Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
I want her to be the only girl that I love for the rest of my life And give her the best of me 'til the day that I die
-Limario Ruther Manoban
***
Limario dan tuan Kim sedang duduk diruang keluarga. Sementara Jennie dan sang ibu sedang sibuk didapur menyiapkan makan malam.
"Kamu baik-baik saja Lim? Apa Jennie menyusahkanmu?" Tanya tuan Kim yang heran melihat tingkah aneh Limario.
"T..tidak paman." Jawab Limario gugup.
Limario menghela napas, "Paman?"
"Saya ingin membicarakan hubungan saya dan Jennie." Limario memberi jeda untuk meyakinkan hatinya.
"Saya ingin menikahi Jennie paman, saya tau paman akan mempertimbangkan keseriusan saya, apalagi saya sekarang belum mendapatkan kerja lagi. Tapi paman, saya akan berusaha membahagiakan Jennie." Ucap Limario.
Tuan Kim menatap tajam ke arah Limario. "Kamu berani menjamin bisa memenuhi kebutuhan putriku Lim?"
"Saya akan berusaha paman, saya jan-"
"Aku mau pernikahan kalian dilangsungkan bulan besok." Putus tuan Kim.
"Ta-"
"Ayo kita bicarakan dengan ayahmu."
***
Jo Manoban mengernyitkan dahinya saat Jiwon, sekretarisnya memberitahu kedatangan Limario dan Kim Taeyeon.
"Ya. Duduklah." Jo menyuruh Limario dan Kim Taeyeon duduk di sofa tamu.
Jo menatap Kim Taeyeon berusaha meminta penjelasan lewat tatapan mata. Kim Taeyeon mengangkat bahunya acuh.
"Tanyakan pada putramu." Ucap Kim Taeyeon.
"Lim." Panggil Jo. Limario menghela napas sebelum mengutarakan keinginannya pada sang ayah.
"Saya mau menikah dengan Jennie Pa."
"Menikah? Bukankah kau dan Jennie sudah mengakhiri pertunangan kalian?" Heran Jo. Ia menatap Limario dengan alis nyaris bersatu.
"Pa, tolong jangan banyak bertanya. Papa cukup memberi saya restu." Keluh Limario.
Kim Taeyeon yang sedari tadi menyaksikan perdebatan ayah dan anak itu tak kuasa menahan tawa. Dia tahu bagaimana perasaan Limario saat ini. Karena ia juga pernah diposisi ini ketika melamar sang istri.
"Jo... kasihan putramu. Kau terlalu banyak bertanya Jo. Menyebalkan bukan Lim?"
Jo terkekeh lalu menepuk pundak sang putra yang duduk disampingnya.
