"I will protect you for today, tomorrow, future and forever"
※※※
"Gitu dong senyum" ucapku
"Emang biasanya aku gak senyum?" tanya Liara
"Kadang" jawabku
"Ra~..." rengek Avi dan memeluk Liara aku hanya menatap kedua perempuan ini sambil memakan dimsum.
"Kamu gak apa-apa kan Ra? Aku panik banget kamu mau bunuh diri tadi beneran Ra" Avi
"Bu-bunuh diri? Ara?" Liara terkejut dan menatap ke arahku
Aku yang sedang ingin memasukkan dimsum ke mulut memberhentikan aktivitasku dan menatap Avi dan Liara bergantian sambil menahan dimsum yang masih di mulutku saat ini.
"Kamu kenal Ara, Xel? Dia mau bunuh diri?" tanya Liara memastikan
"Iya, emang kenapa Ra? Untungnya kamu gak jadi bunuh diri karena bibi" jawabku
"Karena kamu juga kan?" tanya Liara
"Begitulah" jawabku dan memasukkan dimsum yang sempat tertunda
"Tapi, pas aku datang Ara udah hilang udah ganti kamu Ra" Avi
"Kamu datang pas aku udah kembali seperti semula?" tanya Liara
Avi mengangguk dan melepas pelukannya pada Liara, dan mengambil hpnya di tas karena berdering.
"Siapa Vi?" Liara
"Okta" Avi berdiri dan menjauh untuk menerima telfon
Aku mengambil dimsum dan menyodorkannya ke mulut Liara tapi, Liara langsung memelukku erat. Aku tersenyum dan meletakkan dimsum ke tempatnya dan membalas pelukan Liara sambil mengusap kepalanya halus.
"Kenapa hm?" tanyaku
"Kamu wangi" Liara
"Ra serius" kesalku
"Aku juga serius kok, terima kasih udah bantuin aku. Mungkin kalau bukan karena kamu dan bibi aku udah gak bisa lihat dunia ini sama papa lagi" Liara
"I will protect you because i want to see you forever and love you very love you" jawabku
"Me too" Liara
"Ra? Xel?" Avi datang dan duduk di samping Liara
Kami melerai pelukan dan menatap Avi
"Kenapa Vi?" tanyaku
"Okta ngajak gue jalan, dia kan gak tau situasi saat ini jadi dia minta gue jalan sama dia. Gak apa kan Ra aku tinggal? Ada Axel kok" Avi
Liara mengangguk dan mereka berpelukan sementara, Liara mengabtar Avi sampai depan pintu. Sedangkan, bibi datang membawa minuman dan camilan.
"Silahkan di makan dan minum den" bibi
"Iya bi, terima kasih" jawabku dan tersenyum
"Bibi~~" panggil seseorang dan Liara memeluk bibinya dengan erat
"Eh? Non Liara kenapa non?" tanya bibi
"Bibi udah selamatin Liara untuk yang ke sekian kalinya" Liara
"Itu tugas bibi non, bibi udah janji sama tuan" bibi
"Terima kasih pokoknya bi" Liara
"Iya non sama-sama. Itu udah bibi buatin makanan sama minuman. Dimakan non..." bibi
Liara melepas pelukan dan membentuk tanda 'OK' pada jari tangan kanannya. Bibi pergi dan Liara meminum minuman yang di sediakan, setelahnya dia kembali memelukku, entah kenapa dia sedang manja.
"Kamu kenapa sih Ra? Kayaknya manja banget ya" ledekku
"Gak boleh?" Liara langsung melepas pelukannya dan mempoutkan bibirnya, terlihat lucu.
"Iya maaf gak usah marah, itu bibirnya biasa aja Ra. Gak usah godain gitu" jawabku kesal
"Hm? Aku gak godain kamu ya. Mesum dasar" Liara kesal
"Aku gak mesum Ra, jangan marah" jawabku
Aku mendekat dan memeluk Liara sekarang, dia terlihat santai bahkan sambil makan makanan yang disediakan bibi. Dia mengambilnya dan menyodorkannya ke mulutku.
Aku membuka mulut dan mengunyahnya masih memeluk Liara, wangi vanila dan sangat melekat di tubuhnya saat ini. Wangi vanila terus masuk kepalaku dan aku memejamkan mata.
"Xel? Kamu tidur?" tanya Liara
"Hm? Enggak" jawabku
"Kirain tidur, diam aja" Liara
"Kamu wangi tau, vanila ya?" tanyaku
"Sok tau deh" jawab Liara
"Sok tau gimana?" tanyaku
"Gak apa" Liara
"Ra" panggilku
Liara menoleh ke arah kanan dan tatapan kami bertemu bahkan sangat dekat. Aku mengecup pipinya lalu bibirnya dia tersentak dan menutup mulutnya seketika.
"Kenapa?" tanyaku
"Kamu gak ngerasa berdosa atau apa? First kiss ku Axel" kesal Liara
"First kiss? Wah... Beruntung" jawabku senang
"Jahat kamu" Liara memukul lenganku dan aku hanya membiarkannya dan tatapannya bertemu dengan tatapanku kembali.
"Sebenarnya kamu beneran sayang sama aku gak Ra?" tanyaku
"Kenapa tanya? Perlu aku jawab?" Liara meledek
"Serius Ra" ucapku datar
"Iya iya... Aku sayang beneran kok sama Axel" jawab Liara
Aku tersenyum dan memeluk Liara erat.
(Terima kasih menerimaku apa adanya Ra, jangan pernah jauh. Kalau aku kehilangan kamu 1 hari aja kelakuanku bisa diluar perkiraanmu. Hanya saja sekarang aku sedang dalam perlakuan yang normal, aku gak mau kehilangan orang yang aku sayang) batinku
Axel POV END
×
×
.to be continued.
Maaf yaa... part ini agak sedikit dari biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIARA EL
General Fiction"Kenapa sih lo beda? Lo juga aneh" - A "Karna kamu belum tahu aku yang sebenarnya. Aku berbeda sama kamu yang normal" - L Inilah aku, aku yang berbeda dengan 1 kesamaan. Aku menutup rapat diriku dari pertemanan dan dunia luar, aku hanya memiliki 1 t...