kak reza

4.9K 1K 145
                                    

"mampir beli kue bentar, buat tamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"mampir beli kue bentar, buat tamu." ucap calvin tiba-tiba yang entah bermaksud apa. ia masih fokus dibalik kemudinya.

kemudian aku meneguk ludah ketika mobil calvin berhenti di parkiran starbucks.

gila.

apalah aku yang menyuguhi tamu hanya dengan sepiring gorengan.

"tamu lo sepenting apa sampe bela-belain ke sini?" tanyaku penasaran.

"aji, bayu, sama anak enam hari. nggak penting juga sih mereka sebenernya." jawabnya enteng.

orang kaya memang bebas.

"kok kalo gue bertamu ke rumah lo nggak dikasih makanan mahal juga?" protesku. bagiku ini namanya tidak adil!

"lo sih disuguhin senyuman gue aja cukup."

"bangke." umpatku sok kesal. padahal dalam hati aku amat sangat membenarkan kalimat calvin. "lagian lo ngapain ajak gue juga sih?"

"nyicil anggaran akhir buat laporan pertanggungjawaban. emangnya lo mau ngerjain mepet setelah acara kelar?"

aku menggeleng pelan. tumben calvin ada benarnya.

"eh, cal, anak enam hari ganteng-ganteng nggak?" tanyaku basa-basi ketika menunggu antrean pesanan.

"gak ada." balasnya cepat.

"masa sih?"

"dibilangin gak ada."

"gak mungkin ah. gue mau cari instagramnya."

baru juga aku membuka aplikasi kekinian tersebut, sebuah tangan menarik ponselku hingga aku memekik kaget. siapa lagi pelakunya jika bukan calvin antares. "apaan sih, cal!"

cowok itu justru memasukkan ponselku ke dalam jaketnya. "udah diem."

sesampainya di rumah calvin, tiba-tiba langkahku sempat terhenti. membuat calvin menatapku bingung. "rame banget, cal."

aku memang kadang tidak tahu malu, namun di sisi lain aku juga seseorang yang mudah malu jika bertemu orang-orang baru. terlebih ini isinya cowok semua.

"gak papa, ada gue." tangan besarnya langsung meraih pergelangan tanganku. membawaku berjalan masuk dan bertemu kedua temannya beserta anak enam hari.

"WIDIIIH INI DIA LOVE BIRD KITA SEMUA." suara melengking aji menyambut kedatanganku dan calvin. awalnya aku juga heran, ini rumah siapa sebenarnya.

aku hanya membalas dengan senyum tipis dan kembali bersembunyi di balik tubuh tegap calvin. namun dari sini aku sudah bisa melihat para tamu yang dimaksud calvin.

detik itu juga aku ingin menghujat calvin, ia berkata bahwa anak enam hari tidak ada yang tampan, padahal lima orang asing di depanku ini memperlihatkan yang sebaliknya.

buset, ganteng semua anjir.

aku menarik cukup kuat ujung jaket calvin. membuatnya menoleh sekilas, dan mengusap punggung tanganku dengan ibu jarinya yang masih melingkar di pergelangan tanganku. sepertinya ia berusaha menenangkanku yang dikira sedang ketakutan ini.

platonic; changbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang