Love! (2) [END]

148 9 2
                                    

“Selamat! Kau berhasil merebut hati orang yang kau cinta. Aku harap, kau benar-benar serius kali ini!” kata Hyunwoong sambil melempar bolanya ke ring.
Bola itu masuk kembali ke ring. Tak mau kalah, Taehyung mengambil bola tersebut dan mulai men-drible. “Kau tidak berniat merebut dia dari tanganku?” pancing Taehyung senang.

Hyunwoong melirik Taehyung dengan jengkel. Begitu Taehyung agak longgar, lagi-lagi Hyunwoong mengambil bola dari tangan Taehyung. Namun kali ini Taehyung cukup gesit. Dia kembali merebut bola yang diambil dari tangannya.

“Tidak semudah itu!” kata Taehyung sebelum mencoba melempar bola, dan untuk pertama kalinya siang itu, berhasil melesatkan bola ke ring. Hyunwoong berpura-pura tidak mempedulikan ucapan Taehyung, tapi konsentrasinya mulai buyar. Taehyung mencoba mendulang poin lagi, entah kenapa, Hyunwoong tiba-tiba kembali mempunyai kemampuannya yang biasa, tidak lagi seperti yang diperhatikan Hyunwoong sebelum pertandingan tadi.

Hyunwoong dan Taehyung terus berebut bola tanpa henti. Baru ketika peluh di wajah mereka sudah mengalir seperti air terjun, baru mereka berhenti. Dengan terengah-engah, Hyunwoong menghapus peluh dengan sisi bajunya.

“Aku kalah,” gumam Hyunwoong sportif.
Usai mengatakan hal itu, Hyunwoong berbalik dan mulai berjalan meninggalkan lapangan.

“Hyunwoong,” panggil Taehyung keras.
Hyunwoong berbalik dan menatap Taehyung ingin tahu. Taehyung melempar bolanya kepada Hyunwoong. Refleks, Hyunwoong mengangkapnya dan mendekapnya.

“Aku yang kalah! Jiyunie mencintaimu, bukan aku. Dia menolakku hari ini!” kata Taehyung sambil mencoba mengeluarkan senyumnya. “Selamat!”

Hyunwoong menatap Taehyung dengan tidak percaya. Jiyunie menolak Taehyung? Jiyunie mencintainya? Ini tidak mungkin jadi nyata! Dan dia harus menanyakan itu sendiri kepada Jiyunie tentang hal ini. Seandainya itu benar, Hyunwoong benar-benar menyesal telah membuang waktunya untuk meragukan Jiyunie selama ini. Hyunwoong melempar bolanya kembali ke Taehyung lalu berbalik dan bermaksud untuk berlari, namun belum sempat melakukannya, Taehyung kembali memanggilnya.

“Ada apa lagi?” kata Hyunwoong kesal.

“Ucapanmu aku kembalikan kepadamu! Kau harus serius sama dia. Karena kalau tidak, aku tidak akan segan untuk merebutnya kembali seperti merebut bola tadi dari tanganmu!” kata Taehyung sungguh-sungguh.

Hyunwoong tersenyum. Baru kali ini sejak beberapa bulan ini, dia benar-benar niat untuk tersenyum. “Aku tidak akan memberimu kesempatan sedetik pun!” balas Hyunwoong sebelum berlari dari lapangan basket itu.
“Tadi Jiyunie bilang mau ke ruang panitia, woong!!” teriak Taehyung yang direspon dengan acungan jempol oleh Hyunwoong.















Hyunwoong berlari tanpa henti. Saat dirinya bertabrakan dengan beberapa orang yang hendak pulang dari acara pentas seni mereka, Hyunwoong juga tidak peduli. Hyunwoong baru berhenti sejenak saat melihat penjual bunga yang berdiri di dekat ruang aula tempat acara berlangsung.

“Minta bunganya satu ikat, Pak,” kata Hyunwoong sambil merogoh kantongnya.
Hyunwoong mendesah kecewa saat dompetnya tak ada di sakunya. “Pak, saya bawa dulu ya, nanti saya bayar. Ehm, bawa saja arloji saya sebagai jaminannya.” Tanpa menunggu jawaban dari penjual bunga itu, Hyunwoong kembali berlari menuju ruangan panitia sekolah. Ketika dilihatnya Jiyunie tengah keluar dari ruang Panitia, tanpa banyak berpikir Hyunwoong meneriakkan namanya.

“Jiyunie...”
Jiyunie menoleh dan menemukan Hyunwoong tengah berlari ke arahnya.

“Aku menyayangimu!” kata Hyunwoong pendek sambil menyerahkan bunga yang dibawanya begitu jaraknya dengan Jiyunie hanya tinggal beberapa senti saja.

I LOVE YOU COWOK DINGIN [END!]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang