7: Something Wrong

10.2K 714 19
                                    

"Teh Inggrisnya, Bu," ujar Sumi, pelayan senior Julia, ibu Mario

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Teh Inggrisnya, Bu," ujar Sumi, pelayan senior Julia, ibu Mario.

Julia bergeming di sofa marunnya. Tak lama dia mengangguk sementara satu tangan kanannya menopang dagu. Keningnya berkerut dan tak lama dia menggeleng-geleng, "Bilang supir, siapkan mobil, saya mau ke tempat Mario." titahnya pada Sumi.

Hati Julia tidak tenang setelah menonton tayangan di televisi tang menampilkan Mario dan Sofia saat diwawancara. Kendati pasangan Mahendra ini terlihat mesra di depan publik, bahkan saat mengisi talkshow What Happens to You, tetapi semua itu tidak bisa menipu mata Julia, Sang Nyonya Tigress.

Pengalamannya menjalani rumah tangga selama hampir 40 tahun, tidak membuatnya menutup mata terhadap sandiwara yang dilakukan Sofia dan Mario. Julia tahu ada yang tidak beres dengan mereka berdua. Tetapi dia tidak mau menerka-nerka.

Mungkin insting keibuannya menuntun Julia pada kesimpulan seperti itu. Tetap saja dia berharap, rumah tangga putra semata wayangnya tidak mengalamai prahara apa pun. Seharusnya begitu, demi nama baik Dinasti Mahendra juga kedua cucu cantiknya. Entahlah, mungkin keputusannya mengambil menantu dari keluarga Hadinoto yang terkenal dengan berbagai skandal perpecahan rumah tangga turun temurun juga memengaruhi pikiran Julia saat ini.

Tidak tanggung-tanggung, beliau turun tangan langsung menginspeksi rumah kediaman Mario dan Sofia saat tuan rumah tidak di tempat. Pelayan, baby sitter, tukang kebun, supir pribadi, semua asisten Mario dan Sofia, kecuali Jonas, harus berhadapan muka dan menjawab pertanyaan Julia secara terperinci. Menghadapi beliau face to face saja, lutut sudah gemetar apalagi diinterogasi seperti ini.

"Tuan dan Nyonyamu, belakangan ini ribut-ribut di rumah?"

Minah menunduk. Tangannya memilin tepi seragam linennya.

"Jawab!"

Minah tersentak, "Saya bingung mau jawabnya, Bu."

Alis Julia terangkat, tangannya memberi kode untuk Minah mendekat, "Jawab kalau masih mau kerja di sini."

Minah mengangguk cepat, terbayang di kepalanya gaji delapan digit melayang begitu saja.

"Mereka ribut, tapi ribut enak, Bu," Minah mengaku malu-malu.

"Gimana sih maksudnya?"

"Itu, kemarin lusa, Bapak Ibu ribut di kamar. Bunyinya ah, uh, tolong berhenti, aah, uh," jelas Minah menirukan suara yang dia dengar dari kamar majikannya.

Muka Julia merah padam.

"Kamu nguping majikanmu tidur?" cecarnya.

Minah tersentak, "Ampun, Bu. Nggak sumpah, Bu! Suaranya kedenger sampe kamar anak-anak kok, Bu. Kenceng banget."

Julia memegang kepalanya yang mendadak sakit.

"Udah sana kamu."

Dia kembali memikirkan semua jawaban yang diperolehnya dari mulut-mulut pekerja. Tidak satu pun dari mereka yang pernah melihat Mario dan Sofia cekcok di rumah.

Julia tersenyum sendiri, "Menantu pintar. Ibumu mendidik dengan tepat. Bahkan aib keluarga kamu tutup rapat-rapat."

Julia berjalan anggun, menuju ruang kerja Mario. Dia memerintah Surya yang berada di dekatnya,
"Panggil Jonas, asisten Mario."

"Maaf, Bu. Pak Jonas sekarang asistennya Bu Sofia. Dia sedang menemani Bu Sofia ketemu sama Ibu Joan dan Risma. Arisan mingguan, Bu."

Menarik. Jonas sekarang asisten Sofia? Petunjuk yang bagus, pikir Julia.

"Hubungi Jonas. Suruh dia menghadap saya usai arisan Sofia. Pastikan Sofia tidak tahu."

"Baik, Bu."

Sebenarnya akan lebih mudah kalau Julia langsung menemui Sofia. Bertanya pada menantu di depan kawan-kawan karibnya pasti hanya jawaban jujur yang akan Julia dapatkan. Mengingat Sofia tidak pandai berbohong secara spontan. Namun, bukan ini yang Julia mau. Pasti ada alasan kuat Sofia menyembunyikan ini semua darinya.

Pikiran Julia menerawang pada sosok gadis kecil periang bertahun-tahun lalu.  Gadis yang selalu bercerita hal-hal remeh padanya. Sosok yang mengingatkan Julia pada dirinya sebelum dia menjadi Nyonya besar di keluarga Mahendra. Ya, Sofia sudah mengambil hati Julia jauh sebelum Mario mengenalkan perempuan itu padanya.

Sejak saat itu, Julia berjanji tidak akan membiarkan Sofia merasakan kehampaan sebagai wanita dalam keluarga Mahendra seperti dirinya. Apa pun akan Julia lakukan demi kebahagiaan Sofia. Bukankah kunci  kebahagiaan keluarga ada pada istri di rumahnya?



Falling for Banana (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang