A million man can tell a woman she is beautiful, but the only time she will listen is when it's said by the man she loves.
***
"Lili."
Limario menoleh ke asal suara yang sudah tak asing ditelinganya
"J."
Limario berdiri dari duduknya. Pemuda itu lalu menghampiri Jennie. Beberapa gadis yang tadi berusaha mencari perhatian pada Limario berdecak kesal saat tau sang Pangeran tampan sudah memiliki permaisuri.
"Aku butuh penjelasan kamu." Ujar Jennie.
Limario tersenyum seraya berkata, "Nanti saya jelasin setelah selesai latihan."
Limario menyuruh Jennie duduk dibangku yang tadi ia duduki.
"Kamu tunggu di sini. Saya mau lanjut latihan dulu." Titah Limario, dia mencium puncak kepala Jennie. Para gadis yang sedari tadi menonton adegan Limario merasa iri pada Jennie.
"Jangan cemberut dong J, saya gak semangat latihannya kalau kamu kayak gini."
"Lagi kesel." Aku Jennie masih dengan wajah cemberutnya. Gadis itu bahkan enggan untuk menatap Limario.
Limario hendak membujuk Jennie, namun urung saat Hanbin menyuruhnya untuk segera melanjutkan latihan.
"Dilanjut nanti pacarannya Lim." Teriak Hanbin
"J. Saya latihan dulu."
Tak ada reaksi dari Jennie. Dengan berat hati Limario melangkah ke tengah lapangan di mana tim nya sudah berkumpul untuk melanjutkan latihan sesi ke dua.
"Lili." Panggil Jennie. Limario menoleh.
"Fighting." Teriak Jennie penuh semangat.
Limario tidak bisa menahan senyumnya, pemuda itu mengangguk.
Suara pantulan bola dengan ubin mulai terdengar. Teriakan para gadis yang sedari tadi menonton latihan tim nasional Incheon kembali terdengar.
Energi Limario sudah terisi penuh, poin demi poin ia cetak. Hanbin, sang kapten tim sekaligus teman satu tim nya dilatihan sesi ke dua tersenyum bangga.
"Good boy. Gak sia-sia pacar lo datang ke sini." Puji Hanbin saat Limario baru saja melakukan shooting dari titik three point.
"She is my energy." Ucap Limario.
Hanbin tertawa mendengar pernyataan Limario.
Tiga puluh menit berlalu. Latihan akhirnya selesai. Limario menghampiri Jennie dengan keringat yang menetes dari kening dan helaian rambutnya.
Jennie segera mengambil handuk dari tas kecil Limario. Dia menyuruh Limario duduk bersimpuh didepannya. Jennie mengusap keringat Limario, sorakan dari teman-teman Limario sukses membuat Jennie salah tingkah.
"Kenapa berhenti?" Tanya Limario saat Jennie hendak menyimpan handuk kecilnya.
"Malu." Jawab Jennie dengan suara pelan.
"Oh gitu. Ya udah saya minta mereka aja buat lap keringat saya." Ucap Limario sambil menunjuk ke arah kerumunan gadis yang sedari tadi meneriakan namanya.
"Enggak ya." Bentak Jennie. Gadis itu kembali melap keringat Limario.
"Liatnya ke aku jangan ke mereka Lili." Kesal Jennie saat Limario dengan sengaja melirik ke arah kerumunan gadis yang memanggilnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
OH! MY LILI
RomanceTerima kasih sudah mengizinkan saya masuk ke dunia kamu. Walaupun saya tidak tau akhirnya akan seperti apa, tapi saya yakin rencana Tuhan luar biasa.