"Pagi." Sapa Limario seraya memeluk Jennie dari belakang.
Hari ini merupakan hari pertama mereka menempati rumah baru yang Limario beli. Setelah perdebatan panjang dengan sang mertua akhirnya mereka setuju dengan rencana Limario. Hari ini tepat empat bulan setelah kejadian yang membuat Limario enggan bertemu dengan tuan Jo. Jennie sudah beberapa kali mengingatkan agar Limario segera memperbaiki hubungannya dengan tuan Jo tapi berkali-kali juga Limario menolak.
"Babynya menendang lagi?" Tanya Limario.
"Hmm." Jennie memejamkan matanya saat merasakan pelukan Limario semakin erat. Usia kandungannya sudah memasuki bulan ke tujuh, dan Limario semakin protektif. Apalagi ketika Jennie pertama kali merasakan keaktifan bayinya. Limario sampai tidak masuk kerja dan membawa Jennie ke rumah sakit memastikan Jennie dan calon buah hati mereka dalam keadaan baik.
"Papa menyuruh saya mengambil alih perusahaan."
"Papa?"
"Papa Kim."
"Kamu setuju?"
"Saya masih mempertimbangkannya. Tapi kemungkinan besar saya akan menyetujuinya, anak kita sebentar lagi lahir. Saya mau menemani kalian." Limario mencium leher Jennie, tangannya juga aktif memberi usapan diperut sang istri yang kian hari kian cantik. Papa Kim bilang, istri akan semakin cantik ketika mereka mengandung. Dan ya... Limario percaya itu.
"Jangan diambil kalau kamu ragu." Saran Jennie.
Limario menghirup aroma sang istri, semenjak hamil Jennie lebih menyukai vanila. Istrinya bahkan mengganti semua sabun dan body lotion yang mereka gunakan, kecuali pencuci wajah.
"Saya mau kamu." Jennie mencubit tangan Limario, ini masih pagi. Mereka bahkan baru saja mandi bersama tadi. Mandi bersama yang berujung pada kegiatan panas mereka.
"Aku lelah." Keluh Jennie sembari memutar badan. Posisi mereka saling berhadapan.
Jennie mengusap rahang Limario, jika mengingat ke belakang mereka hampir saja berpisah. Jennie tidak bisa membayangkan jika saat itu ia menuruti amarahnya. Mungkin persalinan nanti ia hanya akan didamping oleh orang tuanya. Lalu Limario? Dia pasti akan menemukan seorang gadis yang lebih cantik darinya.
'Oh my god' Jennie menggelengkan kepalanya saat mengingat hal itu.
"Why?" Tanya Limario.
"Aku lagi mikir kenapa kamu gak bosen-bosen bercinta terus."
"Oh, jadi kamu mau saya bosen sama kamu terus cari gadis lain gitu?"
"Yhak!" Teriak Jennie sambil meremas wajah Limario yang meninggalkan bekas kuku dihidung mancungnya.
"Awas aja kalau berani, aku sayat-sayat pipi kamu."
Limario bergidik ngeri mendengar ancaman Jennie. Lagi pula siapa yang mau mencari gadis lain, kalau hatinya sudah terkunci oleh satu nama.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH! MY LILI
RomanceTerima kasih sudah mengizinkan saya masuk ke dunia kamu. Walaupun saya tidak tau akhirnya akan seperti apa, tapi saya yakin rencana Tuhan luar biasa.