Pak Alex meminta karyawannya untuk tetap konsisten dalam menjalankan tugas. "Ketika hati mulai bicara dan tahu tentang sebuah kebahagiaan, kini cukup memandangmu saja sudah mengajarkanku banyak hal" gumam Ilyana sembari mengerjakan tugas kantor yang belum selesai.
Suara mesin printer yang begitu syahdu melahap semua kertas yang masuk ke dalam mesin, setelah selesai kulepas kacamata dan kuusap pelan kemudian kuamati lagi layar monitor di depanku. Mesin itu bergerak begitu cepat. Mesin itu mempunyai indikator kuning ketika menyala dan siap untuk dipakai. Merasa bahagia, seperti mempunyai mesin pencetak uang yang siap menelan seluruh kertas yang hendak dicetak.
Menjadi karyawan yang ulet memang butuh kerja keras. "Ilyana, kita tidak akan pernah tahu pada siapa hati kita akan memilih. Aku harap kamu juga bisa menjadi karyawan terbaik untuk tahun ini" kata Pak Alexander
Sementara kertas yang ada dalam mesin printer terus beroprasi. Kertas putih bersih yang masih belum tergores sama sekali, seperti hati Ilyana yang jauh dari rasa sombong. Bu Maya penyandang gelar karyawan terbaik itu juga memandangi Ilyana bekerja membolak-balik kertas ukuran F4 di depan mesin riso.
🌸🌸🌸
Pak Satya baru pulang dari kantor. Seharian dirinya membaca koran kabar pagi ini dimana ada seorang Manager perusahaan di Surabaya yang menginginkan seorang wanita yang bernama Ifa seorang pelamar pekerjaan baru di perusahaan untuk menjadi istri sang Manager di perusahaan tersebut. Manager itu awalnya meminta hanya untuk sebuah interview biasa dalam rekrutmen di perusahaan. Hingga Pak Satya hanya membaca berita viral sampai lama kelamaan jadi antusias untuk membacanya.Badan yang masih bercucuran keringat di hari sabtu malam minggu ini Ilyana mencoba menemani suaminya setelah seharian menadapati jalanan yang becek akibat diguyur hujan. Suasana akibat dingin diguyur hujan menjadikan lembab. Serta aroma tanah dan jalanan beraspal yang mulai disiram air hujan mulai terasa. Rintik hujan masih menyisakan genangan air di jalan.
Ilyana mencoba mengajak suaminya untuk jalan ke Monday Market yang mulai dijejali banyak pedagang dan juga kaum muda-mudi di pinggir jalan. Serta para Bapak dan Ibu yang juga mengajak anaknya untuk memilih pakaian.
"Kamu tahu Ilya, malam ini membawaku menjadi sedikit relax setelah seharian bekerja di kantor" kata Pak Satya
"Aku harap juga seperti itu, aku jauh lebih bersemangat menjalani hidup karena bisa bersamamu" ucap Ilyana lirih sembari berdiri di dekat penjual martabak.
"Eh, ramai banget ya!! Kamu mau pesan apa?" Pak Satya menunjuk menu yang ada di gerobak penjual martabak langganan yang kemudian tiba-tiba mengingatkan masa pacaran dulu.
"Aku mau martabaknya satu, kamu mau juga?" Kata Ilyana
"Baiklah berarti kita beli dua bungkus ya" kata Pak Satya
Usai beli martabak dan sejenak membawa masa muda mereka berdua pun pulang ke rumah. Ilyana beruntung mempunyai suami yang perhatian.
Sesampainya di rumah, Ilyana membuatkan kopi untuk suaminya. "Kamu pasti kedinginan tadi terkena tampesan air hujan waktu beli martabak. Sini ganti baju dulu biar aku buatkan kopi" Kata Ilyana yang mendapati suaminya menggigil dan menggosok-gosokkan telapak tangannya.
Ilyana memegang telapak tangan suaminya yang sejak tadi digosokkan berulangkali. Kenapa? Kedinginan ya. Ilyana meraih tangan suaminya lalu menelungkupkan kedua telapak tangannya kemudian meniupinya pelan. Bagaimana? Sudah hangat? Ilyana menyodorkan handuk agar rambut suaminya tidak basah karena gerimis di jalan yang tidak sempat bawa jas hujan. Terimakasih ya sudah buat Ilyana bahagia dan mengajak jalan-jalan.
🌸🌸🌸
Malam telah tiba. Ilyana pun segera tidur setelah berhasil meyakinkan suaminya dengan memperhatikan kesehatannya. Ilyana sadar kalau suaminya juga lelah selesai bekerja, namun Ilyana bersyukur bisa mengajak suaminya untuk jalan-jalan.
