Part 8

195 19 2
                                    

"Pelaksanaannya tanggal berapa Bu?" Gia tak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini.

"Sekitar tiga bulan lagi, masih ada waktu untuk mempersiapkan diri." Yustin membuka kalender duduk di sisi kiri meja. "Saya sudah bicara dengan Kepala Sekolah, kalo kamu saja yang akan mewakili sekolah. Nilai kamu masih lebih tinggi dibanding Kashi."

Yustin tidak menyadari ucapannya ini mampu membuat tubuh Dean melorot dari tempat duduknya. Otot disekujur tubuh Dean terasa mengendur. Tak ada alasan lagi yang membuatnya tetap membanggakan diri di depan Gia.

"Baik Bu," Gia mengangguk cepat.

"Belajar yang rajin ya," senyum masih mengembang di bibir Yustin. "Oh iya, saya jadi punya ide..." Yustin bubur-buru menambahkan, kemudian berhenti sejenak mempertimbangkan sesuatu sambil melirik ke arah Dean. "Gimana kalo...kamu juga saya beri tugas untuk membantu Dean belajar Matermatika."

"Tidak!" teriakan Dean dan Gia yang bersamaan berhasil membuat Yustin menjatuhkan tubuhnya pada sandaran kursi.

Teriakan itu juga berhasil menarik perhatian dua guru piket yang berada tidak jauh dari tempat mereka bertiga. "Ada apa Yustin?" tanya salah satu dari mereka.

"Oh tidak apa-apa Bu Dewi, biasa anak-anak." Kata Yustin berusaha meredakan kekhawatiran rekannya, dan ternyata berhasil menahan pertanyaan berikutnya dari guru Bahasa Insonesia.

"Nggak usah panik, ini baru sekedar ide. Saya masih harus membicarakannya dengan Pak Andre dan Kepala Sekolah."

"Se...sebaiknya jangan Bu, bukannya saya harus konsentrasi pada olimpiade mendatang?" tolak Gia halus.

"Iya Bu, saya akan meminta Mama mencarikan guru privat Matematika yang baru." Dean tak mau kalah berusaha membela diri.

"Sudah berapa kali kamu ganti guru privat, Dean? Tak ada satu pun yang tahan dengan sikapmu. Saya tidak yakin kamu memiliki masa depan jika sikapmu masih seperti ini. Mengandalkan kekayaan orang tua saja tidak cukup, Dean." Yustin menggeleng pelan.

Gia tersenyum penuh kemenangan mendengarkan ucapan Yustin. Sudut matanya melirik ke sebelahnya, dan menemukan Dean sedang melipat wajahnya di sana.

"Apa kamu juga tidak mau membagi ilmu melukismu pada Gia?" Yustin menatap lurus ke arah Dean. "Saya pikir kalian bisa saling membantu." Tak ada yang berani membalas tatapan Yustin saat menatap kedua siswanya bergantian.

"Kalian tidak perlu panik, saya juga tidak berani gegabah mengambil keputusan. Kalian bisa pertimbangkan lebih dulu." Dean dan Gia tidak tahu, Yustin sebenarnya punya tujuan lain dengan rencananya ini.

Tak ada satu pun kata yang keluar dari mulut Gia saat keluar dari ruang guru. Sepertinya Dean juga sedang tidak berminat untuk memulai pertengkaran dengannya. Diam-diam Gia membuat beberapa rencana untuk menggagalkan ide Yustin. Dia sudah bisa membayangkan hari-hari membosankan yang akan dilaluinya saat harus belajar dengan Dean.

Dilihatnya, Dean yang melipat kertas ulangan matematikanya dan memasukkan ke saku. Langkahnya cepat, meninggalkan Gia yang berjalan di belakang. Dia juga mengabaikan Disa yang duduk di depan ruang guru, menunggu sahabatnya.

"Lama banget sih?" seloroh Disa saat Gia sudah berada di dekatnya.

Gia hanya mengangkat kedua bahunya. "Ke kantin yuk, laper nih. Tapi lewat depan ruang OSIS ya," Gia mengangkat kedua alisnya penuh arti.

"Kenapa sih harus lewat sana? Males ah, lewat sini lebih deket." Bujuk Disa yang sudah tidak bisa menahan haus. Matahari sudah hampir di atas kepala, tenggorokannya sudah terasa kering sejak tadi.

"Ah lewat ruang OSIS saja, hiburan gue cuma ada di sana."

"Haus nih," rengek Disa.

Tak mengindahkan ucapan sahabatnya, Gia menarik lengan Disa. Bibir Gia membentuk bulan sabit. Dia akan menatap kembali punggung Dean yang menyusuri lorong melewati ruang OSIS. Gia tak mengindahkan Disa yang malas mengikuti langkahnya karena harus lebih lama sampai di kantin karena jalannya harus muter dulu.

Gia tak menyadari, Disa menangkap sesuatu yang aneh saat sahabatnya keluar ruangan tidak berselang lama dengan Dean. Tidak seperti biasanya, kali ini keduanya tidak beradu mulut.

The Zero Point (Completed)Where stories live. Discover now