Tugas pertama dalam cinta adalah mendengarkan yang tak terucap.
Ketika ia hanya mampu diam. Percayalah, bahwa sesungguhnya ia tidak benar-benar diam. Jadilah pendengar yang baik, sebab ia membutuhkan kenyamanan dan perhatian yang tulus.
***
🎵***
Jennie menyipitkan matanya saat sinar matahari mengganggu tidurnya. Gadis bermata kucing itu menggerutu pada orang yang baru saja membuka tirai kamar rawatnya.
"Bangun J, mandi dulu gih. Dokter bentar lagi periksa kamu. Mama mau beli kopi dulu."
Jennie membuka matanya dengan sempurna saat mendengar suara sang ibu lalu disusul suara pintu yang tertutup. Mata kucingnya terpusat pada sosok yang sedang menikmati sarapannya. Jennie mempertajam penglihatannya saat melihat luka lebam di pipi kiri Limario dan darah yang mengering di ujung alisnya.
Dengan gerakan cepat ia menghampiri Limario. Jennie mengangkat dagu sang suami.
"Saya baik-baik saja." Jawab Limario seraya menepis pelan tangan Jennie. Pemuda bermata sayu itu lalu kembali melanjutkan sarapannya.
Jennie tersenyum sinis, dengan sengaja ia menekan luka dipipi Limario hingga sang empu pipi meringis.
"Sakit J." Gumam Limario.
"Harus ya adu pukul kayak gini?" Tanya Jennie seraya mengelus pipi Limario.
"Kamu tidak marah sama saya?" Bukannya menjawab, Limario malah balik bertanya. Pemuda itu menggengam tangan Jennie yang tengah mengusap pipinya.
"Chaeyoung udah jelasin semuanya. Maafin aku ya, harusnya kemarin aku dengerin kamu. Tapi salah kamu juga, kenapa main pergi gitu aja." Rengut Jennie.
"Saya juga minta maaf. Bagaimana pun juga sekarang saya punya kamu, tempat berbagi saya. Maafin saya, saya menyakiti kalian." Limario mengusap perut rata Jennie.
"Lili, Taehyung dan Chaeyoung--"
"Ssst. Saya gak mau bahas itu sekarang."
Limario menarik tengkuk Jennie, ia mencium bibir ranumnya.
Jennie memejamkan matanya, meresapi rasa yang tercipta dari bibir sang suami. Tangannya mengusap bahu kekar Limario. Ciuman mereka semakin dalam, Limario menarik Jennie agar duduk dipangkuannya. Ia melepaskan ciumannya sejenak, bibirnya membentuk lekukan manis saat melihat wajah polos sang istri. Limario menenggelamkan wajahnya pada lekukan leher Jennie, ia mengecup leher jenjang Jennie.
"I Love You." Bisik Limario tepat ditelinga kiri Jennie.
Limario menarik tengkuk Jennie lagi. Suara decakan bibir mereka memenuhi keheningan kamar rawat Jennie. Selama sepuluh menit mereka asik bertukar air liur, napas Jennie terdengar memburu karena ciuman yang mereka lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH! MY LILI
RomanceTerima kasih sudah mengizinkan saya masuk ke dunia kamu. Walaupun saya tidak tau akhirnya akan seperti apa, tapi saya yakin rencana Tuhan luar biasa.