Terima kasih sudah mengizinkan saya mengenal kamu. Walaupun saya tidak tau akhirnya akan seperti apa, tapi saya yakin rencana tuhan luar biasa.
~Limario Ruther M
***
Alice Park tersenyum lebar, gadis cantik itu memeluk Limario. Tanpa ia sadari gadis yang berdiri disamping Limario mulai mengerucutkan bibirnya. Kaki jenjangnya ia hentakan.
"Dasar anak nakal. Pulang gak bilang-bilang." Alice melepaskan pelukannya dengan gemas ia mencubit lengan kekar Limario.
"Maaf belum sempat mengabari, Chaeng bilang akhir-akhir ini kau sibuk." Ucap Limario. Alice mengangguk paham. Gadis itu lalu menoleh ke samping Limario, ia memberi kode untuk mengenalkan gadis disampingnya.
"Pacar saya."
Alice berdecak kagum mendengar pengakuan Limario. Limario tak pernah memberitahunya bahwa ia sudah memiliki seorang gadis. Yah meski beberapa bulan ke belakang adiknya sempat memberitahu bahwa Limario sudah bertunangan. Tapi beberapa hari lalu adiknya juga memberitahu bahwa Limario dan sang tunangan memutuskan untuk mengakhiri pertunangan mereka. Alice bahkan belum sempat bertemu dengan mantan calon istri sepupu kesayangannya itu. Dan lagi sekarang Limario sudah mengenalkan wanita yang ia klaim sebagai pacar.
"Chaeyoung bilang kau baru saja memutuskan mengakhiri pertunanganmu dengan putri tuan Kim dan sekarang kau sudah mengenalkan seorang gadis padaku." Ucap Alice. Gadis itu kembali mencubit tangan Limario.
Limario meringis sambil mengusap bekas cubitan Alice, "Kau tak mengenalnya?" Tanya Limario. Alice menggelengkan kepalanya.
"Dia putri tuan Kim."
Alice menatap Jennie dari atas hingga bawah lalu kembali ke atas. Diamatinya wajah Jennie, Alice meringis dia tidak tau putri tuan Kim yang mana.
"Jennie Kim?" Tanya Alice dengan suara pelannya.
Jennie mengangguk seraya tersenyum.
"Senang bertemu denganmu Alice Unnie." Jennie menunduk hormat.
"Maafkan aku." Sesal Alice.
"Aku tidak tau kalau kau putri tuan Kim. Aku belum pernah melihatmu."
Jennie mengangguk paham, Papanya memang tak pernah mengenalkan Jennie pada publik. Tentu saja atas permintaan dirinya, alasannya sederhana, dia tidak suka menjadi pusat perhatian.
"Ah tidak perlu minta maaf Unnie, yang penting Unnie sudah mengenalku." Ucap Jennie.
"Tapi adikku bilang kau dan anak nakal ini sepakat untuk mengakhiri pertunangan kalian? Tapi, sekarang kau dan Lim?"
Jennie tersenyum mendengar pertanyaan Alice. Gadis bermata kucing itu mengamit lengan Limario, lalu menatap pemuda di sampingnya.
"Aku dan Lim ingin memulai semuanya dari awal lagi Unnie. Aku belum mengenal Lim seutuhnya. Aku bahkan belum tau apa yang dia suka dan apa yang tidak dia sukai." Jelas Jennie.
Alice tersenyum lembut, "Aku mendukung hubungan kalian. Apapun yang terjadi ke depannya, aku harap kalian bisa lebih kuat menghadapinya. Aku ingatkan padamu Jen, anak ini sedikit menyebalkan."
"Alice Park." Geram Limario.
Alice memberikan tatapan menantang pada Limario.
"Tapi aku menyukainya Unnie."
***
Jennie baru saja keluar dari kamar mandi. Dress tidur berwarna putih melekat indah ditubuhnya. Memberikan kesan seksi.
Jennie duduk didepan meja rias peninggalan Luci, calon ibu mertuanya. Tapi sayangnya ia belum sempat bertemu dengannya, waktu tidak memberi kesempatan. Andai masih hidup, ia akan bertanya tentang Limario kecil.
