BAB 20

1.4K 102 30
                                    

     Evan berjalan menuju lorong kelas setelah keluar dari kamar mandi, dengan gaya yang lucu Evan berjalan menuju kantin. Tiba-tiba telfonnya berdering, Evan pun segera merogoh kantong celananya dan melihat layar handphonnya.

      "Iya kenapa, tumben telfon? Oh oke… nanti sore gua kesana. Ada apa sih? Bikin penasaran aja dah." kata Evan. Kemudian ia segera menyusul teman-temannya di kantin.

Terlihat teman-temannya sedang memesan makan siang. Yasa pun duduk dan meletakkan piringnya di atas meja.

     "Eh lu gak makan?" tanya Yasa.

     "Ini baru mau… eh Yas gua mau tanya dong.." kata Evan.

     "Mau tanya apa? Kayaknya serus banget lu! Udah sih lu pesen makanan dulu sana!  Daripada nanti lu kehabisan." kata Yasa.

     "Baiklah kisanak! Laksanakan!" canda Evan sambil mengepalkan ke dua tangannya di hadapan Yasa. Tak lama Aldo dan yang lainnya pun duduk di dekat Yasa.

     "Napa dia begitu? Kaya pelem kolosal." kata Icha.

     "Tau tuh tadi dia mau tanya serius sama gua." jawab Yasa. Tak lama Evan kembali duduk di samping Yasa.

     "Eh Yas… nanti gua mau acara reuni sama Rara, lu mau ikut gak?" tanya Evan.

     "Nanti sore banget? Kok dadakan banget? Biasanya kalau ada apa-apa lu kabarin gua?" tanya Yasa.

     "Emang Rara gak bilang sama lu?" tanya Evan.

     "Nggak... Dia gak bilang apa-apa." jawab Yasa.

     "Ya udah nanti lu ikut aja, anggep aja kejutan." jawab Evan.

     "Ah gua gak enak, itu kan acara lu." jawab Yasa.

     "Ya udah pokoknya tungguin gua balik yak! Jangan tidur dulu, ntar gua beliin cemilan dah." kata Evan sambil menikmati sepiring kwetiaw goreng.

     "Eh Yas, gua semalem mimpi aneh lagi deh." kata Icha.

     "Mimpi apaan?" sahut Yasa. Kemudian Icha menceritakan kejadian semalam dan mimpinya.

     "Nah gua juga ragu tuh Cha, kok boneka itu suka bau menyan. Emang Rara lagi ngapain sih?" tanya Vika.

     "Mungkin dia lagi komuniasi sama mahluk kali biar gak ganggu, positive thingking aja." kata Aldo.

     "Iya bener… udah biarin aja." jawab Yasa.

      "Tapi Yas?" kata Icha.

      "Ish Cha gak boleh pikiran negatif gitu sama orang. Pokoknya yang penting asal dia baik sama kita ya udah gak kan terjadi apa-apa." kata Yasa. Sementara yang lainnya saling menatap. Karena mereka tau Yasa tetap membela pacarnya.

                  @@@@@@@@@

     Sore itu Aldo memarkiran mobil nya di depan yayasan. Sementara Vika dan Icha keluar dalam mobil.

     "Ayo kalian turun juga!" Ajak Icha. Akhirnya mereka semua turun dari mobil dan masuk ke dalan yayasa. Terliaht anak-anak, Jaka dan Wati sedang duduk di ruang makan.

     "Eh Gua mau numpang ke toilet dong." kata Aldo.

     "Ya udah silahkan Al.. Mumpung kosong." jawab Icha dan berjalan ke ruang jemuran untuk mengambil handuknya. Namun saat berjalan ke arah pintu ia tersadar dan tak melihat boneka usang itu di meja. Icha pun segera masuk ke dalam. "Bu…. Boneka yang dibelakang dimana?"

      "Boneka Jingga? Perasaan kemarin ada. Mungkin anak-anak ada yang mainin kali." kata Ibu yayasan.

     "Ih kan bonekanya udah kotor." sahut Vika. Tak lama Aldo keluar kamar mandi dan duduk di samping Wati.

JINGGA 4 (BAB 1 S/D BAB 22 END) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang