"inget, tunggu close gate dulu, baru kalian bisa nikmatin pensi di venue." tegas kak fazrin sekali lagi sebelum akhirnya ia menutup forum.semua panitia bersorak riuh, tidak sabar dengan 'eksekusi' malam ini. pasalnya, pensi merupakan agenda puncak dari proker akhir anak osis tahun ini. meskipun yang menikmati hanya kalangan anak satu sekolah saja, namun seribu lima ratus penonton bukan jumlah yang sedikit juga.
terlihat murid-murid datang silih berganti ke dalam aula sekolah. entah kenapa membuatku semakin deg-degan. padahal tugasku hanya mengurus perihal konsumsi di backstage.
tapi itu entah karena melihat kerumunan orang, atau karena ada calvin di sampingku yang terlihat sangat serius me-list jatah konsumsi yang akan dibagikan.
belum lagi balutan kemeja flanel bermotif kotak-kotak, dibarengi celana jeans yang robek di lutut semakin menambah kadar ketampanan dari seorang calvin antares.
"omong-omong, lo kenapa mau ikutan jadi panitia sih?" tanyaku pada calvin, basa-basi. "anak-anak aja sampe kaget pas tau lo gabung."
atensinya beralih padaku, alisnya terangkat satu. "ada dua alasan; biar bisa punya alasan bolos trus dapet dispensasi."
aku mencibir, memang ya si calvin ini. "yang satu lagi?"
"rahasia." jawabnya sambil menampilkan senyum mautnya yang membuatku ingin terkapar saat ini juga.
jam tujuh tepat, pintu masuk sudah ditutup, menandakan tidak akan ada lagi penonton yang masuk. artinya, para panitia juga bisa punya kesempatan untuk menikmati jalannya pensi.
berkali-kali aku menghubungi somi namun tidak ada jawaban. aku harus mencarinya, karena aku tidak mau ke venue sendirian. seperti tidak punya teman saja.
padahal emang iya.
akhirnya, dari pada sendirian tidak jelas di pensi, mending aku rebahan di ruang panitia.
"mau ke mana lo?" suara sedalam samudera milik calvin antares mengejutkanku.
"ke markas, males ke depan kalo sendirian."
"ya udah, sama gue aja." ucap calvin sambil memakai jaket hitamnya. tanpa menunggu jawabanku, dengan seenaknya ia langsung menarik ujung lengan kemejaku.
sebenarnya aku senang-senang saja, tapi aku malas jika nantinya ada tatapan menyebalkan dari murid lain, seperti biasanya ketika aku bersama calvin. aku hanya tidak suka menjadi pusat perhatian.
belum lagi detak jantungku yang kembali bersorak gaduh.
"lo nggak sama bayu aji?"
"enggak, aji lagi sama bang eja, bayu lagi sama adek kelas."
aku hanya mengangguk pasrah. suasana di aula begitu ramai oleh teriakan kagum dan tepuk tangan dari berbagai penjuru. terlihat anak-anak klub tari sedang menampilkan gerakan apik di atas panggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
platonic; changbin
Fanfic(n.) ideal. tentang bagaimana aku menyimpan rapat-rapat perasaanku terhadap calvin antares, tanpa ada orang yang tahu, termasuk dirinya sendiri. beberapa nama diambil dari @sklokal di twitter