0.8

311 22 5
                                    

Happy Reading...

Seperti itulah awal runtuhnya pertemanan mereka bertiga. Berawal dari rasa yang salah yang membuat ego mereka semua tak mau di kalah.

Zahra sudah mulai melupakan rasa kepada Vano. Namun melihat sosok itu kembali dihadapannya membuatnya bingung . Ia tak mau memiliki musuh di hidup nya. Namun seperti aneh saat ia melihat Vano saat ini. Disisi lain ia masih mengharapkan sosok itu namun terkadang ia memikirkan Rakha.

Memikirkan dua hal itu membuatnya pusing.

🐨🐨🐨🐨🐨🐨

Sore ini Rakha ada latihan basket di sekolahnya. Ia sudah siap dengan baju kebanggaannya bernomor 22 itu. Setelah berpamitan ia pergi ke sekolah dengan motornya itu.

" ck, Rakha kemana elah, lama amat tu bocah. " gerutu Rahman. Pasalnya cowo itu sudah menunggu kurang lebih 15 menit, namun sang kapten pun tak datang - datang.

" sabar nyet, lu baru disuruh nunggu bentaran aja ngomel mulu kek emak- emak pasar " komen Arfan.

Tak lama Rakha datang dengan sedikit berlari, terlihat keringat mengalir di dahinya.

" dikejar siapa lu " tanya Daffa, teman setim basketnya.

" sorry gue telat, barusan bensin gue abis, jadi ngisi dulu " jelas Rakha .

Teman temannya yang lain hanya mengagungkan kepala mereka. Mereka pun mulai latihan. Karena sebentar lagi akan ada pertandingan basket antar sekolah maka dari itu mereka sering latihan agar bisa mendapatkan kemenangan lagi seperti sebelumnya.

Di sisi lain gadis dengan rambut di cepol asal itu terlihat sedang meluruskan kakinya. Terlihat teman temannya yang lain sudah pamit untuk pulang. Hingga tersisa Zahra, Alliqa, dan Nurhana serta ketiga adik kelasnya itu.

Mereka bertiga memang leader atau ketua yang mengatur ekskul dance di Sma ini. Tak terasa sudah hampir 2 jam mereka latihan. Karena sama seperti basket dance juga bakal ada lomba antar sekolah yang tiap tahun selalu di adakan guna mempererat hubungan sekolah mereka.

" pulang yuk, udah mau malem " ajak Alliqa.

Mereka bertiga pun jalan beiringan. Saat di lapangan mereka berpapasan dengan Rakha dkk.

" Mau pulang " tanya Rakha

" iya, gue bareng lo ya " jawab Zahra.

" Yaudah yuk. " ajak Rakha.

" Gue duluan yak, oh ya Man, lo bisa anterin Nurhana ga, soalnya dia ga dijemput tuh, yakali lo tega biarin dia naik taxi " cecar Zahra.

" Dih, engga usah, mending gue naik taxi aja daripada dibonceng ama dia " tolak Nurhana.

" Ya udah sih, serah lo. Bay gue duluan " pamit Zahra seraya berlalu mengikuti Rakha ke parkiran.

Tersisa 4 manusia lagi dilapangan ini. Dua yang sedari tadi menatap penuh sebal sedangkan dua nya lagi terlihat canggung.

" lo pulang sama siapa " tanya Arfan. Yang membuat Alliqa terkaget.

" Bareng ama Nurhana naik taxi. " jawab Liqa cuek.

" Daripada lo berdua naik taxi buang duit, lagian ini udah malem, ga baek anak gadis naik taxi malem- malem mending lo ikut gue aja " ajak Arfan.

ᴀʙᴏᴜᴛ ᴢᴀʜʀᴀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang