Suasana terlihat gelap dan pengap, Yasa, Icha, Aldo dan Vika berjalan perlahan nenyisiri rumah kosong hanya dengan bantuan senter. Dengan mebgendap-endap mereka melihat sekeliling.
"Ini rumah siapa sih? Kaya udah gak di tenpatin ya?" bisik Vika.
"Iya kaya rumah kosong gitu." jawab Icha.
Akhirnya mereka pun masuk ke daerah ruang tengah. Terlihat lilin-lilin yang menyala dan ada sosok yang tergeletak di tengah-tengah.
"EVANNNNNNN!!!!!" Teriak Icha. Terlihat Evan duduk terikat tali di tengah-tengah lingkaran lilin dan sebuah boneka. Kemudan Icha berusaha mendekati Evan namun tangannya di tarik oleh Yasa.
"CHA! SABAR DULU! Lu jangan mendekat!" kata Yasa.
"TAPI GUA MAU BANTUIN EVAN! DIA PACAR GUA!" teriak Icha dengan tatapan penuh emosi.
"Tahan dulu Cha! Kita gak tau siapa yang ngelakuin ini! Sabar!" kata Yasa. Kemudian Yasa dan Icha saling menatap marah. Vika pun berusaha memisahkan Icha dan Aldo menarik badan Yasa.
"Akhirnya kalian muncul juga. Selamat datang di rumah gua yang kosong ini." kata Rara sambil membawa sebilah pisau dan mulai mendekati Evan yang terbaring lemas di lantai.
"RARA…..!" Kata Yasa dan semuanya pun terkejut.
"YES… it's me Yasa heheheehhe.. " kata Rara tersenyum sambil mendekatkan ujung pisau ke leher Evan. Sementara yang lainnya pun dengan wajah panik melihat tingkah Rara.
"Kaaa.. Kaa. Kamu kenapa lakuin itu? Apa salah Evan?" tanya Yasa.
"Ra… lu kenapa sih? Kemasukan setan? Lepasin Evan Ra….!" kata Icha dengan mata berkaca-kaca.
"Kenapa? Hahahahahaha pasti kalian heran, dan tanya itu, udah gua tebak! Lu mau tau kenapa?" tanya Rara.
"Iya Ra, lu kenapa lakuin ini? Maksudnya apa?" tanya Aldo.
"Pertanyaan yang bagus Aldo…. Kalian mau denger cerita gua?" tanya Rara.
@@@@@@@@@@@
Flash back
Evan berjalan di parkiran motor SMA dan merogoh kantongnya untuk mengambil kunci motor. Saat ia memakai helm Rara datang menghampirinya.
"Hai Van… lu mau pulang?" tanya Rara.
"Iya nih, gua mau janjian sama cewek, biasa kenalan baru hehehe. Lu mau balik juga?" tanya Evan sambil menaiki motornya.
"Cewek? Siapa?" tanya Rara.
"Biasa adek kelas hehehe." jawab Evan.
"Tapi kan kita janji mau belajar bareng di rumah gua Van. Malah gua udah siapin makanan buat lu loh, gua sampe pagi-pagi nyiapin bahan masakan, jadi sore ini kalau kita jadi tinggal di masak." kata Rara.
"Aaahhhh.. So sweet. Makasih Ya Rara, tapi maaf gua ada janji sama adik kelas gua, lagian kita kan cuma belajar doang. Atau besok deh gua janji dateng ke rumah lu. Gimana?" tanya Evan. Kemudian dengan wajah sedih Rara menunduk dan menggigit bibir manisnya. "Lah kok lu sedih? Ra.. Kita kan cuma sahabat, masa lu gak support gua buat gua bahagia?" tanya Evan.
"Hah? Sahabat? Oh.. Ya dah lah… take care!" kata Rara dan pergi meninggalkan Evan.
"Raraa..! Hadehh dia ngambek lagi… au ah.. Bingung gua sama dia, lagian bukannya dia punya pacar ya? Kenapa gak sama pacarnya aja sih dia belajar? Au ah…" kata Evan. Kemudian Evan meninggalkan parkiran untuk bertemu adik kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JINGGA 4 (BAB 1 S/D BAB 22 END) ✔️
Terrorcerita ini kelanjutan dari Jingga 1,2,3 selamat menikmati