Lembaran Baru

5.6K 538 10
                                    

Diperjalanan pulang Jennie dan sang Mama tak banyak bicara. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Pikiran Jennie didominasi Limario, dia tak bisa menghilangkan bayang-bayang pria tampan itu. Sikap coolnya, hidung mancungnya, alis tebalnya dan bibir tebal itu. Bibir yang beberapa jam lalu sempat singgah di-

"Aih, kenapa jadi mesum kayak gini sih."

Jennie menggelengkah kepalanya dengan cepat. Membayangkan adegan tadi membuat sudut bibir Jennie berkedut menahan senyum.

"Kamu bahagia batalin pertunangan kamu sama Limario?" Tanya Mama yang melihat keanehan putrinya.

"Ma." Rajuk Jennie dengan nada imutnya.

"Apa? Udah jangan ngomong dulu sama Mama. Mama lagi marah sama kamu. Gara-gara kamu mama kehilangan menantu idaman mama." Kesal sang Mama.

"Ma, Jennie mau cerita. Mama dengerin ya."

*

Lima menit berlalu, Limario masih betah memeluk Jennie. Begitupun dengan Jennie yang masih betah memeluk pemuda tampan itu. Cinta mulai tumbuh tanpa mereka sadari. Namun keduanya sama-sama berusaha untuk saling membunuh cinta yang tumbuh.

Jennie tidak biasa mengejar cinta laki-laki sedangkan Limario tidak tahu bagaimana caranya memperlakukan pasangan. Bagi Limario memberi status dan kepastian sudah cukup untuk sebuah hubungan, tanpa komunikasi yang cukup, tanpa perlakuan manis atau sekedar kata rayuan.

"Saya sayang sama kamu J." Ucap Limario yang masih betah memeluk Jennie. Hati Jennie luluh mendengar pengakuan Limario. Tapi ia tidak bisa bertahan dengan manusia batu seperti Limario.

Limario mengurai pelukannya. Ditatapnya Jennie untuk beberapa detik sekedar memuaskan egonya. Gadis cantik berpipi mandu yang sudah membuat Limario jatuh cinta saat pertama kali mereka bertemu sepuluh tahun lalu.

"Mama bikinin sarapan buat kamu. Makan ya, Li." Jennie membuka tempat makan yang berisi makanan kesukaan Limario.

Limario makan dengan lahap, perutnya belum terisi apapun sejak kemarin sore. Ditambah lagi kedatangan Papa Jennie dan Papanya semalam membuat nafsu makannya hilang.

Jennie memperhatikan Limario yang makan dengan lahap. Senyumnya terbit, dan secara refleks tangannya mengelus kepala Limario.

"J, jangan bersikap seperti ini. Tolong jangan bikin saya nyaman." Tegur Limario.

Jennie tersadar, hubungannya dan Limario sudah berakhir beberapa menit yang lalu. Dirinya yang meminta, dan sekarang ia seolah-olah menarik ulur hati Limario. Suasana hening seketika tercipta diantara keduanya. Baik Limario dan Jennie sama-sama sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

"Li." Panggil Jennie. Limario menoleh pada gadis di sampingnya.

"Kamu mau merubah sikap kamu kan? Jujur, aku mulai sayang sama kamu. Tapi aku gak suka dinomor duakan sama pekerjaan kamu, Aku mau kamu yang selalu ada buat aku." Pinta Jennie.

"Kalau kamu mengizinkan saya akan berusaha semampu saya." Ucap Limario.

Jennie menganggukan kepalanya, mata mereka bertemu untuk beberapa detik. Mata Limario beralih pada bibir tipis Jennie yang menggoda dirinya. Entah siapa yang memulai, kedua bibir mereka sudah menempel. Limario melumat bibir bawah Jennie hingga membuat sang empu bibir menegang.

Jennie tersadar dengan apa yang barusan terjadi. Ia mendorong dada Limario memberi jarak.

"Maaf J." Ucap Limario gugup.

OH! MY LILI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang