Pagi jam menunjukkan pukul sepuluh, anak-anak yayasan sedang menonton tv di kamar bersama Jaka dan Icha. Sementara Vika dan Ibu yayasan sedang membuat cemilan di ruang makan. Terasa pagi itu sangat cerah dan udara yang sedikit sejuk.
"Bu, nanti biar aku yang goreng ya." Kata Vika.
"Jangan, nanti tangan kamu kena minyak goreng loh." jawab Ibu yayasan.
"Gak apa-apa Bu, kan sekalian aku belajar masak. Nanti kalau andai aku sudah berumah tangga aku jadi bisa masakin buat suami aku." kata Vika.
"Wah.. Hebatnya kamu sudah punya semangat, emang gimana hubungan kamu sama Aldo?"
"Baik Bu, awalnya sih dia terlihat dingin gitu, aku pikir dia dulu sudah punya pacar heheheh." kata Vika.
"Memang kalau Ibu boleh tau kamu apa yang membuatmu suka dan sayang sama Aldo?" tanya Ibu yayasan.
"Hmmm.. Banyak sih Bu, dia tuh perhatian, baik, kalem, pinter, ganteng, bersih, mukanya imut, trus Aldo itu selalu ngajarin aku kalau ada sesuatu yang aku kurang paham dalam mata kulia, apalagi kalau liat dia lagi serius baca buku atau lagi ngetik sesuatu, iihh… gemes banget pokoknya Bu…. Ah jadi malu." kata Vika sambil memeluk Ibu yayasan.
"Hehehehehe… gemes ya sama Aldo? Iya Aldo itu anak yang baik, gak seperti kakakanya ya." kata Ibu Yayasan.
"Hmmm…. Emang Ibu tau sifatnya kakanya Aldo?" tanya Vika.
"Yah kamu bisa tau kan, dulu anak Ibu….. Jingga... sampai suka sama kakanya, tapi kakanya malah mempermainkan Jingga." kata Ibu yayasan dengan wajah sedih. Dengan raut wajah sedih Vika pun mengusap punggung Ibu yayasan. "Setiap anak pasti punya karakter yang berbeda-beda, memang kakaknya Aldo itu lebih ganteng dari Aldo, tapi justru karena ketampanannya jadi menyepelekan orang lain, terkesan angkuh, segala sesuatunya harus di turuti, sementara Aldo sepertinya merasa tertekan selalu mendapat perlakuan kasar dari kakaknya.
"Kok Ibu tau?" Tanya Vika.
"Waktu itu Ibunya datang untuk merenovasi kamar disini, dan memberikan bantuan, Ibunya pernah cerita. Makannya itu Ibunya melakukan ini bentuk permintaan maaf karena anaknya sudah menyakiti Jingga." kata Ibu yayasan.
"Ibu sekarang masih kesel gak sama kakaknya Aldo?"
"Hmmm… dulu sempet kesel, tapi melihat ketulusan mamahnya Aldo untuk tetap membantu mempertahankan rumah ini, ditambah Aldo nya yang sangat sopan dan baik sama Ibu, jadi Ibu gak marah. Ibu sudah ikhlas. Setidaknya keluarga mereka sudah menunjukan itikad baik untuk bertanggung jawab." kata Ibu yayasan.
"Hmm.. Jadi dulu karena Ibu masih gak rela kehilangan anak Ibu, sampai Ibu mengubur anak Ibu sendiri di rumah ini?" Tanya Vika, Ibu kost pun mengangguk sedih. "Sabar ya Bu, yang penting sekarang anak Ibu sudah tenang disana." sambung Vika. Namun tiba-tiba terdengar seperti suara tangisan bayi di dalam kamar Rara. Ibu yayasan dan Vika saling menatap bingung.
"Kamu dengar sesuatu?" tanya Ibu yayasan.
"Iya aku denger Bu, trus kita harus gimana Bu?" tanya Vika.
"Ya sudah kita berdoa saja semoga gak akan ada kejadian lagi." jawab Ibu yayasan. Sementara Vika pun mengangguk dengan hati cemas.
@@@@@@@@@@@@@
Menjelang malam Vika dan Rara berada di kamar, mereka sedang duduk di ranjang sambil memegang handphon. Terlihat Vika tersenyum-senyum dan menutup mukanya dengan guling.
"Kamu kenapa Vik? Kayaknya lagi bahagia banget? Hehehhe." Canda Rara.
"Si Aldo ceritain katanya ada keseruan di kamar Yasa sama Evan." kata Vika.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA 4 (BAB 1 S/D BAB 22 END) ✔️
Horreurcerita ini kelanjutan dari Jingga 1,2,3 selamat menikmati