Finally, datanglah ke "Beach Aula" tepat pada pukul 20.00. Istirahatlah, smoga harimu menyenangkan. Jangan kaget saat melihatku nanti :)
Unknown
Itulah petunjuk akhir dari orang "Unknown" yang sudah 2 hari membuatku kesal dan lelah, walau semua tidak masuk akal aku mengiyakan saja karna aku tak butuh kenapa setiap petunjuk dibawa oleh anak MWH kecuali Satria.
Aku belum melihatnya sejak kemarin, yang aku butuhkan hanya petunjuknya dan permainan selesai hari itu juga. Ternyata tidak! Permainan selesai pukul 8 malam dan saat itu juga aku akan mengetahui siapa pembuat petunjuk sang "Unknown" itu.
Aku duduk didepan cermin menatap diriku dan sesekali menatap petunjuk yang aku tempelkan dicermin dengan solasi yang aku bawa.
Aku bergantian menatap diriku dan petunjuk akhir itu sambil menopang dagu dengan tangan kananku dan tangan kiriku mengetuk-ngetuk meja rias.
Ra
Ra
Aku menoleh kanan kiri tak ada yang memanggilku, saat aku menoleh pada cermin aku melihat Elisa disana.
"Elisa?" gumamku
-Lo tau gak siapa yang buat petunjuk ini?-
Aku hanya menggeleng pasrah dan melihat kembali petunjuk itu.
-Gini deh, percaya sama gue. Gimana kalo 1 jam sebelum ke aula itu atau setengah jamnya deh, gue muncul sementara.-
"Hah? Buat apa??" tanyaku kaget
-Gue punya rencana, dan yang pastinya gue tau siapa yang buat petunjuk-petunjuk ini dari kemarin-
"Janji dulu!' ucapku
-Huuh... janji apa sih?!-
(Bahkan aku bisa melihat dia bersedekap dengan gaya angkuhnya saat ini) batinku
-Janji apa Ra? Gak usah batin, gue tau-
"Janji lo gak akan buat semuanya jadi hancur atau berantakan alias mengacau?" tanyaku
-Serahin ke gue, gue cuma bantu lo buat ini. Serahkan ke gue-
Liara smirk padaku dan aku mengangguk untuk menjawab tawarannya.
"Tapi Sa, kalo lo muncul kebongkarlah kalo gue punya alter ego"
-Apa masalahnya? Setelah kejadian ini semua akan melupakannya-
"Oke, gue setuju!"
-Good girl Liara-
Elisa menghilang begitu saja, aku menggeleng lalu menarik nafas dan memutuskan untuk mandi siang ini.
Liara POV END
***
Malam ini perempuan itu sudah siap dengan pakaiannya, dia dipesan untuk tetap dipenginapan karna kedua orang tuanya sedang membeli makanan dikedai yang dia kunjungi tadi siang.
Malam ini dia menggunakan sepatu wedges hitamnya, dengan memakai sweater tebal berwarna cream, rok selutut berwarna mocca dengan 2 saku didepannya, ditambah belt, rambut yang dia ikat 1. Terakhir dengan polesan make up tipis, dia adalah Elisa.
Elisa berjalan santai menuju aula, sudah beberapa kali Elisa senyum-senyum sendiri karna dia membaca petunjuk akhir di kertas yang Liara tempelkan dicermin.
"Jangan kaget saat melihatku nanti, hm... let's see siapa yang akan lebih terkejut" gumam Elisa
Elisa membuka pintu aula
"SURPRISE....!!!" sorak seorang lelaki disana, ya siapa lagi kalau bukan Axel
"Elisa?" Axel
Elisa berjalan memasuki aula menghampiri Axel dengan santai dan tersenyum khasnya Elisa. Axel terkejut dan bingung apa yang dia lihat didepannya saat ini sungguh Elisa atau bukan.
"Selamat malam Axel, kita ketemu lagi. Jangan kaget saat melihatku" Elisa senyum lebar dan langkahnya berhenti jarak 1 meter didepan Axel yang masih terdiam
"Kenapa diam? Bukannya lo nyiapin semua kejutan ini buat Liara?" tanya Elisa
"Sa, lo.."
