36. In the Name of Love

6.8K 513 5
                                    


Kehadiran Brian tepat pada saat yang tepat, membuat sosok Brian memiliki nilai lebih di mata mereka bertiga. Meskipun Risma masih terlihat waspada dan menjaga jarak Sofia dengan lelaki itu.

Dua hari ke depan setelah insiden di air terjun, Brian selalu ada di dekat mereka. Brian sendiri tidak pelru berpura-pura dengan maksudnya melakukan itu semua.

“Apa lagi yang dibutuhkan pria tampa seperti saya selain wanita cantik seperti Sofia?”

“Yah, tingkat kepercayaan dirinya perlu dihantam sesekali.” Timpal Joan saat mendengar celoteh Brian.

“Elo nggak mau ngomong apa-apa sama Brian? Dia kayak anjing horny yang siap gancetin lo kapan aja di mana aja, Sof,” bisik Risma.

Sofia tersenyum, “Gue bisa apa? Gue seneng ada yang mepetin sampe segitunya. Cuma untuk hubungan lebih dari ini, no sih gue. Perlu banget ya gue tekenin itu ke Brian?”

Joan dan Risma mengangguk cepat.

“Yah, cepat atau lambat sih harus diomongin juga.”

Sofia mengaduk-aduk air kelapa dinginnya.

“Kemaren Jonas pamitan sama lo?”

Sofia mengangguk.

“Terus?” taya Risma.

“Nggak terjad apa-apa kalo itu yang lo tanya, Ris. Formal banget.”

“Yang lo rasain apasekarang? Terima kasih.”

Joan menggeser duduk setelah merampungkan sesi menicurenya. Mereka bertiga kini sedang menghabiskan waktu terakhir di Bali dengan memanjakan diri di salah satu outlet SGV.

“Entahlah. Kosong?”

“Kalo jodoh nggak bakalan ke mana, Sof.”

“Tapi empat tahun itu gak manusiawi buat gue. Lo pikir deh. Nenek lampir itu gitu amat. Bisa gak sih empat tahun itu dicut gitu aja?”

“Bisa. Kalo salah seorang dari kami mulai go public beneran sama orang lain.”

“Mario sih lebih sayang harta ya ketimbang publikasiin hubungannya sama LW, kan?”

“Yo, apa yang kalian bicarakan? Seru sekali sepertinya.”

Brian tiba-tiba duduk bersebrangan dengan mereka bertiga.

“Nooo ... nggak Sof. Jangan mikir yang aneh-aneh. Tadi anggep aja gue keceplosan. Gue nggak kasih ide ke elo buat ngulang yang kemarin sama metroseksual guy di sini.”

Risma mengangkat kedua tangannya.

"Setuju kan, JO?”

Dia juga meminta dukungan Joan dalam hal ini.

“Tergantung, sih. Hubungan yang gimana dulu. Karena gue rasa, mereka berdua ini nggak bakalan bisa seintim dalam pikiran mesum lo itu, Ris.”
Joan menunjuk Sofia dan Brian.

“Ada yang bisa ngomong sama saya? Saya tidak mengerti arah pembicaraan kalian bertiga.”

Belum sempat Risma menyemprot Brian dengan sederet kalimat tidak beradab, Joan menyeretnya pergi.

“Temenin gue belanja dulu. Ada tas bagus di sana buat nyokab gue”

Risma mendengus kesal.
Dia memberi isyarat dengan kedua jarinya pada Brian.

“I’m watching you.”

Brian terkekeh geli, “Teman-temanmu sangat menarik, ya. Jadi, apa yang bisa saya bantu?”

“Seperti yang diharapkan dari seorang stalker, ya. Udah nguping sampai sejauh mana?”

Brian mendekati Sofia. Tubuh mereka sangat berdekatan sehingga Sofia bisa merasakan hembusan napas Brian di tengkuknya saat lelaki itu berbisik, “Apa kamu tidak menginginkan saya sejauh saya menginginkan kamu?”

Brian mengelus paha Sofia, perlahan makin naik ke atas.

“Tangan. Minggir.”
Sofia memandang Brian, marah.

"Kamu yakin?”
Brian menyentuh dagu Sofia, ingin mencecap rasa bibir merah yang menggodanya.

“Claudia?”

Brian mematung.

“Dari mana kamu tahu?”

“Rasanya lo harus belajar untuk nggak terus meremehkan perempuan. Istri lo di London apa kabar? Apa dia tahu lo diem-diem mantau mantan simpenan lo di sini? Di RSJ?”

Brian berdiri  dan mengacak-acak kasar rambut tembaganya.

“Saya kira kamu wanita yang seperti itu, Sof.”

“Apa?”

Brian kembali duduk di sebelah Sofia.

“Wanita yang mengambil kesempatan dari pria lain untuk bersenang-senang.”

“Bukannya lo pria yang seperti itu?”

“So?”

“Kita sama sebenarnya. Hanya saja, gue membatasi diri untuk kegiatan yang bersifat intim.”

Suara Sofa memelan. Bayangan Jonas bertelanjang dada terbayang dalam benaknya.

Brian memandang Sofia lekat-lekat.

“Damn! Siapa laki-laki yang menyakitimu sejauh ini?"

Falling for Banana (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang