BAB 16

1.4K 104 15
                                    

     Pagi itu Rara sedang mencuci piring, sementara Ibu yayasan sedang mengantar anak-anak pergi sekolah. Icha dan Vika bergegas mengambil tas nya dan meneguk segelas susu hangat.

     "Raa.  Ibu kemana?" tanya Vika.

     "Biasa anter anak-anak ke sekolah, tadi katanya sekalian ke pasar.

     "Wati mana?" tanya Icha.

      "Wati ikut sama Ibu tadi ke pasar." jawab Rara.

     "Oh gitu, ya udah kita berangkat dulu ya." kata Vika.

     "Iya, hati-hati ya kalian." jawab Rara.

Kemudian Vika dan Icha pergi meninggalkan Rara yang sedang membereskan piring dan dapur. Kemudian Rara menyapu lantai. Suasana di rumah terasa sepi. Saat Rara sedang menyapu ia merasa seperti ada yang memperhatikan dirinya di depan kamarnya. Rara pun hanya terdiam dan melirik sedikit ke belakang, ia merasakan energi yang kuat seperti menarik dirinya untuk menengok ke belakang. Namun Rara berusaha tidak memperdulikannya.

Setelah membereskan rumah Rara segera masuk ke dalam kamar mandi. Setelah mandi ia membasuh tubuhnya dengana handuk kering. Namun saat ingin membuka gagang pintu seperti ada yang menahannya dari luar.

Dengan sekuat tenaga Rara berusaha menarik pintu. Tiba-tiba shower kamar mandi menyala dan mengucurkan air dengan deras. Rara menoleh ke arah shower. Dengan sedikit rasa panik Rara terus mencoba membuka pintu kamar mandi tapi tidak bisa terbuka.

      "Tolongg…. Tolongg……!" Teriak Rara berusaha meminta tolong, hawa panas dari air shower mulai membuat Rara keringetan semakin lama airnya semakin panas. Dengan wajah mulai memerah Rara kehabisan oxigen, ia tetap menarik pintu. Tiba-tiba pintu terbuka hingga membuat Rara terlempar sampai ke dinding kamar mandi. Showrer yang panas membasahi tubuh Rara." AAAAAAAAA…. PANAAASSSSSSSSSSS…….!"


          @@@@@@@@@@@@@@


  
     Yasa dan teman-temannya sedang belajar di kelas memperhatikan dosen yang sedang mengajar. Dengan serius Yasa mencatat semua materi yang diberikan oleh dosennya. Tak lama teras sebuah getaran dari saku celananya. Yasa pun perlahan merogoh kantong celana dan mengambil handphonnya. Saat melihat layar handphone ia melihat nama Ibu yayasan muncul di layar handphonnya.

     "Pak.. Maaf.. Saya izin ke toilet dulu." kata Yasa.

Akhirnya Yasa keluar dan berlari ke dekat lorong tolet. Yasa berusaha menghubungi ibu Yayasan kembali.

     "Haloo.. Iya Bu kenapa?" tanya Yasa.



             @@@@@@@@@@@@



     Sore itu Yasa dan teman-temanya datang ke rumah sakit, ia bertemu Ibu yayasan duduk di depan ruangan.

     "Yasaa….. Maafkan Ibu, beberan Ibu gak tau kondisinya karena Ibu abis anter anak-anak langsung ke pasar." kata Ibu yayasan.

     "Iya bu gak apa-apa.. Trus gimana kondisi Rara?" tanya Yasa.

     "Saat ini sedang ditangani dokter, kita suruh tunggu dulu sampai dokter kekuar dan memberitahukan kita.

     "Jadi Rara kejebak di kamar mandi?" tanya Icha.

     "Iya. Tubuhnya melepuh, mungkin pingsan saat terbentur tembok kamar mandi." kata Ibu yayasan.

     "Astaga! Pintu kamar mandinya macet apa gimana Bu?" tanya Vika.

     "Tadi sih nggak kenapa-kenapa. Ibu udah check kok… waktu Ibu pulang lihat tubuhnya melepuh karena air panas dan sudah dalam posisi tergeletak di lantai." kata Ibu yayasa.


JINGGA 4 (BAB 1 S/D BAB 22 END) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang