3.0

105 10 9
                                    

Hari senin, hari dimana semua orang tua khusus siswa kelas 12 berkumpul untuk membahas ujian yang akan diselenggarakan bulan depan.

Seperti sekarang Rakha pergi sekolah bersama bunda nya. Begitupun dengan semua temannya. Terlihat para orang tua yang ramai berjalan di lapangan bersama anak mereka.

" Yuk bun " ajak Rakha setelah melihat bunda nya keluar dari mobil.

Mereka pun jalan beriringan. Dari kejauhan terlihat Zahra yang melambai ke arahnya.

" Sama siapa berangkat? " tanya Rakha saat sudah berada di hadapan gadis itu.

" Sama papah, assalamualaikum tante " jawab Zahra seraya salim kepada bunda Rakha.

" walaikumsalam, tambah cantik aja kamu. Gimana kabar? Sehat aja kan ? " ceriwis bunda Rakha.

" Hehe sehat kok tan " jawab Zahra.

Bunda Rakha pun mengangguk.

Tak lama sebuah speaker mengumumkan agar seluruh orang tua murid berkumpul di auditorium lantai 4.

" Bunda ke atas dulu ya, " ujar Bunda kepada putranya.

" Ga Rakha temenin bun? " tanya Rakha.

" Ga usah, kamu disini aja sama Zahra, lagian temen bunda ada tuh " jawabnya sambil menunjuk segerombolan ibu - ibu yang memang rata- rata dikenalnya.

" iya deh " jawab Rakha.

Dikarenakan ada rapat dengan para orang tua murid hari ini jamkos. Tapi tidak dengan kelas 11 dan 10, khusus kelas 12 saja.

" kantin yuk, " ajak Rakha.

Zahra mengangguk. Mereka pun jalan beriringan ke kantin. Suasana kantin lumayan ramai pagi ini. Setelah membeli minum mereka pun duduk di tempat biasa.

" woyyy " ujar Rahman tiba - tiba sambil duduk di samping Rakha.

" berisik " jawab Rakha kesal.

Tak lama muncul Arfan, Liqa, dan juga Noy yang sedang  geleng - geleng kepala heran dengan tingkah Rahman. Mereka pun ikut duduk bersama Rakha dan Zahra.

" Minum apa? " tanya Arfan kepada temannya.

" Jus mangga aja " jawab Liqa.

" Lo berdua ? " tanya Arfan lagi.

" samain aja " jawabnya serempak.

Arfan pun mengangguk dan berlalu untuk memesan minuman. Tak lama minuman mereka pun datang.

" lo ngapain bawa tas ? " heran Rakha saat sadar Rahman membawa tasnya.

" Paling sampe pulang ga belajar, sekalian aja gue bawa, biar ga bolak balik ambil tas " jawab Rahman.

" ckck "

" oiya, daripada lo pada bosen, gua bawa mainan, mau ikut ga lo pada? " tawar Rahman.

" kek bocah banget lu bawa mainan ke sekolah " jawab Liqa.

" yee, kan biar ga gabut, jadi main ni ya. " kata Rahman sambil mengeluarkan kartu truth or dare nya.

" ga ada mainan yang lebih bagus dikit napa? " kening Noy mengerut saat melihat mainan yang dibawa pacarnya.

" udah bawel lu pada, jadi main semua ni ya " tanya Rahman lagi.

Semua mengangguk. Daripada bosan seharian lebih baik mereka main kan.

Rahman pun mengambil pulpen di tasnya dan memutar nya.

Pulpen itu berhenti di depan liqa.

" yaelah, gue duluan yang dapet " kesal Liqa.

ᴀʙᴏᴜᴛ ᴢᴀʜʀᴀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang