1.5

245 21 0
                                    

Happy Reading...

Sejak awal memasuki sekolah hari ini Rakha tak bisa fokus. Kalau bukan karena ibundanya yang tak mau memberikannya izin sudah pasti ia tak sekolah hari ini.

Ia ingin cepat - cepat pulang dan menjenguk rara. Setelah berkutat hampir 8 jam di sekolah bel pun berbunyi. Tanpa menghiraukan guru yang masih bicara panjang lebar Rakha sudah membereskan bukunya.

Dan ketika guru itu keluar ia langsung berlari ke luar kelas tanpa mempedulikan Arfan dan Rahman yang memanggil nya.

Kedua temannya itu hanya menggeleng maklum. Mereka tau seperti apa khawatirnya Rakha pada Zahra.

Sebelum ke rumah sakit ia pulang terlebih dahulu untuk berganti baju. Setelah itu ia mampir sebentar untuk membeli boneka serta coklat kesukaan gadis itu.

Walaupun ia tahu gadis itu belum bisa bangun namun ia berharap gadis itu mau memaafkan kesalahannya.

Motornya melaju di tengah keramaian kota. Tak lama ia pun sampai di rumah sakit. Setelah memarkirkan motornya ia berjalan santai di koridor rumah sakit.

Ceklek, ia membuka pelan pintu ruangan itu. Terlihat Zahra yang belum sadarkan diri serta ada mamanya di sebelahnya.

Mama Zahra tersenyum saat melihat Rakha yang datang.

" masuk sini kha " panggil mamanya

Rakha mengangguk dan perlahan memasuki ruangan. Ia menyalami mama Zahra dan mengalihkan perhatiannya pada gadis yang masih belum sadar itu.

" gimana tante, udah ada perubahan? " tanya Rakha.

Mama Zahra hanya tersenyum dan menggeleng. Rakha menghela nafas. Ia mendekati tempat rara berbaring.

" Hai, gue dateng lagi. Masih ga mau bangun? , bangun dong, gue kangen ama lo. Kalau lo bangun ntar gue bakalan bawa lo kemana pun yang lo mau. Gue bawa boneka sama coklat kesukaan lo nih, jangan lupa dimakan ya ra. Gue sayang lo " gumam Rakha di sebelah gadis itu.

Mama Zahra yang melihat Rakha seperti itu ikut terharu. Sudah tiga hari Zahra tidak ada perubahan.

" tante mau ke kantin bentar beli makan, kamu temenin rara bisa? " tanya mama Zahra.

" iya tante, Rakha ga kemana mana kok " jawab Rakha.

Mama Zahra pun keluar setelah mencium kening anaknya yang diperban sebentar. Sedangkan Rakha ia sibuk memperhatikan wajah rara.

Ada perasaan lain disaat ia melihat gadis itu. Hampir 15 menit Rakha hanya memperhatikan gadis itu dan mamanya pun belum kembali. Tak lama suara ramai datang dari luar ruangan. Ternyata temannya rara yang datang.

Terlihat Arfan, Rahman, Noy dan Liqa, serta Vano. Melihat Devano yang ikut serta membuat Rakha geram. Untuk apa cowo itu datang , pikirnya.

" hai, gimana ada perubahan? " sapa Noy saat memasuki ruangan.

" masih kayak kemaren " jawab Rakha.

Mereka semua duduk di sofa yang disediakan oleh rs ini. Sedari tadi Vano sadar bahwa Rakha memperhatikan dirinya. Namun ia tak ambil pusing.

" rak, ikut gue bentar." Ujar Arfan yang tau Rakha sedari tadi melihat Vano.

Walaupun bingung Rakha tetap mengikuti Arfan keluar. Setelah mereka keluar Vano memberanikan diri mendekati Zahra.

Ia tersenyum. Wajah gadis itu masih cantik walaupun kulitnya sudah sepucat mayat. Perlahan ia mengelus rambut Zahra. Terlihat dari gurat wajahnya yang merindukan Zahra.

ᴀʙᴏᴜᴛ ᴢᴀʜʀᴀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang