Pagi itu setelah mandi Vika sedang duduk di depan cermin sambil memakai pelembab wajah. Kemudian Vika menyisir rambutnya yang lurus dan lembut.
"Vik udah siap belum?" kata Icha sambil mengetuk kamar Vika.
"Iya sebentar lagi." jawab Vika. Kemudian ia kembali menyisir rambutnya dan memilih koleksi bandonya.
"Tok.. Tok.. Tok…."
"Iya Icha, ihh sebentar…. Ini lagi pilih bando." kata Vika. Kemudian Vika beranjak dari duduknya dan menutup tirai kamar.
"Tok.. Tok.. Tok…"
"Iihh Vika, bener-bener gak sabaran ya! Sabar sih…. Biasanya juga lu yang paling lama buat siap-siap." kata Vika. Kemudian Vika mematikan AC kamar dan membuka pintu sambil membawa tas nya. Kemudian ia berjalan ke teras depan. "Lu buru-buru amat sih, ngetok pintu kamar berkali-kali." kata Vika.
"Dih… siapa juga yang berkali-kali, gua cuma sekali doang, lu gak liat gua lagi pake sepatu?" kata Icha.
"Hah yakin bukan lu yang ketok kamar berkali-kali? Jangan becanda Cha." kata Vika.
"Yaelah ngapain sih gua bohong! Ya udah yuk kita cabut! Kunci pintu depan trus kuncinya taro di bawah pot bunga." jawab Icha.
"Ih berarti tadi yang ketok pintu siapa dong? Ah au ah…" jawab Vika dan berlari menyusul Icha ke depan pagar.
Kemudian saat menutup pagar Vika melihat jendela rumah dari depan pagar.
"Buruan! Lu liat apaan sih!" kata Icha.
"Tadi perasaan ada yang ngintip di balik jendela deh. Gak ad orang kan di dalem?" tanya Vika.
"Gak ada, kan Ibu anter Jaka ditemenin Wati, paling ke pasar." jawab Icha. Kemudian mereka jalan menuju kampus. Namun Vika berfikir saat ia melihat sosok yang mengintip dari tirai jendela.
@@@@@@@@@@
Aldo meletakkan mangkuk mie ayam di atas meja dan mengambil sebuah sumpit. Terlihat Yasa, Evan, Icha dan Vika sedang menikmati makan siang bersama. Terlihat Evan sedang sibuk sendiri.
"Gimana kondisi Rara? Trus siapa yang jagain dia di rumah sakit Yas?" tanya Aldo sambil menikmati mie ayam.
"Yah masih dalam perawatan intensif sih, cuma perban nya belum bisa di lepas, tapi udah ada keluarganya kok yang nungguin." jawab Yasa.
"Kayaknya lu ngantuk banget Yas, kurang tidur ya di rumah sakit?" tanya Icha.
"Yah tetep jagain dia, kadang tidur tapi kejaga aja, kasian suka denger dia ngerintih sakit. Kadang anterin dia ke depan kamar mandi." kata Yasa.
"Trus lu ikut masuk ke kamar mandi?" tanya Evan.
"Ya nggak lah! Dia masuk sendiri, kadang kalau ada perawat di bantuin." kata Yasa.
"Lu ngapain sih? Dari tadi sibuk sama saus botol, yang laennya udah pada makan mie." kata Icha.
"Ini loh embep.. Aku udah kocokin botolnya tapi sausnya gak keluar-kekuar, kesel deh." jawab Evan.
"Ya ampun itu kan udah abis sausnya. Nih yang masih penuh." kata Vika.
"Hmm.. Pantes… bukannya bilang Vik." kata Evan.
"Lagian kamu kan bisa ngerasain kalau botolnya enteng berarti isinya udah gak ada, tinggal sisa-sisa di pinggir botol." kata Icha.
"Eh.. Kalian masih kepikiran satu hal gak?" tanya Vika.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA 4 (BAB 1 S/D BAB 22 END) ✔️
رعبcerita ini kelanjutan dari Jingga 1,2,3 selamat menikmati