"Iya, ini gue Axel. Ya gue disini, kenapa kaget ya? Harusnya yang datang Liara kenapa jadi gue? Gitukan?" Elisa
"Sekarang, anggap aja gue Liara. Bilang apa yang udah lo rencanain Xel.." Elisa
Axel masih terdiam menatap Elisa tak berkata apapun. Elisa melihat ke arah bucket bunga yang Axel pegang sejajar dengan pahanya saat ini.
(Elisa menunjuk bucket dengan dagu) "Sebelum bunganya layu" Elisa menatap Axel kembali
"Gue gak akan ngacauin ini semua, asal lo tau. Ini semua dandanannya Liara. Bukan gue, gue cuma mau muncul dan sekedar liat lo aja Xel setelah lama gue gak muncul" Elisa tersenyum manis pada Axel
"Sa... lo.."
"Bukan Elisa tapi Liara, panggil nama Liara bukan gue" Elisa
"Ra... sebenarnya tujuan aku buat semua petunjuk itu biar kamu senang maaf kalo buat kamu kesel karna rencanaku itu. Aku mau bilang sesuatu... (Axel berlutut dan mengangkat bunganya) ini klasik tapi. Kamu mau jadi pacarku Ra? Setelah lulus aku udah punya rencana buat nikahin kamu. Kamu mau?" ucap Axel
Terima Sa!
Ambil bunganya!
Jangan biarin dia berlutut!
Gue mau jadi pacarnya apalagi nikah!
Waaa Axel, thank you!
Elisa tersenyum mendengar suara Liara disana dan dia langsung melakukan apa yang Liara katakan.
"Gue mewakilkan jawaban Liara disana yaa... dia bilang. Terima Sa, ambil bunganya (Elisa mengambil bunga yang Axel pegang), jangan biarkan dia berlutut (Elisa membantu Axel untuk berdiri) dan Liara bilang. Gue mau jadi pacarnya apalagi nikah, waaa Axel thank you" Elisa tersenyum.
"Serius Sa, Liara bilang gitu?" Axel
"Gue gak bohong kok Xel.." Elisa tersenyum manis
Axel menarik Elisa kedalam pelukannya dan saat itu juga Elisa berganti menjadi Liara. Mereka saling mendalami pelukan mereka malam ini dan perasaan mereka sangatlah bahagia.
Semua orang keluar dari persembunyian dan ikut bersorak melihat kedua insan muda itu berbahagia. Liara tak menduga kalau dirinya yang memiliki banyak kekurangan ini dicintai oleh seorang pria yang telah sabar dan terus membantunya selama ini.
Dia bersyukur, Axel telah meneria kondisinya yang memiliki banyak kekurangan dalam hidupnya. Jadi itulah hidup, dengan kekurangan yang kamu miliki kita bisa melihat siapa yang akan benar-benar menerimamu dengan segala kondisi ataupun keadaanmu.
Axel melepas pelukannya dan mencium bibir Liara dalam dengan lembut, Liara mengikuti permainan Axel dan mereka berdua merasakan kebahagiaan yang tak terhingga malam ini.
(Thank you Sa udah bantu aku. And love you Axelen Mirza Arovan) batin Liara
(I love you and i love you too Liara Elisa Kamila) batin Axel.
•
•
•.The END.
Hai readers, maaf ya kalau cerita ini gak sesuai ekspetasi kalian, aku bingung mau dilanjutin kayak gimana lagi. Karna dari kemarin-kemarin aku kepikiran buat bikin Ending jadi aku memutuskan cerita ini aku selesaiin deh.
Oh ya! Terima kasih yang selama ini udah vote, komen cerita "Liara El" see u on other story readers. Stay safe yaa...🤗🤗🤗.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIARA EL
General Fiction"Kenapa sih lo beda? Lo juga aneh" - A "Karna kamu belum tahu aku yang sebenarnya. Aku berbeda sama kamu yang normal" - L Inilah aku, aku yang berbeda dengan 1 kesamaan. Aku menutup rapat diriku dari pertemanan dan dunia luar, aku hanya memiliki 1 t...