Di dalam kelas Aldo terdiam sambil menopang dagu, pandangannya lurus ke arah depan, suasana kelas tak begitu ramai karena jam kelas belum di mulai. Vika dan Icha pun masuk ke dalam kelas dan melihat Aldo yang sedang termenung.
"Sayang….. Kamu kenapa? Lagi ada masalah? Kamu gak sakit kan? Atau laper lagi?" tanya Vika sambil menyentuh kening Aldo dengan tangannya. Kemudian mengusap rambut Aldo yang halus dan wangi.
"Heh Vik.. Dimana-mana kalau laper kenapa harus di check jidatnya?" tanya Icha.
"Ya mastiin aja takutnya Aldo demam." jawab Vika. "Aaahh kasian kamu, pengen aku peluk tapi gak berani." sambung Vika.
"Gak apa-apa kok Vik, aku cuma lagi pengen diem aja." jawab Aldo. "Trus yang lainnya pada kemana?"
"Yasa biasa maen basket." kata Icha.
"Evan?"
"Tau deh kemana, paling lagi palakin jajanan anak orang." sahut Icha.
"Eh nanti sore gua mau ke yayasan, Rara hari ini pulang kerja jam berapa ya?" tanya Aldo.
"Hmmm.. Dia sih tadi katanya masuk pagi, paling nanti sore pulang, emang kenapa kamu ada perlu apa ketemu sama Rara?" tanya Vika.
"Aku mau cerita dan tanya aja sama dia tentang satu hal, maaf aku belum bisa ceritain dulu sama kamu dan yang lainnya." jawab Aldo.
"Trus nanti kalau kamu udah ketemu Rara ngobrolnya berduaan? Di kamar? Tutup pintu?" tanya Vika.
"Yaelaaah Vik. Bucin amat sih, tenang gua yakin Aldo gak begitu orangnya." sahut Icha.
"Nggak sayang, kamu juga nanti boleh denger kok, aku maunya ceritanya nanti biar gak ngulang-ngulang ceritanya sama kamu, trus sama Rara juga, mendingan sekalian aja kamu nanti denger." kata Aldo sambil memegang tangan Vika.
"Oh gitu, iya deh aku percaya sama kamu, tapi inget jangan cingkuh ya?" kata Vika.
"Aku gak cingkuh sayang.. Sungguh!" jawab Aldo.
"Misiii..… maap numpang liwat gangguin orang pacaran." kata Evan sambil membawa beberapa bungkusan dan duduk di bangkunya.
"Astaga Van, lu kab baru makan! Emang gak kenyang?" tanya Icha.
"Kenyang kok ayank embep, ini buat cemilan aja biar sibuk mulut aku kunyah-kunyah, aku gak suka kalau bibir aku nganggur." sahut Evan.
"Waduh.. Bisa begitu pikiranya." celetuk Aldo.
"Itu lu beli jajanan? Apa ngambil punya orang?" tanya Icha.
"Hmmm.. Anuu…. Dikasih temen kok. Hehehehhe…. Ayank embep mau?" jawab Evan.
"Van… kenapa sih lu selalu gitu? Nanti kalau orang lain gak suka sama sikap lu gimana? Jangan bikin malu gua lah. Kalau lu mau cemilan besok gua beliin, tapi jangan palakin punya orang." kata Icha.
"Eehh… iya maap ayank embep… janji gak malakin lagi. Maaf ya kalau aku bikin ayank embep malu, ya dah deh aku masukin tas aja cemilannya." kata Evan sambil membuka tasnya.
"Kok di masukin tas? BALIKIN!" Kata Icha.
"Ih jangan ayankkk, di emol aja kalau udah ambil barang gak boleh di balikin lagi, kecuali di tuker ukuran sama siapin stuk belanjaannya." jawab Evan dengan mulut komat kamit.
"Iihhhhh kesel gua sama lu!" jawab Icha sambil mencubit bibir Evan dengan gemas. Aldo dan Vika pun hanya tersenyum melihat tingkah mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA 4 (BAB 1 S/D BAB 22 END) ✔️
Terrorcerita ini kelanjutan dari Jingga 1,2,3 selamat menikmati