Mungkin besok Ilyana akan dibangunkan kembali dengan berbagai pekerjaan yang menumpuk. Ilyana semakin memperkuat pelukannya di tubuh suaminya. Berharap suaminya mampu menjadi penerang lampion malam ini.
Hingga akhirnya pagi pun menjelang, semoga Ilyana tidak terlambat untuk menikmati hari-harinya. Setelah beberapa laron tampak terbang rendah di halaman rumah yang berarti semalam sudah selesai hujan deras.
Ilyana pun sarapan dan segera berangkat mengenakan kaos olahraga. Kenapa? Karena perusahaan ada acaa jantung sehat. Sepatu sneaker kesayangan pun Ilyana kenakan.
Jam 6 pagi Ilyana sudah berhasil untuk fingger print. Terdengar sound sistem yang menggelegar dan suaranya begitu nyaring. Telinga ini seperti mendapatkan mood baru. Ilyana tampil mengenakan kaos olahraga berbahan dryfit yang bisa menyerap keringat.
Instruktur senam pun sudah siap. Dengan penuh semangat sebuah senam poco-poco memulai kegiatan pagi ini. Tak puas dengan joget itu dilanjut dengan senam kewer-kewer, hingga tinggal satu lagu entah apa yang merasukimu. Ilyana hafal betul gerakannya. Acara jantung sehat pun berjalan lancar. Muka Ilyana sudah dipenuhi keringat.
Kali ini, usai jantung sehat Ilyana dan rekan kerja lainnya bileh langsung pulang. Membakar kalori yang sudah banyak menumpuk di perut.
Banyak karyawan wanita yang juga ikut senam itu. "Hai gaisss...!!" Sapa Anggi yang hendak mengambil es buah yang sudah disiapkan untuk karyawan yang baru selesai jantung sehat.
"Entah apa yang merasukimmmuu...." Ilyana mencoba mencairkan suasana yang diikuti goyangan tangan mereka seolah kompak dengan lagu itu.
Sudah selesai dan capek, Ilyana segera pulang. Namun, Ilyana segera membersihkan ruangannya agar tidak kena marah Pak Alexander.
"Pak Alexander mana?" Tanya Anggi
"Sudah pulang duluan. Kamu lupa kalau hari ini weekend?" Ucap Ilyana
"Tumben.." kata Anggi
"Emang kamu tidak malmingan sama someone kamu?" Tanya Ilyana
Kalau Anggi sih sebenarnya juga kangen sama Rio. Tapi, lagi-lagi Rio kan juga lagi sibuk. Apa benar hari ini boleh pulang lebih awal? Anggi merasa bingung.
🌸🌸🌸
Kali ini perkataan Ilyana benar-benar terjadi. Anggi bertemu dengan Rio yang kedengarannya sudah pulang kemarin sore hingga mereka berdua bertemu di sebuah kedai.
Suasana lampu yang temaram sebuah kedai membuat suasana romantis. Rio pun mendapati wajah Anggi semakin tembem. Upss...Anggi kan lagi diet. Ah, tak apalah. Gini-gini Rio juga tetap suka kok.
"Rio, kapan mau melamar aku?" Anggi yang terlihat agresif melihat Rio
"Sabar dong bihunku... Aku juga butuh waktu untuk meyakinkan orangtuaku" kata Rio yang hampir tersedak es krim.
"Please.... Aku malu kalau ditanya Pak Alexander tentang hubungan kita loh. Kamu tega ya" kata Anggi
"Bilang sama Pak Bos kamu. Nunggu kerjaan Anggi kelar dulu baru aku ajak nikah" kata Rio
"Serius yaa...!!" Anggi semakin agresif
"Hahaha..." Tawa Rio membuyarkan harapan Anggi
Suasana kantor sudah selesai, suasana romantis bercampur rintik hujan menambah hangatnya hari ini. Hati Anggi semakin berdegub kencang.
"Iya, nanti aku akan datang ke orangtua kamu. Tapi, bihun janji bakal menyelesaikan tugas kantor tepat waktu" kata Rio
"Oke. Oke...lama lama kamu mirip Pak Alexander kalau ngomong" canda Anggi
Suasana pun kembali sunyi setelah Anggi pulang dari kedai dan selesai menikmati malam minggunya.
🌸🌸🌸
KAMU SEDANG MEMBACA
KACAMATA
General FictionKetika kursi ruangan diduduki para kaum hawa. Pagi ini, Suasana kantor ini serasa penuh dengan candaan para wanita, mereka memperbincangkan akan lipstik baru, tas yang penuh branded, wanita yang tengah berlatih speaking akan trend hijab terbaru, mer...