3.2

120 11 10
                                    

" Gue ga mampir dulu ya, udah malem soalnya, takut dicariin papah " ujar Zahra saat mereka tiba di rumah Rakha.

" Iya, makasih. Btw besok ga usah jemput. Gue pake motor aja " jawab Rakha.

Zahra pun mengangguk. Perlahan mobilnya pun pergi meninggalkan tempat itu.

Sesaat setelah mobil Zahra menghilang dari pandanganya Rakha menatap rumahnya pelan.

Helaan nafas terdengar di bibirnya. Seraya memasang wajah seolah ia baik - baik saja ia pun segera mengetuk pintu rumahnya.

Tok..tookk..

" ya ampun kamuuu, kebiasan kalau pulang malem ga pernah pamit, bikin bunda khawatir aja, untung Zahra baik bisa dimintain tolong, coba kalau gak.. kamu udah makan? Belum pasti kan, masuk bunda udah masakin buat kamu- " ceriwis bunda nya saat membuka pintu dan melihat putranya sudah pulang.

Rakha yang mendengar perhatian dari bunda nya pun tersenyum sendu. Perlahan matanya mulai mengabur tanda air mata itu sudah akan meleleh melewati pipinya lagi.

Tes.. Pertahan Rakha runtuh. Ia menangis di depan bundanya tanpa mengucap sepatah katapun.

" Kha.. kamu kenapa malah nangis? Ada masalah di sekolah sayang? " ujar ibundanya lembut sambil memeluk putranya dan mengusap pelan punggungnya.

Rakha menggeleng di pelukan bunda nya. Perlahan ia melepas pelukannya dan tersenyum lembut.

" Rakha gapapa kok bun, cuman cape aja. Maaf ga pamit dulu dan bikin bunda khawatir gini. Rakha masuk kamar dulu ya " ujar Rakha.

" kamu ga mau makan dulu ? " tanya bunda.

" Ntar aja bun, mau mandi dulu " jawabnya sambil berlalu masuk ke dalam kamarnya.

Bundanya yang melihat putranya seperti itu pun merasa heran. Sesaat ia teringat sesuatu -

Kamu ga mungkin tau itu kan kha?

*****

Setelah mandi dan mengganti pakaian nya dengan kaos oblong dan celana pendek Rakha membaringkan badannya di kasur king size nya.

Matanya menatap nanar ke arah langit di kamarnya. Sesaat senyum sinis terukir di wajah tampannya saat mengingat apa yang dilihat nya tadi sore.

" Hati- hati dijalan, jangan ngebut, dahh " ujar Zahra saat mereka sudah tiba di rumahnya.

" iya bawel " jawab Rakha seraya menjalankan mobilnya.

Setelah mengantar Zahra pulang ia menjalankan mobilnya ke arah supermarket di dekat komplek. Biasanya ia akan membeli beberapa snack untuk bunda dan adiknya di rumah.

Dengan santai ia masuk dan mengambil keranjang disana. Saat sibuk memilih berbagai macam minuman suara yang asing namun dikenalnya mengusik pendengarannya.

Ia menoleh mencari pemilik suara itu, matanya menyipit tajam saat ternyata benar dugaan nya pemilik suara itu.

Ayah. Entah apakah ia masih sanggup memanggil sosok itu dengan sebutan ayah? Seseorang yang telah meninggalkannya tanpa alasan yang jelas saat ia masih kecil bersama bunda dan adiknya.

Disana nampak jelas ayahnya bersama seorang wanita seumuran dengan bundanya sedang memilih berbagai makanan.

ᴀʙᴏᴜᴛ ᴢᴀʜʀᴀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang