Will You Marry Me

4.2K 453 5
                                    

Disukai oleh Limarioruther_m dan 1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disukai oleh Limarioruther_m dan 1.456.901 lainnya

Jenniekim_ Beautiful morning with my Lili💚

Jennie tersenyum melihat hasil unggahannya. Pagi ini pagi paling indah untuk Jennie. Limario membangunkannya dan mengajaknya berbelanja bahan untuk sarapan karena kemarin mereka tidak sempat berbelanja. Jennie berpura-pura masih mengantuk dan bermalas-malasan didalam pelukan Limario. Berkali-kali Limario menegur Jennie untuk bersiap namun Jennie menolak. Akhirnya pemuda itu berangkat sendiri dan meninggalkan Jennie yang kembali tenggelam dalam pelukan bed cover hangatnya.

Jennie tersentak kaget saat mendengar benda jatuh dari arah dapur. Ponsel yang ia mainkan ia simpan begitu saja diatas kasur. Jennie berjalan penuh waspada ke arah dapur. Tatapan Jennie terarah ke tongkat Baseball yang terletak disudut ruangan yang menjadi sekat antara dapur dan ruang keluarga. Jennie mengambil tongkat Baseball itu dan berjalan ke arah dapur.

Saat hendak mengangkat tongkat Baseballnya Jennie dikagetkan dengan kehadiran Limario dari arah belakang.

"Li.."

"Kamu kenapa J? Kenapa bawa tongkat Baseball?" Tanya Limario heran. Pemuda itu mendekat ke arah Jennie, kedua tangannya membawa dua paper bag yang berisi bahan masakan.

Jennie mendengus lalu meletakan tongkat baseballnya ke tempat semula.

"Aku tadi denger benda jatuh. Aku kira orang jahat."

Limario tersenyum lalu mengusap puncak kepala Jennie. "Tuh temen kamu lagi nyari makan, kayaknya lapar deh." Ucap Limario sambil menunjuk kucing berspesies Ragdoll yang sedang menjilat bulu kakinya.

"Apaan sih kamu." Dengus Jennie.

Limario terkekeh, "J, masak ya?" Pinta Limario.

"Gak. Kamu udah samain aku sama kucing. Minta masakin aja ke kucing kamu."

"Ayolah sayang, saya lapar." Bujuk Limario sambil menarik tali dress tidur Jennie.

"Gak mau."

"J."

"Enggak ya."

"J." Bujuk Limario, pemuda tampan itu memeluk Jennie dari belakang. Diciumnya pundak polos milik sang kekasih.

"Aku bilang enggak ya enggak." Tolak Jennie.

"Sayang."

"Iya-iya. Aku masak." Bibir Jennie berkedut menahan senyum.

***

Jennie menatap takjub motor Ducati hitam yang terparkir disamping rumah Limario. Sebelumnya Jennie tidak tahu jika pemuda tampan itu bisa mengendarai motor besar. Jennie  bergidik ngeri lalu berlari ke dalam rumah.

"Lim." Panggil Jennie.

Limario yang sibuk dengan ponselnya menoleh sejenak.

"Motor kamu?" Tanya Jennie sambil menunjuk garasi. Limario mengangguk, atensi pemuda itu kembali teralih pada ponsel.

"Kalau gitu, ayo kita jalan-jalan." Jennie sangat antusias

"No." Tegas Limario.

Jennie mendesah kecewa gadis itu lalu mendekati Limario dan duduk di sampingnya.

"Lili." Goda Jennie sambil membelai dada bidang Limario.

Tak ada respon dari Limario. Pemuda itu masih sibuk dengan ponselnya. Jennie mencoba mengintip.

"Beresin barang kamu, kita pulang sekarang." Ucap Limario tiba-tiba. Jennie menarik tangan Limario saat pemuda itu bangkit dari duduknya.

"Kamu kenapa sih?" Tanya Jennie. Ia yakin suasana hati Limario sedang tidak baik. Perlahan ia menarik tangan Limario untuk duduk di sampingnya.

Limario menghela napas kasar, matanya enggan menatap Jennie.

"Lili," Jennie mengusap pipi Limario, "Cerita sama aku."

Limario menatap mata Jennie, yang ia dapatkan hanya tatapan kelembutan dari sang kekasih. Hati Limario luluh seketika. Limario menarik Jennie ke dalam pelukannya.

"Saya gak tahu kesalahan Mama saya se fatal apa. Dia selalu berbicara buruk tentang Mama saya." Lirih Limario.

Jennie mengeratkan pelukannya. Ia tahu 'dia' yang dimaksud oleh Limario pasti Ibu Taehyung, mama tirinya.

"Aku akan selalu disamping kamu." Tenang Jennie. Gadis bermata kucing itu mengusap punggung Limario.

"Dia... dia meminta saya buat lepasin kamu." Ucap Limario.

Jennie menegang mendengar ucapan Limario. Dengan paksa gadis itu melepaskan pelukannya. Ia menatap  mata Limario.

"Kamu gak berpikir mau nurutin permintaannya kan, Li?" Tanya Jennie khawatir.

"Kalau kamu mau, saya bakal lepasin kamu-"

Plak!

Limario meringis saat tangan mulus Jennie mendarat dipipinya.

"Sakit J." Ringis Limario sambil memegang pipi bekas tamparan Jennie.

"Mau lagi?" Tangan Jennie sudah terangkat hendak menampar pipinya. Namun Limario segera menahannya.

"Enggak J." Limario menahan tangan Jennie lalu menggenggamnya. Dia menarik Jennie ke dalam pelukannya.

Jennie memejamkan mata mencoba meredam kekesalannya pada Limario. "Aku gak suka kamu ngomong gitu. Aku cuma mau kamu Li, tolong ngertiin aku dan jangan ngomong kalau kamu mau lepasin aku."

"Iya saya minta maaf."

"Aku bakal ngomong sama Papa buat mempercepat pernikahan kita." Ucap Jennie. Limario mengurai pelukannya.

Jennie lagi-lagi menyinggung masalah pernikahan. Limario bingung harus bagaimana, pasalnya ia belum memiliki pekerjaan sekarang. Tabungannya hanya cukup untuk biaya pernikahan.

"Kamu mau menikah secepatnya?" Tanya Limario.

Jennie menganggukan kepalanya.

"J, tabungan saya mungkin hanya cukup untuk biaya pernikahan kita."

"Papa dan paman Jo gak akan keberatan masalah biaya Li."

"J, saya gak mau merepotkan siapapun termasuk papa saya. Saya mau membiayai pernikahan kita dengan uang saya sendiri. Kalau kamu mau menikah secepatnya saya sanggup, tapi pernikahannya tidak akan mewah." Ucap Limario.

"Tidak masalah Lili."

Mereka saling tatap. Limario meraih tangan Jennie dan menggengamnya.

"Will you marry me?"

***

OH! MY LILI Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang