2.4

162 15 11
                                    

Zahra baru saja selesai chek up dengan dokter barunya itu. Sampai saat ini mamanya selalu menghindar ketika ditanya apa penyakitnya itu. Zahra hanya diam ketika sang mama sudah berbicara seperti tak ingin membahas lebih jauh penyakitnya.

Setelah beberapa menit di perjalanan akhirnya dia tiba di rumah. Ia keluar dari mobil dan mulai memasuki rumah berlalu ke lantai dua tempat kamarnya berada.

Setelah sampai di kamar ia baring di ranjangnya. Ia mengingat ngingat sudah berapa hari ia tak sekolah. Seketika ia tersenyum saat wajah Rakha terlintas di pikirannya.

Tak mau terlalu lama berlarut dalam kesedihan nya ia segera beranjak untuk membersihkan diri. Hari masih siang. Dan sudah jadwal nya untuk istirahat.

Memang jadwalnya istirahat namun itu bukan sepenuhnya kemauannya. Sang mama yang mengatur semua jadwalnya dari minum obat, check up, sampai jam tidur pun sudah ditentukan.

Sebagai anak yang baik Zahra hanya bisa menurut. Setelah selesai bersih-bersih ia pun beranjak tidur.

Sang mama sedang dalam perjalan menuju kamar putri nya. Ia hendak memberi kabar bahwa Rakha menelponnya dan cowo itu sudah sampai di singapura tadi pagi dan ingin bertemu Zahra.

Sang mama tentu saja kaget. Darimana Rakha tau bahwa Zahra disini. Namun saat ditanya cowo itu selalu menghindar. Dan akhirnya mama Rara memberikan alamat rumahnya.

Saat mamanya membuka pintu ia tersenyum melihat putrinya sedang tidur. Ia mendekati ranjang dan memperbaiki posisi tidur Zahra serta mengusap lembut kepala putrinya lalu beranjak keluar.

🌦🌦🌦🌦🌦🌦🌦

Disini Rakha dan Vano berada. Tepat di depan rumah Zahra dengan pagar yang masih tertutup. Rakha hanya diam menatap pagar didepan nya tanpa ada mau memencet bel. Vano yang melihatnya hanya diam. Ikut menunggu. Namun lama - lama ia kesal melihat Rakha tak kunjung memencet bel.

" lo ngapain si, lama amat. Gue pencet ni bel lama - lama " kesal Vano.

" ckck, sabar napa sih " jawab Rakha. Ia juga tak tau kenapa ia gugup sekarang.

" lo mau jenguk dia kayak mau ke rumah hantu aja sih, tegang amat. " ujar Vano saat melihat raut tegang Rakha.

Namun Rakha tak menjawab dan memencet bel tak lama seorang satpam sepertinya membuka pintu dan mempersilahkan masuk. Saat ia mengetuk pintu tak lama terdengar orang seperti berjalan untuk membuka seketika ia gugup takut jika Zahra yang membukanya.

Namun yang ia lihat hanya senyum mama Zahra yang menyambut nya.

" eh udah sampai, gimana kabar kamu sehat? " tanya mama Zahra sang membawa mereka masuk duduk di ruang tamu. Sambil menjawab pertanyaan sang mama sesekali ia melirik ke sekitar seperti sedang mencari sesuatu.

Mama Zahra yang peka pun tersenyum.

" Rara lagi tidur di kamarnya. Kamu samperin aja, dia pasti seneng kamu disini " ujar sang mama.

Rakha melirik vano.

" Gue disini aja, udah sono samperin. Kangen kan lo " goda Vano yang membuat Rakha mendelik kesal dan mama Zahra tersenyum. Rakha pun naik ke atas membiarkan Vano asik bercengkrama dengan mama Zahra di bawah.

🌦🌦🌦🌦🌦

Setelah sampai di depan kamar Rakha mengetuk pintu dan tak ada jawaban, ia pun masuk ke dalam kamar. Seketika ia diam. Melihat Zahra yang tidur dengan wajah tenang nya membuat Rakha tersenyum. Tentu saja ia rindu dengan gadis itu. Namun ia tak ingin menganggu tidurnya. Jadi ia memutuskan untuk duduk saja di sofa kecil yang ada di pojok kamar itu.

Zahra menggeliat saat mentari masuk lewat celah jendela kamarnya yang membuat wajahnya serasa panas. Namun seketika matanya melotot saat melihat sosok yang duduk di sofa kamarnya.

Ia segera duduk dan kembali memastikan kalau ia tidak sedang bermimpi. Itu Rakha. Dan cowo itu sedang tertidur dengan bersandar di kursi. Ia pun berjalan perlahan dengan wajah masih kaget dan membangunkan cowo itu.

" kha.. rakha bangunnn " ujar Zahra sambil menepuk pelan lengannya.

Rakha pun bergerak sebentar dan matanya langung tertuju pada sosok di hadapannya itu. Zahra diam saat Rakha menatapnya tak berkedip.

" khaa..gue..."

Ucapan Zahra terputus saat cowo itu malah menarik dirinya dan memeluk erat seakan mengobati rasa rindunya. Awalnya ia terkejut melihat Rakha memeluknya namun akhirnya ia tersenyum dan membalas pelukan cowo itu.

" Gue kangen sama lo " ucapnya pelan.

Zahra tersenyum di balik punggung Rakha. Ternyata cowo ini masih sama. Kadang sok tegas serta manja di saat bersamaan. Tak lama Zahra melepaskan pelukannya dan menatap Rakha.

" Tau dari mana gue tinggal sini " tanya Zahra.

Rakha diam karena tak mungkin ia bilang tau dari ibunya Vano. Bisa bisa Zahra malah bertanya yang aneh aneh lagi.

Zahra hanya menghela nafas setelah melihat Rakha seakan enggan menjawabnya.

" makan dulu yuk, lo pasti belom makan " ajak Zahra.

Rakha mengangguk dan mengulurkan tangannya. Zahra hanya mengangkat alisnya tak paham. Rakha hanya mengeluarkan wajah cemberutnya yang malah lucu bagi Zahra karena jarang cowo itu bersikap seperti anak kecil. Biasa Zahra yang seperti itu.

" gandeng dongg " ujar Rakha seperti anak yang meminta gandeng dengan ibunya.

Zahra hanya tersenyum dan menggeleng. Namun ia tetap menarik tangan Rakha agar berdiri dan keluar untuk makan. Rakha yang melihat tangannya ditarik oleh Zahra tersenyum senang. Sungguh ia merindukan gadis ini.

🌦🌦🌦🌦🌦🌦🌦

Hai haiii haiiii..... ada yang kangen babang Rakha gakkkk... hehehh gimana part ini :) maaf kalau feel nya kurang dapattt... 😊😊

Sorryyy juga update nya lamaaa karena lagi banyak tugas dan kesibukan lainnya jugaaa 😉😉😉😉

Voment nya boleh dong 🤗🤗

Maaciwww 😘😘😘

Sampai jumpa di part selanjutnya...😇😇😇

ᴀʙᴏᴜᴛ ᴢᴀʜʀᴀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang