Part 21

1.7K 105 1
                                    

"Kau telah melukaiku tapi aku takkan pernah berhenti dan menyerah untuk terus disampingmu - Axel

※※※

Axel kembali masuk ke sekolahnya dan mencoba memperhatikan dengan baik tapi, dia selalu gagal fokus karena tidak melihat sosok orang yang dia cari sejak pagi siapa lagi kalau bukan Liara.

Axel masih ingin tahu apa yang membuat Liara bisa berubah bahkan Elisa mengirimkan pesan seperti itu padanya, Hash... Memikirkannya saja membuat Axel merasa seperti habis naik roller coaster.

Sampai saat ini jam istirahat Axel tidak menemukannya di kelas, bahkan Avi juga tidak tahu kemana sahabat kecilnya pergi. Dan alhasil Axel hanya duduk di aula indoor di lantai 2.

Tapi, dia tidak sendiri Axel duduk bersama Satria, Zeed, Qian, Guntur, Randi dan Dika. Sejak awal Axel hanya memikirkan apa yang harus dia lakukan, apa yang telah berubah dan kenapa bisa semuanya seperti ini?

Axel tahu dalam sebuah hubungan pasti selalu ada badai datang dan akan berlalu jika melewatinya dengan baik tapi, bagi Axel ini bukan hanya badai. Dia bagai diterpa badai dan setelahnya datang gempa yang berujung tsunami.

Kondisinya sangat hancur, bahkan jika dia anak lemah dia akan menangis tapi dia menahannya dengan baik dan belum saatnya dia memecahkan tangisnya. Selama masih ada jalan Axel yakin dia bisa memperbaiki hubungannya.

"Kenapa bisa Liara pergi? Lo yakin dia pergi?" Dika

"Mungkin dia sekarang lagi izin acara keluarganya Xel, posthink lah" Randi

"Gue setuju sama Randi, gak mungkin kan Liara pergi ninggalin lo? Sejak awal ketemu sama lo gue yakin dia udah jatuh hati sama lo Xel" Qian

"Yup, apalagi pas lo mandang dia dari lantai 2 pas itu. Keliatan banget lo ngincar dia" Dika

"Gue yakin Liara gak pergi dia cuma izin gak masuk aja" Guntur

"Kalau dia izin acara keluarga, harusnya Avi tau dong. Tapi, yang ini Avi aja gak tau" Axel

"Mungkin, Avi belum dikabarin sama Liara" Randi

"Nah iya, karena sekarang Okta lagi ngobrol sama Avi gue yakin nanti Okta bawa kabar baik buat lo" Zeed

"Gue harap begitu sih, kalau jauh dari itu gimana???" Axel

"Gak akan, lo harus bisa yakinin itu" Zeed

Dika dan Guntur menepuk pundak Axel di kanan dan kiri agar Axel tenang dan tidak grasak-grusuk. Hpnya berdering dan semua langsung membuka hp masing-masing, ternyata hp Axel lah yang berbunyi.

"Halo?"

"Halo den, ini saya bibi. Den, tolong ke rumah sekarang den tolongin."

Tut...

Axel langsung menuruni tangga secepatnya dan membuka pintu aula kasar, sedangkan temannya saling melempar tatapan dan berakhir mengejar Axel pergi.

Axel menaiki motornya dan menyalakan mesinnya, tak lama semua temannya sampai di hadapan Axel dan mengatur nafasnya.

"Sat... Bilangin Okta gue bolos" Axel menyalakan mesinnya dan menarik gas motor keluar sekolah

"Xel! Woyy!" Satria hanya menghembuskan nafas kasar dan mereka semua kembali ke dalam gedung sekolah.

---

"Non... Tenang dulu non. Sebenarnya non Ara cari apa?" tanya bibi

"Bukan urusan bibi, bibi cukup diam aja ya" Ara

"Non Ara harus jelasin dulu biar bibi tau dan barangkali bisa bantu" bibi

LIARA ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang