"laper gue, sat." keluh bayu sambil merebahkan tubuhnya di kasur raksasa milik calvin. "belom makan tiga bulan."
"gizi buruk lo, anjir." sahut aji emosi lalu ikut melompat di kasur dan menindih tubuh berisi bayu. "vin, makan dong."
"mbak lagi pulkam." jawab calvin acuh dan kembali fokus ke layar laptopnya.
sebuah bantal melayang tepat ke kepala calvin, membuat cowok itu mengaduh lalu mengumpat kasar.
aku hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah mereka bertiga.
"heh, ketawa aja lo." celetuk aji sambil menatapku. "sebagai cewek, mending lo masak sana."
"gak papa sih kalo kalian mau keracunan bareng."
dan aku disambut tatapan horor dari ketiganya.
bagaimana lagi, aku kan memang tak pandai memasak. belajar masaknya nanti saja, kalau sudah mau berumah tangga dengan calvin.
"beli aja di luar." ucap calvin memberi solusi.
entah kenapa, namun aku tidak sengaja melihat seringaian aneh dari bayu dan aji secara bersamaan.
aku mulai curiga.
"diusir nih, kita, ji." kata bayu sambil terbatuk yang dibuat-buat.
"lah iya, mentang-mentang pengen berduaan." balas aji sama anehnya.
"gak gitu maksud gue, setan." timpal calvin.
"pesen pake ojol aja kenapa sih?" tanyaku memecah tawa aji dan bayu.
"kalo ada yang susah, kenapa harus pake yang gampang?" ucap bayu sambil menaik-turunkan alisnya mencurigakan.
"ih, yaudah yang beli biar gue sama aji aja." aku berusaha menawarkan diri dan langsung ditolak mentah-mentah oleh aji. sialan.
calvin yang sepertinya memahami situasi, langsung berdecak kesal. "ck, yaudah sini gue aja yang beli."
"eitsss... paduka raja duduk manis aja di rumah ditemani permaisurinya." cegah aji yang langsung disambut ledak tawa dari bayu. "lagian tugas lo kan belom selesai."
aji ini ya, tidak tahu apa jika wajahku sudah memanas dari tadi?
setelah perdebatan tidak penting itu, akhirnya aku dan calvin yang kalah dan harus tinggal di rumah. sebenarnya aku senang-senang saja karena tidak harus panas-panasan di jalan, namun jika orang itu adalah calvin antares, tanpa sinar matahari pun sepertinya kedua pipiku sudah memanas dengan sendirinya.
belum lagi jika posisinya aku hanya berdua dengan calvin di kamarnya. memang sebelumnya sudah pernah, sih, tapi saat itu si mbak ada di rumah jadi masih terasa ramai.
aduh, aku jadi makin salah tingkah.
"bay, ini beneran ditinggal berdua? di kamar loh ini." suara aji sangat pelan, namun suara pelan aji termasuk suara yang masih bisa ku dengarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
platonic; changbin
Фанфик(n.) ideal. tentang bagaimana aku menyimpan rapat-rapat perasaanku terhadap calvin antares, tanpa ada orang yang tahu, termasuk dirinya sendiri. beberapa nama diambil dari @sklokal di twitter