pagi ini di kantor.
Di kantor, di sebuah meja meeting berbentuk kotak, mirip orang-orang dengan wajah tegang di sebuah Casino, mereka saling tatap di meja, ada yang mengetuk-ketuk meja dengan bolpoin dengan selonjoran. Ada juga yang garuk-garuk kepala. Pak Alexander masih belum belum pulang.
"Iya, kalau aku sih banyak belajar dari pengalaman. Apapun yang terjadi di kantor aku buat pelajaran berharga. Namun, kadang nyesek juga sih kalau dirasain. Bawaannya pengen muntah aja, padahal kita sudah berusaha maksimal. Eh, ujungnya kerja keras kita tidak dihargai" keluh Ilyana
"Karyawan wanita itu sebenarnya tidak ganjen. Tapi emang kodrat wanita memang ditakdirkan untuk tetap terlihat cantik toh. Kalaupun dimarahi ya wajarlah kalau kita mewek" ucap Anggi
"Sudahlah, baiknya kita kerjakan dulu pekerjaan ini dengan sungguh-sungguh" kata Ilyana
"Senyuman itu memang membuatku bertahan hingga aku berlama-lama di kantor. Bekerja untuk perusahaan. Kalau tidak ada kita, siapa lagi yang akan dimarahi Pak Alexander" kata Ilyana
"Dulu, aku datang kepada Rio untuk segera meminangku, tapi orang tuannya masih menyuruhnya datang dan menunggu hingga 2 purnama lagi" kata Anggi
"Busyet, mirip super saiya saja" tawa Ilyana.
Seperti biasa, kantor selesai dengan segudang aktivitas di sore hari mulai pukul 15.00 dengan checkclock terlebih dahulu.
"Masih dengan saya Ilyana, ada yang bisa saya bantu?" Kata yang muncul di bibir wanita yang mengenakan blazer hitam.
Karyawan wanita yang bernama Ilyana seorang sekretris kantor, kerjanya berkutat dengan aktivitas surat menyurat, berkas-berkas kantor pun Ilyana yang menghandel, wanita dengan paras wajah cantik.
Ilyana biasanya butuh mesin printer canggih yang membuatnya harus berulangkali membuat rancangan tugas,
"Maaf Bos, sudah waktunya pulang" kata Ilyana
KAMU SEDANG MEMBACA
KACAMATA
General FictionKetika kursi ruangan diduduki para kaum hawa. Pagi ini, Suasana kantor ini serasa penuh dengan candaan para wanita, mereka memperbincangkan akan lipstik baru, tas yang penuh branded, wanita yang tengah berlatih speaking akan trend hijab terbaru, mer...