Mate

2.2K 232 30
                                    

Mubadzir kalo di diemin di draf.. Jadi di up aja deh..
Mumpung lagi mood..
Hehehehe..
Selamat membaca.. Dan abaikan typo ifa yang berserakan.. 😘😘






























Son tidak tau akan membawa Pin kemana, ia tak mungkin membawa Pin ke asramanya karena di sana pasti juga banyak Alpha yang menginginkannya.
Kemudian ia ingat akan suatu tempat, dan pada akhirnya Son membawa mobilnya menuju ke tempat yang ia yakini tak akan ada orang.

Mereka sampai di sebuah rumah sederhana, dan rumah itu cukup jauh dari kota, Son membuka pintu rumah itu dengan kunci yang selalu ia bawa kemana-mana, karena Son juga sering mengunjungi rumah lamanya itu, rumah itu adalah rumah peninggalan kakek nenek Son, sebelum mereka meninggal, Son sempat tinggal di rumah itu bersama dengan kakek neneknya.

Son kembali ke arah mobil dan membawa Pin masuk kedalam rumah dan menidurkan Pin di dalam kamar lamanya.
Son melihat ke arah Pin yang masih saja gelisah meskipun matanya terpejam.
Mata Son membulat saat melihat Pin kini membuka seluruh pakaiannya sendiri.

"Sial!! Bau si brengsek itu masih melekat padanya." umpat Son kesal.

Son merangkak naik ke atas ranjang dan mengungkung Pin di bawahnya. Ia masih tidak menyentuh Pin, Son masih saja menatap Pin yang sangat erotis di depannya.

"Maafkan aku.. Setelah ini kau mungkin akan membenci ku.. Tapi.. Aku tidak ingin kau bersama dengan orang lain.."

Son menunduk lalu mencium bibir Pin, menyesap bibir merah itu secara bergantian, dan Pin kini mulai membalas ciumannya.
Son mengeluarkan feromone nya hingga memenuhi kamar itu, Pin yang menciumnya semakin terengah dan semakin hilang ke sadarannya.

Son mencumbu setiap inci tubuh Pin yang sudah di penuhi bekas kismark milik Blue, dan menggantinya dengan miliknya.

"Hahh.. Ahh.. Lagi..hh.. Cium aku.. Hahh.." Pin kembali menarik tengkuk Son, saat Son melepaskan ciumannya.

Pin dengan rakus terus mencium bibir Son, dan Son tak tinggal diam, ia kini meraba bagian bawah Pin yang mulai basah, ia memasukkan langsung ke dua jarinya, dan membuat Pin memekik tertahan.

"Emmhh.. Hahh.. Hhh.. Aahhh.. Yaah di situ.. Aahhh.." Pin mengangkat kepalanya merasa kan sensasi nikmat yang Son berikan.

"Apa kau menyukainya.. Hemb?" Son menatap manik mata Pin yang sayu.

"Hemb.. Aahhh.. Suka.. Hahh.. Lagi.. Cium aku.. Aahh.. Emmhh.."

Son tersenyum melihat Pin menyukai permainan nya.
Kini ke dua tangan Pin yang awalnya meremas rambut Son, perlahan membuka satu persatu kancing kemeja Son, dan meraba tubuh Son yang putih dan terlihat sexi dengan abs di perutnya.

"Aahh... Lebih cepat.. Emmhh.." Son melihat wajah Pin yang memerah serta keringat di seluruh tubuhnya membuatnya tak bisa menahan lagi rasa sesak di area selatanya.

Pin mendesah kecewa saat Son tiba-tiba menjauh darinya, ia mengamati Son yang kini membuka seluruh pakaiannya dan kembali merangkak naik ke atas ranjang.

"Pin.. Kau bisa menggigitku jika merasa sakit." bisik Son.

Pin memejamkan matanya saat merasakan sesuatu yang bergesekan dengan muara holenya.
Son kembali menunduk dan mengecup ceruk leher Pin dan sesekali menjilati nya.

Krekk!!

"Aakkhh... Sa_sakit.. Lepas.. Hahhh.. Sakiit..." buliran air mata mengalir dari mata Pin saat Son menggigit lehernya bersamaan dengan memasukkan miliknya ke dalam lubang sempit Pin.

My Alpha "SONPIN" TaMaTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang