0.3

487 37 3
                                    


Setelah jam ketiga dan keempat selesai, selanjutnya merupakan jam pelajaran penjas, dimana kelasnya Zahra dan kawan kawan sama dengan jam penjasnya Rakha cs. Setelah mengganti baju Zahra pergi ke lapangan bersama Alliqa dan Nurhana bertepatan saat Rakha cs juga sedang menuju ke lapangan.

Nurhana memutar bola matanya malas saat melihat ada Rahman disana. Sedangkan Alliqa dan Arfan hanya tersenyum singkat saat mata mereka tak sengaja bertemu.

" Tu mata serem amat neng, ntar keluar dari tempatnya baru tau" celetuk Rahman saat sudah melihat mata Nurhana yang malas melihatnya.

" Eh makhluk pluto bisa ga si lo tu ga cari masalah sama gue sehari aja" kesal Nurhana.

" Dih, siapa juga yang mau nyari masalah sama lo, ntar gue ketularan gilanya" jawab Rahman.

" Lo berdua ribut mulu, lama - lama gue nikahin lo bedua elah" kesal Arfan yang melihat Rahman mulai adu argumen dengan temannya Zahra itu.

" Amit amit dah gue nikah ama dia, bisa - bisa telinga gue budek ngedengerin dia ngomel mulu" sahut Rahman.

" Dih siapa juga yang mau nikah ama lo, mending gue jomblo seumur hidup daripada nikah sama makhluk abstrak kek lo" sewot Nurhana.

" Makhluk ganteng kek gini lo bilang abstrak? Muka lo kali yang abstrak? " goda Rahman.

Rahman tersenyum puas saat melihat mukanya Nurhana sudah memerah yang sepertinya menahan amarahnya. Ia pun segera berlalu dari tempatnya itu, sebelum temannya Zahra memukulnya seperti biasa kalau ia sudah sangat kesal kepadanya.

" Dasar ga waras " gumam Nurhana yang masih bisa di dengar oleh mereka.

Rakha dan Arfan hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan temannya satu itu. Setelah itu mereka pun berlalu menuju kelas mereka, begitupun dengan Zahra serta kedua temannya.

❄❄❄❄❄❄

Rakha tanpa sadar tersenyum saat melihat Zahra yang sedang berlari di lapangan, sepertinya gadis itu sudah lelah terlihat dari wajahnya yang sudah memerah menahan panasnya matahari siang ini.

" Yaelah, liatin aja trus tuan putrinya, kita mah disini kagak dianggap. " ucap Rahman dramatis yang melihat Rakha sedang memperhatikan Zahra.

Rakha hanya mendengus mendengar Rahman, ia memilih diam daripada harus ribut dengan temannya itu.

" Mampus lo di kacangin" olok Arfan.

" Nyaut mulu lo kadal" sewot Rahman.

Arfan hanya tertawa singkat melihat Rahman yang kesal karenanya.

" Mau kemana lo" tanya Arfan saat melihat Rakha beranjak dari duduknya.

" Beli minum" jawabnya.

" cihh, paling juga buat tuan putrinya, kita mah kagak" komentar Rahman lagi.

" Sirik aja lo" jawab Arfan.

Rakha tidak menyahut, ia tetap berjalan ke arah kantin untuk membeli minuman. Saat di kantin ia memesan 2 minuman untuknya dan Zahra. Setelah itu ia kembali ke lapangan.

ᴀʙᴏᴜᴛ ᴢᴀʜʀᴀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang