benar kata orang, waktu berjalan begitu cepat. atau mungkin aku yang tidak menyadarinya? entahlah. seperti baru kemarin aku menginjakkan kaki di sekolah ini sebagai siswa baru, sekarang sudah ganti badge aja jadi kelas dua belas.
artinya sebentar lagi aku akan lulus.
membuatku kadang berfikir, apa nantinya aku akan berpisah dengan teman-temanku? juga dengan somi, dan...calvin?
tidak ada yang tahu.
menyedihkan ketika mengetahui fakta bahwa di tingkat terakhir ini justru aku tidak satu kelas dengan somi. tidak juga dengan calvin. yang ada malah dengan aji, dan lagi-lagi satu kelas dengan haris, yang artinya aku harus lebih menyiapkan kesabaran ekstra ketika menghadapi mulut ribut mereka.
jangan berpikir aku berjodoh dengan haris! kalau dia sih, sudah punya pacar dari kelas ips.
aku mengamati hiruk-pikuknya suasana mos di lapangan dari balkon lantai dua. posisi kak fazrin sudah digantikan dengan murid cewek dari kelas bahasa, yang untungnya sifat kepemimpinan dia tak jauh beda baiknya dari kak fazrin setahun yang lalu. kudengar mantan ketos itu sudah menjadi mahasiswa teknik sipil di salah satu universitas ternama di bandung.
aku sedikit menahan tawa ketika mendengar bayu berteriak memarahi siswa baru. duh, andai saja mereka tahu sifat bobrok bayu yang berbanding terbalik dengan wibawanya saat ini. lucunya, murid-murid cewek itu bukannya takut tapi malah memperhatikan bayu dengan tatapan kagum. kasihan yang suka sama bayu, saingannya makin banyak.
dugaanku benar, setelah masa orientasi selesai, bayu mendapat nominasi penerima hadiah terbanyak. bahkan beberapa cokelatnya dibagi-bagikan ke teman kelasnya. beruntung aji teman baik bayu, jadi aku bisa mendapat jatah cokelat miliknya juga.
"neng, ngelamun aja." suara aji mengejutkanku. "kantin yuk."
"mager, ji."
"gue janjian sama calvin juga sih di kantin."
"yaudah ikuuut!"
jemarinya tiba-tiba menyentil dahiku pelan. "giliran calvin aja langsung semangat lo."
"biarin."
"dasar bucin."
"berisik!" aku pun bangkit dan berjalan mendahuluinya. "ayo."
namun pertemuanku dengan calvin harus tertunda sejenak ketika aku mendadak kebelet pipis. akhirnya aku menyuruh aji untuk duluan selagi aku mampir ke toilet di sebelah kantin.
"kak," sebuah suara tiba-tiba mengambil atensiku ketika aku keluar toilet dan berdiri di koridor. aku celingukan, memastikan apakah aku yang dipanggilnya. "iya, kakak."
barulah aku mengamatinya. seorang cowok yang tidak pernah kulihat sebelumnya. bisa jadi siswa baru. wajahnya ganteng tapi lucu cenderung manis, apalagi saat ia memperlihatkan deretan giginya yang rapi. terlihat sangat bersahabat.
KAMU SEDANG MEMBACA
platonic; changbin
Fanfiction(n.) ideal. tentang bagaimana aku menyimpan rapat-rapat perasaanku terhadap calvin antares, tanpa ada orang yang tahu, termasuk dirinya sendiri. beberapa nama diambil dari @sklokal di twitter