.
.
.
Typo is my style
.
.
."Park Sooyoung! Ada paket untuk mu!" suara Wendy dari luar sana terdengar hingga ke dalam kamar Sooyoung. Sebelum Wendy berteriak lebih kencang lagi, Sooyoung menyimpan ponsel pintarnya setelah membalas pesan Taehyung yang mengajak dirinya untuk bertemu di apartemen milik pemuda itu.
Dahi Sooyoung mengernyit melihat sepaket kotak besar yang di pegang oleh Wendy. "Dari siapa?" tanya Sooyoung.
Wendy hanya mengedikan bahunya, "Tidak tahu, tapi kata Paman itu dari penggemar mu" jawab Wendy mengingat ucapan Paman pengantar paket tadi padanya.
Tanpa bertanya apapun lagi, Sooyoung membuka bingkisan tersebut. Dahinya mengernyit mendapati setumpuk bunga dahlia hitam didalam sana. Serius? Siapa orang yang kurang kerjaan begini memberinya satu kotak penuh berisi bunga dahlia hitam.
"Dari Taehyung ya?" tanya Wendy. Ia ingat beberapa hari yang lalu Sooyoung juga mendapatkan sebuah dahlia hitam dari Taehyung. Dan hari ini bingkisan tersebut juga berisi bunga hitam yang tidak berbeda dengan bunga yang diberi Taehyung waktu lalu.
Sooyoung menggelengkan kepalanya. Tahu benar bahwa bunga berwarna hitam seperti ini bukanlah tipe Taehyung sama sekali; Taehyung pasti lebih memilih memberikannya bunga matahari berwarna kuning menyala. Lagian jawaban pesan Taehyung kemarin menjawab rasa curiganya pada Taehyung. "Bukan dari Taehyung" jawab Sooyoung penuh keyakinan.
Bunga-bunga dahlia hitam tersebut Sooyoung keluarkan dari dalam kotak. Seperti ada sesuatu di dasar kotak itu yang menarik atensi Sooyoung hingga ia penasaran dan mengeluarkan semua bunganya. Dan firasat Sooyoung benar adanya, sepucuk surat menyapanya dari dasar kotak dibalik tumpukan bunga itu.
Tanpa membuang-buang waktu lebih banyak lagi, Sooyoung mengambil secari kertas tersebut. Dahinya kembali mengernyit membaca sederetan kalimat yang tertulis diatas kertas putih tersebut dengan tinta berwarna merah darah.
'Bunga hitam untuk seorang pengkhianat.
Aku sudah merelakan Jungkook-ku padamu, dan kau ingin meminta lebih?
Mati saja kau!'Kedua bola mata Sooyoung membola lebar, tidak menyangka akan mendapatkan sebuah surat yang secara tidak langsung memberikan sinyal ancaman untuknya. "Ini sebuah teror" desisnya dengan suara teramat pelan.
"Aku harus menemui Paman itu!" Wendy bangkit dari tempatnya. Kejadian seperti ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, terlebih ada seseorang yang terang-terangan memberikan sebuah ancaman. Sama sekali tidak bisa dianggap remeh. Wendy sangat tahu, sasaeng fans tidak pernah bermain-main dengan ucapannya.
Bunga-bunga yang berserakan itu Sooyoung kembalikan ke dalam kotaknya seperti semula, setelah itu ia bergegas kembali kekamarnya. Mengambil hoodie putih miliknya dan topi dengan warna senada. Sebelum Sooyoung benar-benar meninggalkan dorm mereka, ia sempat meminta izin pada Irene untuk pergi dan syukurnya wanita itu memberinya izin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Somewhere Only We Know [VJoy] [Completed]
Fiksi PenggemarI don't want to leave. I don't want to lose you. Even now we are getting far way. Even if I hold on to the second hand, it will be end. Kim Taehyung | Park Sooyoung Started : 2019 April 1st Finished : 2020 April 19th