seperti biasa, tanpa angin dan hujan, tiba-tiba di sore hari sosok calvin antares sudah berdiri tegap di hadapan pintu rumahku.
namun kali ini ada yang berbeda. bukan hoodie dan celana jeans hitam serampangan yang membalut tubuhnya, melainkan setelan kemeja putih dan celana kain berwarna hitam lengkap dengan ikat pinggang yang mengkilat di tengahnya.
tidak terlihat lagi surai hitam legam yang acak-acakan, yang nampak justru rambut rapi dengan pomade yang harumnya bisa sampai ke hidungku.
dan tunggu, apa itu?
lengan kemejanya digulung sampai siku?
wah calvin antares ini ya, benar-benar pintar membuatku senam jantung setiap saat.
"cari siapa, mas?" candaku.
calvin berdecak kesal. "ini emang lo yang pura-pura atau karena emang saking gantengnya gue, lo sampe nggak ngenalin?"
"yang pertama."
"yakin?" raut mukanya berubah murung yang dibuat-buat. "padahal gue ngarepnya yang kedua aja."
"dih," aku memutar bola mata jengah. "lagian tumben rapi amat? mau ketemu pejabat?"
"sembarangan."
"lah terus?"
"sepupu gue nikah. gue mau kondangan."
"terus motivasinya lo ke sini sebelum kondangan tuh ngapain, cal?"
"ya temenin..." cicitnya pelan sambil menunduk lucu.
yang begini nih, yang makin membuat kewarasanku entah berada di mana, ketika melihat calvin ganteng dan lucu di saat bersamaan.
aku menggeleng. "nggak ah, nggak biasa dateng ke acaranya orang kaya."
"jangan alay deh, kumat."
"lagian lo pinter banget cal, ngajak kondangan tapi dadakan. lo mau gue kondangan cuma pake jeans sama kalos polos?" sungutku sebal.
pasalnya, menghadiri acara pernikahan itu bukan semata-mata datang, makan, mendoakan, dan foto bersama, tapi penampilan juga pasti masuk dalam kriteria cara kondangan yang baik dan benar. belum lagi ini acara keluarga besar calvin, bisa dipastikan banyak orang yang berlomba-lomba datang dengan memakai pakaian terbaik dan termahal mereka.
"ya udah makanya siap-siap sekarang." balasnya disertai senyum tipis. "berapa lama pun lo dandan bakal gue tunggu, kok."
"lama nih, bisa empat jam."
"lo dandan ya bukan bercocok tanam."
tanpa menjawab aku langsung meninggalkannya di depan pintu.
mungkin sekitar satu jam, akhirnya aku selesai memoles wajahku yang sebetulnya juga nggak jauh beda sama sebelumnya. alias sama-sama kentang. beruntung sebelum calvin datang aku sudah mandi, jadi ia tak perlu menunggu terlalu lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
platonic; changbin
Fanfiction(n.) ideal. tentang bagaimana aku menyimpan rapat-rapat perasaanku terhadap calvin antares, tanpa ada orang yang tahu, termasuk dirinya sendiri. beberapa nama diambil dari @sklokal di twitter