mood swing 2

1.4K 163 40
                                    


Typoo..!!























Sesuai janjinya, Son kembali menemui Pin dan dia datang di sore hari setelah melakukan wawancara untuk pekerjaan nya.
Dia membawakan beberapa camilan yang biasanya Pin suka, berharap omeganya itu mau bicara lagi padanya.
Saat baru saja memasuki rumah itu, Son mendengarkan keributan kecil di dalam sana.

"Nong... Kau harus makan.. Sejak semalam kau belum makan apapun.. Na.. Biar phi yang menyuapi mu."

"Phii.. Aku tidak lapar!!"

"Hei.. Jangan bersikap kekanakan, kau tidak sendiri.. Di dalam dirimu ada calon keponakanku, jika kau tidak mau setidaknya pikirkan bayimu!!"  wanita itu bersikeras membujuk Pin yang masih tak mau membuka mulutnya.

"Aku tidak peduli!! Biarkan saja dia tiada bersamaku, lagi pula ayahnya saja tidak mau peduli pada kami." wanita itu menggeleng mendengar ucapan sang adik, lalu mengusap surai hitam milik adiknya itu.

Son mendengar perdebatan ke duanya dan merasa bersalah karena membuat Pin berpikiran buruk tentangnya.
Ia segera menghampiri Pin, meletakkan bingkisan besar di atas meja dan mengambil alih makanan itu dari tangan kakak iparnya.

"Huff.. Bujuk dia, aku sudah lelah membujuknya." ujar Prim lalu pergi meninggalkan Son bersama Pin yang tak mengatakan sepatah katapun padanya.

"Pin.. Ayo makan, aku suapi oke?!"

"Tidak mau!!"

"Pin.. Ayolah.. Jangan keras kepala, humb?! Kau bisa sakit Pin.." bujuk Son sehalus mungkin.

"Apa pedulimu?!! Biarkan saja aku ma_"

"PIN!!" bentak Son memotong ucapan Pin.

Pin seketika menunduk meremas ujung kaosnya.
Son menyesal karena membentak Pin, karena dia tidak ingin Pin mengatakan hal buruk lagi.
Son sangat mencintainya dan juga kehidupan yang ada di dalam diri Pin.
Ke salahannya di sini karena dia lupa untuk memberi kabar pada Pin, jika dia tidak bisa menemui Pin untuk beberapa hari.

"Maaf..." lirih Son.

Son meletakkan piring yang ada di tanganya ke atas meja.
Dia berlutut di depan Pin menggenggam tangannya kemudian mengecupnya.
Liquid bening mulai menetes dari mata omeganya itu, Son menggigit bibirnya merutuki ke salahannya.

"Pin.. Maafkan Son na.. Humb?!" Son menghapus air mata Pin.

"Aku janji tidak akan pergi kemanapun tanpa seizinmu.. Berhentilah menangis.. Baby pasti juga sedih.. na.. Dan kau harus makan, biar baby bisa sehat. Pleace... Kau juga mencintai baby kan?!" Son mencoba membujuk Pin dengan masih mengusap lembut pipi Pin yang sedikit tirus.

Pin mengangguk pelan, dia masih sedikit sesegukan dan tak berani menatap Son.
Son tersenyum lalu ia kembali duduk menyeret kursinya untuk lebih dekat dengan Pin.
Dia menyuapi Pin sampai makanan di atas piring itu habis.
Dan Pin masih tak ingin melihat ke arahnya.

"K_kau bisa pulang.. Aku sudah makan." lirih Pin, membuat Son kembali merasa bersalah.

"Aku tidak akan pergi kemanapun.. Apa kau tidak merindukanku?!"

"Aku hanya tidak ingin merepotkanmu.. Aku janji akan makan dengan baik dan menjaganya.. Kau bisa pergi sekarang."
Son menghela nafas panjang kembali meraih tangan Pin menggenggamnya dengan lembut.

"Pin.. Son minta maaf.. Lain kali aku janji akan memberitahumu.. Maaf... Aku benar-benar sibuk dan lupa memberi tahu mu.. Aku tidak keberatan mengurusmu.. Karena sebentar lagi kita juga akan tinggal bersama.. Kau aku dan juga baby.. jadi.. Ku mohon.. Jangan membahayakan dirimu dan juga baby lagi na.. aku tidak ingin ke hilangan kalian berdua.. Aku sangat mencintai kalian.."
Pin kembali terisak mendengar ucapan Son.

My Alpha "SONPIN" TaMaTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang