0.2

614 38 8
                                    

Zahra duduk termenung di balkon kamarnya. Hujan tengah turun dengan deras ke bumi, seolah ikut berduka cita seperti suasana hati Zahra saat ini. Bohong jika dia bilang dia membenci Devano, dusta jika ia bilang kalau ia tidak menginginkan Vanonya kembali. Ia sangat merindukan Vanonya. Sosok laki - laki yang menjadi pelindung untuknya, sosok hangat yang menjadikan motivasi hidupnya selama ini. Ia menarik nafasnya kasar dan beranjak untuk mengambil buku hariannya, disana ia menemukan tulisannya yang sudah lama ketika untuk pertama kalinya Vanonya pergi meninggalkannya.

~ ( 3 oktober 2017)

Pernahkah kau merasa bahwa kau tak hanya satu - satunya? Pernahkah kau benci pada diri sendiri karena menganggap bahwa bagimu, dia adalah satu - satunya? Pernahkah kau mencoba berubah,untuk perubahan yang tak kunjung ada di dalam benaknya?

Kalau aku? Pernah..

Aku tak menyangka, apa yang sudah aku usahakan untuk mengubah hal itu, ternyata kau juga melakukannya. Ternyata selama ini, aku bukanlah satu - satunya. Aku adalah satu dari sekian banyak tempat singgah yang kau coba pertahankan. Pengisi waktu, ketika cintamu pergi dan kau kesepian seorang diri. Atau bisa dikatakan aku hanya pemeran pembantu disaat pemeran utama tidak ada.

Entah ketika saat itu kau sedang bosan. Entah ketika kau rindu untuk digembirakan. Namun yang jelas, aku adalah salah satu dari orang yang kau cari untuk membunuh rasa bosan.

Kata yang pernah kau ucapkan kepadaku malam itu, ternyata kau ucapkan juga di tempat lain. Rasa rindu yang kau utarakan kepadaku pagi itu ternyata kau utarakan juga pada sosok yang lain. Tempat pertama yang kau datangi bersamaku itu, ternyata kau mengaku bahwa kau tahu tempat itu bukan dari aku - kepada orang lain.

Aku tak ingin menyalahkanmu. Mungkin ini adalah dari aku yang terlalu merasa diperhatikan olehmu, tanpa sadar ada orang lain diluar sana yang lebih kau istimewa kan dibandingkan aku.

Tapi jika aku adalah salah satu dari banyaknya tempat singgahmu, mungkin jika kehilangan aku, kau tak akan pernah tahu.

Sherlina Zahra Silvia 💙


Zahra hanya tersenyum miris melihat tulisannya itu, ia pun membuka halaman selanjutnya, dimana hari - hari berat yang dilaluinya tanpa seorang Vano disampingnya.

~ ( 10 oktober 2017)

Teruntuk dirimu, sahabat yang kucintai dalam diam...

Tak ada yang lebih bahagia ketimbang melihat dirimu tertawa di dekatku, melewati hari - hari bersamaku, dan menjalani setiap momen kecil tanpa ada perasaan yang kaku. Aku tahu tak selamanya aku mampu menahan rasa ini. Namun aku terlalu pengecut untuk takut kehilangan kau

Apakah jika kau tahu aku menghidupi rasa ini , kau akan meninggalkanku?

Apakah jika kau tahu aku menyimpan rasa selama ini, kau akan memandang sebelah mata kepadaku?

Apakah jika kau tahu aku jatuh cinta kepadamu selama ini, kau tak mau lagi berbagi kisah denganku?

Dan,

Apakah kau tahu? Hatiku terpaksa harus kulipat dalam bentuk yang sangat kecil ketika kau menceritakan seseorang yang menarik hatimu itu.

ᴀʙᴏᴜᴛ ᴢᴀʜʀᴀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang