Now, He is MINE

3.7K 487 107
                                    

Author : AphroditeThemis / Anya

Genre : Fantasy Romance

.

Ini hanya cerita fiktif yang dibuat berdasarkan alur novel TGMD walau semua bagiannya mungkin akan sangat berbeda. Berkisah tentang Xue Yang dan Xiao Xingchen yang harus berakhir tragis dengan kematian keduanya, dalam series.

Tapi, ini adalah cerita gw, so mari kita berfantasy untuk akhir yang indah tentunya ^^

Ps : Yang gk suka couple ini silahkan klik back.

.

.

YI CITY

"Kau tidak boleh mati. Tidak akan kubiarkan kau meninggalkanku lagi. Tidak akan!"

Kalimat-kalimat tajam itu seperti mantra yang terus meluncur dari bibir Xue Yang yang baru saja membaringkan tubuh kaku Xiao XingChen dengan lembut diatas tempat tidur yang beralaskan jerami. Seringai dingin masih setia terukir dibibir sosok tampan berpakaian hitam itu saat perlahan dia meraih jemari lentik Xiao XingChen, meremasnya hati-hati sebelum membawanya ke bibir, menciumnya ringan.

Tatapan memuja yang sedikit kalut itu tidak pernah lepas dari paras manis yang sudah kehilangan cahaya kehidupan itu. Xue Yang terus berbisik dan memanggil Daozhang yang paling disayanginya lebih dari dirinya sendiri. "Kau harus bangun! Bukankah kita mau ke pasar bersama? Kumohon, jangan abaikan aku terus!" pintanya dengan nada memerintah sambil mulai membersihkan semua darah yang mengotori wajah dan tubuh bagian atas sosok rapuh yang terbaring kaku itu.

"Jangan tidur lagi, Daozhang....Bangunlah dan kita akan pergi dari kota jelek ini!"

Dengan kelembutan yang tidak pernah ditunjukkannya pada siapa pun, Xue Yang mengganti perban putih berlumuran darah yang membalut kedua mata Xiao XingChen sambil terus bicara. Membelai ringan wajah pucat yang sudah memerangkap jiwanya sejak pertemuan pertama mereka bertahun-tahun lalu. Setelah puas melihat Daozhang kesayangannya sudah terlihat rapi seperti biasa, Xue Yang duduk disamping tempat tidur dan menunggu dengan tidak sabar.

Tangan Xue Yang meremas gagang Jiangzai yang tidak pernah lepas dari genggamannya sambil bersandung kecil. Mengabaikan sesuatu dalam dirinya yang terus berteriak keras dan mendorongnya untuk memeriksa sekali lagi persiapan yang sudah dilakukannya untuk ritual pemanggilan jiwa. "Tidak ada yang salah dan kau akan kembali padaku!" desisnya senang dengan seringai licik yang menjadi ciri khasnya.

Satu jam, dua jam dan akhirnya tiga jam berlalu. Malam tiba dan purnama bersinar terang.

Tidak ada yang terjadi. Xiao XingChen tetap terbaring kaku, mati. Perlahan Xue Yang berdiri dan melangkah dengan kaki gemetar mendekati tempat tidur yang dikelilingi banyak sekali jimat pemanggil jiwa itu. Menelan semua ketakutan bodoh yang tidak pernah dirasakannya dalam situasi yang paling berbahaya sekali pun. Bahkan berusaha menepis jauh keraguan menyedihkan yang akan membuatnya keyakinannya goyah.

"Apa yang salah..." gumamnya kasar dengan suara tercekat,"Kenapa kau tidak mau bangun dan melihatku! Jawab aku, Xiao XingChen! Kenapa kau terus tidur dan mengabaikanku. Kenapaaaaaa..." Amarah pekat yang berbalut kesedihan tajam seperti membakar semua kewarasan Xue Yang yang tersisa. Mendorongnya meraih tubuh kaku Xiao XingChen dalam pelukannya lagi sebelum mengguncangnya beberapa kali.

