Marry Me

2.3K 208 74
                                    

Typo..✌✌

Lupa kalo ada chap ini di draf.. Hahaha..
Bagi yang menunggu  "Truth or dare" ga jadi up hari ini..
Maaf.. 😁😁

Dan.. Selamat membaca.. 😚😚



















Clang!!

Son terbangun saat mendengar ke gaduhan di luar kamar.
Dia duduk dan tak melihat Pin di sampingnya, Son segera mengambil boxernya dan mengenakannya kembali.
Dengan rambut yang berantakan juga wajah nya yang masih setengah mengantuk, ia keluar dari kamarnya dan mendapati Pin sedang mencoba membuat sesuatu di dapur nya, lebih tepatnya Pin terlihat sedang menghancurkan dapur rumah itu.

Son tersenyum melihat Pin mengerutkan dahinya, saat dia berusaha untuk membuat satu omelet, dan pada akhirnya omelet itu juga tak mungkin bisa di makan.

"Aarrgghh.. Kenapa sulit sekali.." gerutu Pin, dia masih tidak menyadari jika Son sejak tadi sedang mengamati nya.

Dengan hanya menggunakan kaos Son yang besar dan appron berwarna merah, Son bisa melihat paha Pin yang terpampang jelas, dan ada bekas kismark di sana.

"Aiisshh.. Son.. Berhenti berpikir untuk menerkamnya lagi.." Son bergumam sambil mengacak-acak rambutnya sendiri.

Son memutuskan untuk meninggalkan Pin, dengan ke kacauan yang dia buat.
Dia harus menyelesaikan masalah nya sendiri, sebelum dia menemui Pin.

"Hahhh..." Pin menghela nafasnya lagi..

Dia melihat ke sekelilingnya, nampak kekacauan yang dia buat.
Pin berpikir dengan tatapan sendu, bagaimana dia nanti bisa menjadi Mate yang baik untuk Son, jika membuat sesuatu untuk di makan saja dia tak bisa.
Salahkan sang ibu yang selalu melarang nya untuk membantunya di dapur.

"Aww.. Sshh.." tanpa sengaja Pin menyenggol teflon yang panas tadi dengan sikunya.

Son yang baru saja keluar dari kamarnya, segera menghampiri Pin dan memandangnya khawatir.

"Pin.. Kau baik-baik saja?" tanya Son, sambil meraih lengan Pin yang sedikit memerah di bagian sikunya.

"Aku tak apa.. Tapi.." Pin menjawab dengan matanya yang sedikit berkaca-kaca.

Son segera memeluk nya, dan tak ingin mendengar kan Pin yang kembali menangis hanya karena masalah sepele.

"Sshh.. Sudah.. Kita bisa makan di luar kan.. Berhentilah menangis, dan jangan lagi melakukan apapun di dapur."

"Hiks.. Maaf.. Aku memang tidak bisa melakukan apapun dengan benar.. Hiks.. Maaf.." ujar Pin masih terisak.

Son tersenyum lalu menangkupkan kedua pipi Pin, dan menghapus air matanya.

"Tidak masalah.. Karena aku mencintaimu.. Jadi apapun ke kurangan mu, aku akan tetap mencintaimu.." ucapan Son membuat semburat merah di kedua pipi Pin terlihat.

Pin kembali menunduk dan memeluk Son.
"Apa kau malu?" tanya Son, yang mendapatkan anggukan dari Pin.

"Manisnya.." goda Son lagi, dan Pin semakin menenggelamkan wajahnya di dada Son.

"Jika kau semanis ini.. Aku tidak yakin bisa menahan untuk tidak menyeretmu ke kamar lagi.." Son mendapatkan satu cubitan di pinggang nya dan Pin segera menjauh darinya.

"Dasar Mesum!!"  teriak Pin, kemudian dia hilang di balik pintu kamar.

Son tersenyum menggeleng, melihat tingkah malu-malu Pin.
Kemudian dia memutuskan untuk membersihkan kekacauan yang Pin buat, sementara dia menunggu Pin bersiap untuk pergi mencari makanan untuk sarapan mereka, mungkin sekaligus makan siang mereka, karena hari semakin siang.

My Alpha "SONPIN" TaMaTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang