Yang kamu libatkan itu hati dan perasaan seseorang
***
Limario menarik Jennie saat seorang pemuda hendak memeluknya. Dia menatap tajam ke arah sang pemuda, alih-alih takut dengan tatapan Limario, pemuda itu malah memberi tatapan menantang.
"Lo lagi." Ujar sang pemuda dengan senyum sinisnya, "Berhenti ganggu kehidupan Jennie." Si pemuda bermata Sipit itu mengancam Limario.
"Saya tunangannya, saya lebih berhak daripada kamu." Tekan Limario. Genggamannya semakin erat saat Jennie berusaha melepaskannya.
"Dan gue pacarnya, orang yang lebih dicintai Jennie."
Rahang Limario mengeras mendengar ucapan pemuda itu. Atensinya ia alihkan pada Jennie yang meringis kesakitan karena genggaman dipergelangan tangannya. Melihat wajah kesakitan Jennie, akhirnya Limario luluh. Perlahan genggamannya mengendur. Jennie menghela napas lega. Dia menatap Limario tajam.
"Mau kamu apa sih Li? Bisa gak sekali aja kamu jangan ganggu aku. Aku tau kamu tunangan aku, tapi bukan berarti kamu bisa bersikap seenaknya kayak gini. Apa sih yang dilihat papa dari kamu?" Jennie meluapkan emosinya, mata kucingnya menatap penuh kebencian pada Limario.
Sejujurnya Jennie lelah menghadapi Limario. Apalagi setelah mereka bertunangan satu tahun lalu, Limario semakin posesif. Jennie sangat tidak menginginkan perjodohan dirinya dengan Limario. Dia ingin menikah dengan orang yang dicintainya, bukan menikah karena bisnis. Ingin marah, namun ia masih menghargai orangtuanya Jennie tidak ingin mereka kecewa. Tapi setelah menghadapi sikap Limario selama setahun, membuat Jennie muak. Berbagai cara ia lakukan agar Limario mau bersepakat untuk membatalkan pertunangan mereka. Namun Jennie keliru, sikapnya yang seperti ini membuat Limario semakin posesif.
"Kita pulang sekarang J." Pinta Limario, pemuda itu sedang berusaha meredam egonya agar tidak berbuat kasar pada Jennie.
"Enggak Li. Aku mau pulang sama Zayn." Jennie mengamit lengan Zayn lalu mengajak Zayn pulang.
Limario menatap punggung Jennie dengan perasaan bersalah. Dia menyesali sikapnya pada Jennie barusan.
Beberapa orang yang sedari tadi menyaksikan aksi sepasang tunangan itu mulai membubarkan diri. Mereka mendesah kecewa karena tak ada adegan saling pukul. Dengan langkah berat Limario berjalan ke arah mobilnya. Mobil Limario meninggalkan area kampus Jennie.
***
Jennie menatap sendu langit malam. Hati dan pikirannya lelah. Lelah menghadapi sikap Limario, lelah memikirkan cara bagaimana mengakhiri pertunangannya dengan Limario. Jika dirinya yang meminta untuk membatalkan pertunangan mereka maka Papa akan kecewa.
Pintu kamarnya terbuka menampilakan siluet sang Mama. Beliau menyalakan lampu kamar Jennie, senyumnya terbit saat melihat putri kesayangannya sedang berdiri di balkon. Beliau menghampiri Jennie, lalu memeluknya.
"Ma." Keluh Jennie saat merasakan hangatnya pelukan sang Mama. Jennie tak kuasa menahan tangisnya, Mama yang selalu mengerti suasana hatinya.
"Limario lagi?" Tanya sang Mama dengan nada lembut.
Mendengar pertanyaan Mama, membuat Jennie takut untuk mengutarakan keinginannya. Dia takut Mama kecewa.
"J, dari awal Mama gak maksa kamu untuk menyetujui pertunangan ini. Kalo kamu gak nyaman, lepaskan." Ucap Mama Jennie. Beliau mengurai pelukannya lalu mengusap sisa air mata yang mengalir dipipi mandu sang putri.
"Ma, kalau J mengakhiri hubungan J dan Limario sekarang, apa Papa akan marah?" Tanya Jennie.
"Papa gak akan marah sayang, Papa sama Mama mengutamakan kebahagiaan kamu. Apa yang membuat kamu nyaman Mama sama Papa akan dukung itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
OH! MY LILI
RomanceTerima kasih sudah mengizinkan saya masuk ke dunia kamu. Walaupun saya tidak tau akhirnya akan seperti apa, tapi saya yakin rencana Tuhan luar biasa.