Lamunan Jennie terusik saat pintu kamar terbuka. Dari balik pintu muncul Limario dengan pakaian rumahnya.
'Tampan'
Pemuda itu membawa nampan yang berisi air putih dan beberapa butir obat. Limario menyimpan nampannya di samping tempat tidur, setelahnya ia berjalan menghampiri Jennie.
Limario berdiri dibelakang Jennie, ia menatap pantulan Jennie dari cermin di depannya. Limario menunduk lalu memeluk Jennie dari belakang. Bibirnya mencium pundak polos Jennie yang tidak terhalangi apapun.
"Kamu mau menggoda saya hmm?" Bisik Limario tepat disamping telinga kanannya. Tubuh Jennie meremang seketika.
"Geli." Ucap Jennie.
"Kamu menggoda saya hmm?" Bisik Limario lagi.
Jennie melepaskan pelukan Limario, gadis itu berdiri menghadap Limario. Jennie berjinjit, tangan kanannya menarik tengkuk Limario.
Cup
Satu detik. Hanya satu detik.
"Lebih lama dong J." Pinta Limario, refleks Jennie mencubit perut Limario.
"Dasar anak nakal." Ejek Jennie.
Limario menarik pipi mandu Jennie, tidak terlalu keras namun sukses membuat sang pemilik pipi meringis.
"Sakit Lili." Ringis Jennie.
Limario terkekeh lalu mengusap pipi Jennie. Limario mengajak Jennie menuju balkon. Pemandangan kota Incheon dimalam hari membuat Jennie terpesona. Kerlap-kerlip bintang melengkapi indahnya malam ini.
Jennie memejamkan matanya menikmati belaian semilir angin diakhir musim panas ini. Ia merasakan lengan kekar melingkar diperutnya.
"Kamu bahagia?" Bisik Limario. Pemuda itu menompangkan dagunya dipundak Jennie.
Jennie mengangguk, matanya masih terpejam.
"J terima kasih." Ucap Limario. Perlahan gadis berpipi mandu itu membuka matanya. Ia menempelkan pipi mandunya dengan pipi Limario.
"Untuk?"
"Segalanya. Kamu tau, sepuluh tahun lalu, ada seorang gadis yang ingin menikah dengan saya. Pertemuan pertama kami didepan kamar mandi. Waktu itu saya kaget saat dia bilang kalau saya ini pangeran. Waktu itu saya ingin menyebutnya bidadari, tapi saya tidak berani untuk itu. Kami masih sama-sama kecil. Sampai pada suatu hari, Papa bilang ingin menjodohkan saya dengan putri sahabatnya. Yang ternyata bidadari yang saya temui didepan kamar mandi. Tapi, tuhan ingin saya kembali berjuang untuk mendapatkannya."
Jennie menelan ludahnya, ingatannya kembali pada saat ia dan Limario masih berstatus tunangan.
"Lili maaf." Lirih Jennie.
"Kenapa minta maaf?"
"Seharusnya bulan depan kita menikah. Tapi karena keegoisan aku... kamu..."
"Hey J"
Limario mengurai pelukannya, pemuda itu membalikan tubuh Jennie agar menghadap ke arahnya.
"Its okay. Semuanya baik-baik aja. Jangan salahin diri kamu."
"Tapi gara-gara aku kamu..."
"J, semuanya atas kemauan saya. Sudah saatnya saya melepas semuanya, Taehyung sudah kembali. Dia yang lebih berhak atas perusahaan papa saya. Dan yang terpenting sekarang, kamu mau menemani saya memulai semuanya dari awal."
Jennie memeluk Limario erat.
"Lili." Jennie mulai terisak dalam pelukan Limario.
Limario balas memeluk Jennie, ia mencium puncak kepala Jennie.
"Terima kasih sudah mengizinkan saya mengenal kamu. Walaupun saya tidak tau akhirnya akan seperti apa, tapi saya yakin rencana tuhan luar biasa. Saya sayang kamu J."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
OH! MY LILI
RomanceTerima kasih sudah mengizinkan saya masuk ke dunia kamu. Walaupun saya tidak tau akhirnya akan seperti apa, tapi saya yakin rencana Tuhan luar biasa.