14

760 107 5
                                    

"Kakkkkkkk!!!!!"

Seungyoun tersenyum dan berlari ke arah Eunbin yang berada di depan mobilnya. Seungyoun baru aja kelar bimbingan. Kepala mumet banget karena lagi - lagi harus ada yang dicorat - coret. Gapapa, perjuangin skripsi itu masih belum ada apa - apanya dibanding perjuangin Eunbin.

Soalnya skripsi masih bisa dibetulin. Kalo Eunbin, belum tentu.

"Kamu udah nunggu lama ya? Maaf." Seungyoun melingkarkan tangannya ke pinggul Eunbin sambil membukakan pintu mobil.

"Masuk dulu yuk nanti kita ngobrol di jalan."

Eunbin nurut dan langsung masuk.

"Gimana hari ini? Kamu baik - baik aja?" tanya Seungyoun sambil ngelus rambut Eunbin.

"Lancar sih. Tadi ada pembagian kelompok dan kayaknya bisa diajak kerja sama semua. Btw, skripsi mu gimana? Gaada hambatan kan?"

Seungyoun cuma tersenyum paksa. "Ya gitu deh. Ada aja nih pulpen merahnya."

Eunbin meluk Seungyoun dan menatap Seungyoun, "Gapapa kak semuanya pasti ada waktunya."

Dan terbitlah kecupan di pipi Eunbin.



"Si Seungyoun susah bener dah ditelfonnya."

Seungwoo pengen ngomong kan lagi ngebucin gimana si lo pada. Tapi gajadi.

"Padahal kan bang Seungwoo dikit lagi flight. Dia lupa apa ya? Apa gimana sih hadehhhh," keluh Jinhyuk sambil garukin kepala nya.

"Gapapa udah. Lo semua jaga diri baik - baik ya. Gue cuma ke kota sebelah aja pada ribet banget. Ntar juga kalo ada waktu si Seungyoun pasti nyusulin gue sama lo semua," jawab Seungwoo nyantai.

"Tapi bang.." kilah Wooseok.

"Gapapa. Gue kan disana juga kerja. Bulan depan gue wisuda lu semua pada dateng ya. Jangan lupa bilangin si Seungyoun biar ga lupa."

"Bener - bener emang si Seungyoun!"






Seungyoun pun baru inget kalo Seungwoo sekarang berangkat ke Kalimantan. Katanya ada proyekan gede dari orangtuanya jadi dia harus ngurus sekalian jadiin pengalaman buat kerja. Masalahnya sekarang udah jam 2 siang dan pasti terlambat kalo maksain ke bandara.

"Bin, boleh aku pinjem hapeku sebentar?" Pinta Seungyoun.

"Mau ngapain sih?" Jawab Eunbin ketus.

"Bang Seungwoo hari ini flight. Aku lupa harusnya sekarang nganterin dia ke bandara. Anak - anak juga gaada yang aku kabarin. Gimana ya gaenak banget mana ke Kalimantan lagi," perjelas Seungyoun panjang lebar.

Eunbin cuma menghela nafas kasar sambil memutar bola matanya, kesal.

"Yaudah sih nanti sama aku aja dibilanginnya. Yang penting sekarang kamu nganterin aku dulu ke kosan. Hari ini mau ke rumah kamu kan ketemu mamah?" Kata Eunbin.

Astaga, mamah ada di rumah gak ya?

"Ya aku pinjem dulu hapenya buat telfon mamahku. Kamu tau sendiri dia suka pergi tiba - tiba."

Eunbin pun akhirnya ngalah dan ngasih hape pacarnya itu buat nelfon mamah.

"Mah? Mamah di rumah kan? Eunbin mau ke rumah nih. Kita ngeteh bareng ya," ujar Seungyoun.

"Masih aja kamu perjuangin cewek itu? Seungyoun mamah udah pernah bilang ya, kamu boleh milih kehidupan kamu seperti apa tapi tidak dengan jodohmu. Itu mamah yang tentukan dan itu bukan Eunbin."

Seungyoun cuma bisa diam dan matikan telfonnya.

"Gimana?? Mamah ada?" Tanya Eunbin.

"Mamah lupa Bin. Maaf ya, katanya ada urusan buat bisnisnya jadi dia gabisa ketemu hari ini. Padahal aku udah bilang dari 3 hari yang lalu! Nanti kita atur waktu lagi ya," ucap Seungyoun pelan. Berharap pacarnya tidak marah.

"Selalu begini hehe. Yaudah gapapa, emang belum waktunya. Kebetulan atau emang udah direncanain ya, Kak?"

Seungyoun menahan air matanya dan hanya bisa berkata, "Engga sayang, gausah mikir yang macem - macem. Yuk main sama aku aja oke?"

Eunbin cuma bisa ngangguk.

Kak Seungyoun✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang