Matahari masih bersinar terang, seperti malu-malu tertutup awan, sinarnya menerobos celah dedaunan, lalu udara menghembuskan dan menjadikan daun saling bersiul bergesekan dan jatuh ke tanah.
Ada ranting yang kokoh, dan juga akar yang menopang air di sebuah pohon mangga yang masih tetap berdiri di depan kantor. Kali ini cerita di kantor tentang salah kostum, eits bukan acara Halloween loh yang sering dipakai acara artis.
Pagi-pagi sekali Pak Alexander berangkat seperti biasanya, kali ini Pak Alexander benar-benar dibuat pusing dengan apa yang dilakukan. Baju yang dikenakan seharusnya senada dengan rekan kerja lainnya. Eh, ini malah salah pakai baju di almari. Duh, malu aku kalau lihat Pak Bos kek gini. Untungnya nanti siang ada acara untuk ukur baju baru. Langsung mendadak jadi senang dong pastinya.
Kantor sudah bersih, Ilyana dan juga rekan kerja lainnya sudah datang. Berulang kali Ilyana senam mata, pakai kedip-kedip mata lagi, agresif nih, mulai deh, jangan sampai kacamata Ilyana kenapa-kenapa lagi. Ini cuma memastikan saja kalau kacamata yang dipakai Ilyana kacamata anti radiasi.
Tetap tenang dan tidak boleh berbuat aneh di depan rekan kerja lainnya. Ada yang aneh memang. Baju senin kan seharusnya berdasi, ah sudahlah. Astaga Pak Alexander lupa ternyata kalau ada acara Maulid di kantor. Pantesan banyak makanan di kantor.
🌸🌸🌸
Awan mulai merayu matahari agar tidak langsung membakar dengan suhunya yang panas, hingga awan hitam pun berkumpul menjadikannya rintik hujan yang jatuh ke bumi dan membuat jalanan basah. Pak Alexander berpikir apa yang akan dilakukan kalau sudah terjadi hujan di tengah jalan.
Pesawat saja mempunyai radar sendiri kalau mau landing di bandara. Masuk akal juga kalau Pak Alexander tidak langsung menerobos jalanan yang basah karena hujan. Benar, kali ini Pak Alexander tidak membawa mobil pribadinya.
Di sebuah pohon yang rindang Pak Alexander berhenti dan melanjutkan perjalanan pulang sampai di rumah. Pak Alexander sudah disambut oleh istrinya di rumah dalam kondisi basah kuyup.
Kemarin, Pak Alexander pergi ke rumah ibunya yang ada di desa. Ibunya masih terlihat baik-baik saja setelah dirinya mendapat kabar dari adiknya kalau
Ibunya rindu dengan anak pertamanya.Kesuksesan itu akan menjadikan rasa bangga pada Ibunya kalau anaknya pulang ke rumah. Bahkan, sering bagi Pak Alexander mendapat pesan dari istrinya agar sering menjenguk ibunya. Karena berkat doa dan kerja keras ibunya Pak Alexander bisa seperti ini. Kesuksesan itu tak lain juga karena ibunya yang menyekolahkannya sampai menjadi Bos di sebuah perumahan.
Pak Alexander berdiri mematung di depan pintu rumah. Mengetuk pintu dan memanggil ibunya, dan rupanya sang ibu sudah ada di dalam rumah.
"Ibu baik-baik saja? Katanya adik kemarin ibu nangis-nangis kenapa?" Tanya Pak Alexander.
Suasana hening bersama wanita yang telah melahirkan dan juga membesarkan Pak Alexander sampai sukses. Bibir mungil ibu mulai mengembang dan angkat bicara, "Ibu tidak kenapa-kenapa kok" jawab Ibu
"Ibu capek ya? Sini aku pijitin!!" Kata Pak Alexander
Pak Alexander pun mulai memijit punggung Ibunya. Pelan-pelan, terasa lelah di punggung ibunya perlahan membaik sembari mengoleskan balsem yang terasa hangat.
Bakti sang anak kepada Ibunya, sang anak mulai menghentikan pijitannya. "Sudah, Nak. Sudah...! Terimakasih. Kamu juga mungkin capek. Sini biar Ibu juga yang pijitin" kata Ibu. Bahkan, Istri Pak Alexander yang tahu kalau suaminya pergi pamit ke rumau Ibunya mulai belajar kalau suaminya itu sebenarnya anak laki-laki dari sang Ibu yang tengah dipijiti Pak Alexander.
KAMU SEDANG MEMBACA
KACAMATA
General FictionKetika kursi ruangan diduduki para kaum hawa. Pagi ini, Suasana kantor ini serasa penuh dengan candaan para wanita, mereka memperbincangkan akan lipstik baru, tas yang penuh branded, wanita yang tengah berlatih speaking akan trend hijab terbaru, mer...