Tiba-tiba saja Xue Yang tertawa dan mengusap kasar wajahnya. Perlahan dibaringkannya lagi tubuh Xiao XingChen sebelum berlari cepat ke meja panjang, tempat dia menyiapkan banyak sekali alat ritual untuk pemanggilan jiwa. "Dimana salahnya? Kenapa aku tidak bisa membangunkannya? Berani sekali dewa menolak perintahku!" raungnya kasar pada dirinya sendiri sebelum menendang kuat meja dihadapannya hingga hancur berantakan.

Seperti singa marah, Xue Yang mulai mondar-mandir dalam ruang sempit yang hanya diterangi sedikit sinar bulan itu. Berusaha memikirkan sebuah cara, apapun itu agar bisa membangunkan sosok Daozhang yang sangat disayanginya. Dia bahkan tidak peduli jika setelah bangun nanti, pria baik hati yang senantiasa tersenyum manis meski sedang merasa sedih itu mungkin tidak akan mengenalinya lagi.

Itu bukan masalah karena yang terpenting baginya, Xiao XingChen harus hidup kembali!

"Ya! Disana!"

Diantara semburan emosi dan amarahnya, Xue Yang tiba-tiba tersenyum dan mengepalkan tangannya keatas saat mengingat satu nama yang pasti bisa membantunya menghidupkan kembali Daozhang tercintanya. "Aku harus membawanya ke tempat itu!" Usai membuat keputusan itu, Xue Yang mengumpulkan beberapa barang miliknya. Mengambil shuang hua yang masih berlumuran darah sebelum bergegas kembali mendekati tempat tidur.

"Kau mau mati, bukan?" desisnya dingin dengan seringai dingin saat menatap marah pada sosok Xiao XingChen yang tidak mungkin bisa menjawab pertanyaannya lagi. "Tekad yang cukup menggagumkan." Dari sudut matanya Xue Yang menatap garang pada si mayat hidup Song Lan yang berdiri tegak tak jauh dari pintu depan rumah peti mati itu, tatapan mata pria yang paling dibencinya itu kosong.

Dalam sekejab Xue Yang sudah berdiri didepan cultivator yang terjebak dalam permainan yang dibuatnya. Sahabat baik Xiao XingChen yang dulu berusaha membunuhnya. "Dia mati karena kau! Kesalahanmu! Seharusnya kau tidak pernah datang kesini dan mengganggu kami!" geramnya marah dengan seringai dingin seraya menudingkan jarinya tepat didepan mata Song Lan yang tak berkedip dan hanya mampu meraung tanpa suara karena Xue Yang sudah memotong lidahnya.

"Dia milikku sekarang!"

Garis-garis hitam yang menyebar dileher dan sebagian wajah Song Lan menandakan mayat hidup itu masih memiliki setitik emosi. "Kau benci mendengarnya? Sayang sekali, tidak ada yang bisa kau lakukan sekarang, Senior Song." Sepasang mata gelap Xue Yang berbinar riang sedangkan bibirnya lagi-lagi mengukir senyum lebar yang penuh kelicikan.

Perlahan dia berbalik dan kembali bersimpuh disamping tempat tidur. Meraih lagi jemari dingin Xiao XingChen dan menciumnya lama. Aura menakutkan seperti menguar dari tubuh sosok tampan yang terkenal sebagai pembunuh berhati dingin itu. "Dengan cara terkejam sekali pun, akan kupastikan kau hidup dan tidak akan pernah mati lagi!" Umum Xue Yang riang seolah Xiao XingChen bisa menjawab dan tak ragu untuk balas memakinya tajam, seperti beberapa jam yang lalu.

"Dasar orang brengsek! Kenapa kau tega membunuh Daozhang yang begitu baik hati?"

.

.

NOTE AUTHOR : Jangan terlalu berharap alurnya akan sama dengan The Untamed ataupun versi novelnya ya. Ini akan sangat berbeda.

Thanks untuk yang menyempatkan vote dan Ya Tuhan, para ghost itu muncul dari mana sih?

HELL in THE WORLD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang