flas back

4.1K 136 34
                                    

Terlihat semua tengah asyik becanda dan menikmati nya, Ibu yayasan dan Jaka pun ikut menikmati sepotong pizza dan pasta. Suasana terasa hangat.

"Ayo Bu, nambah lagi pizza nya, nanti keburu di abisin Evan loh! Ayo Jaka nambah yaa.. Mau kaka suapin gak?" tanya Vika.

"Iya makasih ya buat kalian, jadi ramai rumah ini. Ibu sangat berterimakasih sama Aldo dan mamahnya yang selalu membantu yayasan ini."

"Sama-sama Bu, kita juga seneng kok Ibu akhirnya juga bisa ikut kumpul disini." Kata Aldo tersenyum.

"Rumah ini jadi gede banget ya, selama rumah sebelah di renovasi untuk yayasan kedua, kan Ibu sama Jaka bisa kumpul disini. Siapa tau, setelah rumah sebelah sudah jadi makin banyak anak-anak yang kehilangan orang tuanya bisa menempati rumah sebelah dan berkumpul bersama kita semua." kata Evan.

"Jaka seneng gak kita bisa kumpul disini?" tanya Icha. Dengan malu-malu Jaka mengangguk tersenyum dan memeluk Icha.

"Wah... Jaka kesempatan yaaa peluk-peluk kak Icha, embep aku di ambil Jaka... huft!" canda Evan.

"Yeeeee cemburu sama Jakaa, malu woy!" canda Yasa sambil menempelkan saus tomat di pipi Evan.

"Astaga dragon Yasa! Lu iseng nya kebangetan ya!" canda Evan.

"Trus Kak Evan, Kak Aldo sama Kak Yasa tinggal sini juga kan?" tanya Jaka.

"Hmm.. Maaf Jaka, untuk saat ini kita belum bisa gabung ya, soalnya mamah kak Aldo sendirian di rumah, kalau suatu saat Jaka mau nginep disana juga boleh kok." kata Aldo tersenyum.

"Nanti Jaka bobonya sama kita rame-rame depan tv yak!" Sahut Evan.

"GAAAAAAAAKKKK!!" Jawab Yasa dan Aldo bersamaan.

"Lah emang ngapa dah? Kan Jaka adik gua juga." kata Evan.

"Gua gak rela kalau Jaka lagi tidur ketendang sama lu! Secara lu kalo tidur kaya baling-baling!" Kata Yasa. Semua pun tertawa bersama-sama mendengar ucapan Yasa. Sementara Evan dengan mulut komat kamit hanya menandang Yasa. Dengan cepat Jaka mencubit hidung Evan dan tertawa bersama. Mereka benar-benar terlihat bahagia, tertawa lepas.......

Namun tiba-tiba Rara dan Jaka terdiam saling menatap, membuat suasana menjadi hening.

"Kalian kenapa?" tanya Evan dengan wajah penasaran. Seketika suasana terasa sunyi saat Rara mendekatkan telunjuknya di depan bibirnya menandakan untuk diam.

Terdengar seperti suara tangisan yang menangis dari kamar Rara. Pintu kamar pun bergoyang seperti ada yang menyenggolnya. Sontak membuat mereka saling menatap heran.

"Rara... Jaka.... please kalian bisa jelasin apa itu!" kata Evan dengan wajah pucat.

"Suara bayi!" kata Jaka.

"Anaknya Jingga!" kata Rara.

Semua pun terdiam dan saling menatap heran.

JINGGA 4 (BAB 1 S/D BAB 22 END) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang