▪ Prolog ▪

1.8K 62 2
                                    

"Zahraaaa, bangunnn buruann, Rakha udah nunggu kamu tuh, nanti telat sekolahnya" kata Diana mama zahra.

"Iya maaa, " jawab Zahra dengan suara khas bangun tidurnya.

Zahra pun bangun dan siap-siap untuk pergi ke sekolah, hanya butuh waktu setengah jam ia telah siap dengan seragam sekolahnya. Ia pun turun ke bawah untuk sarapan pagi seperti biasa, disana sudah ada mama papa serta Rakha sahabat Zahra.

" Pagi mah,pah " sapa Zahra.

" Pagi sayang " jawab kedua orang tuanya.

" Gue kagak lu sapa, dasar " kesal Rakha.

" Hehe, pagi babang Rakha yang ganteng" goda Zahra.

Rakha hanya mendengus. Orang tua Zahra hanya bisa tersenyum melihat kelakuan putrinya itu. Mereka pun sarapan seperti biasanya, setelah sarapan Zahra pamit untuk pergi ke sekolah.

"Zahra sekolah dulu ma pa, assalamualaikum" pamit Zahra.

"Walaikusalam, hati2 sayang" jawab papa Zahra.

" Sekolah dulu tante " Pamit Rakha.

" Hati - hati bawa mobilnya nak " pesan mama Zahra.

" Siap tan " jawab Rakha.

Diperjalanan hanya musik one direction yang menemani perjalanan mereka. Zahra sangat menyukai lagu - lagu dari grup band itu. Tak butuh waktu lama mereka tiba di sekolah, seperti hari - biasanya Rakha akan keluar dari mobil duluan dan membukakan pintu untuk Zahra. Dan itu pun tak lepas dari penglihatan anak - anak Sma Trisakti. Banyak dari mereka yang ga yakin kalau Zahra dan Rakha hanya sepasang sahabat, karena mereka berdua udah kayak perangko, dimana ada Zahra pasti ada Rakha begitu pun sebaliknya. Mereka pun jalan beriringan, banyak orang yang menatap iri pada Zahra yang bisa mendapat perlakuan manis dari Rakha. Zahra hanya mendengus melihat tatapan mereka semua. Seperti biasa Rakha akan mengantarkan Zahra ke kelasnya terlebih dahulu, baru setelah itu ia pergi ke kelasnya.

" Belajar yang bener, jangan bolos, ntar istirahat gua jemput" pesan Rakha saat sudah tiba di depan kelas Zahra.

" Iya bawel " jawab Zahra.

Rakha pun tersenyum dan mengusap puncak kepala Zahra setelah itu ia pergi ke kelasnya

"Pagi guysss" sapa Zahra riang kepada sahabatnya.

"Ribut elah, masi pagi juga" sewot Nurhana.

"Hmm pagi" jawab Alliqa cuek.

"Sewot mulu luu" jawab Zahra.

Yaps, kenalin guys Alliqa dan Nurhana merupakan sahabat Zahra. Mereka baru kenal pas Sma cuman karena banyak kesamaan diantara mereka bertiga jadinya mereka cepet banget akrab. Tak lama jam pelajaran pertama pun dimulai.

"Selamat pagi anak anak. Hari ini kita kedatangan murid baru, silahkan perkenalkan diri kamu" kata Bu Sandra.

" Hai, pagi semua. Saya Alfred Devano Putra, saya pindahan dari London, sekian, terima kasih." Ucap Devino.

Zahra yang awalnya sibuk dengan hp nya, langsung mengangkat kepalanya ketika mendengar suara orang itu. Orang yang sangat ia benci, namun juga ia rindukan, seseorang yang menjadi alasan mengapa Zahra pindah ke sekolah ini. Matanya tak sengaja bertabrakan dengan mata Devano. Devano pun sama terkejutnya, ia tak menyangka akan bertemu dengan Zahra lagi.

" Baik kamu boleh duduk di bangku kosong belakang Zahra" kata bu Sandra sambil menunjuk kursi kosong dibelakang Zahra.

Devano hanya mengangguk. Ia pun duduk di bangku itu. Bu Sandra pun memulai pelajarannya. Sedari tadi Zahra dibuat tidak fokus, ia merasa Devano sedang memperhatikannya dari belakang.

" Duh, lama banget si istirahat" keluh Zahra.

" kenapa lu " tanya Nurhana yang kebetulan duduk di samping Zahra.

" Gapapa " jawab Zahra.

Nurhana hanya mendengus dan kembali memperhatikan Bu Sandra yang sedang menjelaskan materinya.

*****

" Raa, lu dicari Rakha tuh di depan " teriak Alliqa

" Iya bentar" jawab Zahra.

Devano yang dari tadi diam sambil memperhatikan Zahra menoleh saat nama yang tak asing di dengarnya. Saat ia melihat di pintu matanya langsung bertatapan dengan mata tajam milik Rakha. Rahang Rakha mengeras melihat seseorang yang sangat ia benci kembali lagi di tengah - tengah mereka.

" Yuk " ajak Zahra.

Zahra bingung ketika Rakha tak menatap ke arahnya, ia pun membalikkan badan untuk melihat apa yang sedang dilihat sahabatnya itu. Seketika ia tertegun, saat mata Devano dan Rakha menatap dengan pandangan saling membenci. Dengan lembut Zahra menarik tangan Rakha untuk pergi ke kantin. Rakha hanya menurut saat Zahra menariknya.

Devano yang melihat itu hanya tersenyum miris. Ternyata Rakha masih membencinya. Ia tak bisa sepenuhnya menyalahkan Rakha, karena memang ini kesalahannya. Ia yang memulai semuanya, ia yang membuat persahabatan mereka bertiga hancur menjadi seperti ini.

*****


Lanjut atau engga ?? ❣❣❣

Jangan lupa follow, komen dan vote nya

See youu 💋💋💋

ᴀʙᴏᴜᴛ ᴢᴀʜʀᴀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang