(London Day 3, at 17.15 pm)
Matahari mulai tenggelam dan Axel beralih berdiri sambil menatap pemandangan sore tak hanya dia tapi, semua orang yang ada disini berkunjung untuk melihat pemandangan didepan mereka.
Dengar-dengar sih, banyak yang bilang kalau pemandangan malam disini indah karna lampu warna-warni akan dinyalakan, aku sempat bertanya dan seorang mahasiswi bertanya setelah pulang kuliah dia selalu mampir kesini untuk melepas penat dan dia bahkan bilang tempat ini adalah tempat "jodoh" dia bilang setiap dia datang kesini selalu ada pasangan yang berhubungan baik dan kembali suka satu sama lain.
Itu sih pendapatnya, aku tidak percaya dengan hal itu. Kalau penasaran nama tempat ini adalah Buckingham Palace, memang indah apalagi bunganya warna-warni dan banyak siapa yang tidak suka melihat bunga berwarna sebanyak ini?
Aku hanya menatap Axel dan kejauhan bahkan aku bersandar dilampu tempat ini sambil bersedekap dan setiap orang yang menatapku mereka bingung karma saat ini aku melepas heels yang aku pakai karna kakiku sudah agar memerah.
"Ish... kalau bukan karna cowok nyebelin itu aku gak akan nyamar dan pakai heels kayak gini. Ishhh... Tau gitu aku gak usah ikut apa kata mama lebih baik aku pulang kemarin dan biarin dia disini sama cewek itu" gerutuku
Aku memasang kembali high heelsnya dan melihat tempat dimana Axel berada tapi musnah Axel menghilang dari pandanganku aku berusaha mencari cowok yang membawa kantung plastik yang berisi minuman yang tadi dia beli di supermarket hasilnya nihil aku mengedarkan pandanganku mencari lelaki berambut cream tapi nihil aku tidak menemukannya.
Aku langsung berbalik tepat saat lampu taman ini dinyalakan dan betapa terkejutnya aku saat melihat lelaki itu didepanku bersedekap melihatku karna aku masih memakai kacamata aku merasa dia tidak akan mengenaliku.
Aku akhirnya berusaha tidak terkejut dan melewatinya dari samping tapi justru dia menahan tanganku dan berjalan ke hadapanku kembali. Dia menarik pinggangku perlahan dan menarik kacamata yang aku pakai saat ini. Dia tidak terkejut melihatku bahkan tatapannya datar aku bingung apa yang akan aku lakukan setelah ini.
"Sorry, who you?" Tanyaku dengan nada yang agak kikuk
"Masih mau jadi bule?" Tanyanya
(Yah... ketahuan deh sama Axel, gak seru akh pulang aja deh) Batinku kesal
"Apa kabar?" Tanyanya
Aku menjauh dan merebut kembali kacamataku
"Baik, terima kasih" Jawabku
Entah kenapa rasa kesalku melihat dia dengan perempuan tempo hari lalu langsung terlintas dan aku meninggalkan Axel dan menatapnya tajam. Aku berjalan cepat tapi sepatu ini mengahalangiku, sebisa mungkin aku terus memakainya yang penting bisa menghindar dari Axel dia terus berjalan santai mengikutiku. Aku melepas heelsku dan ingin menyetop taxi tapi seseorang langsung menggendong tubuhku dan membawaku berbalik arah.
"Axel! Turunin gue!" Ucapku memberontak dan dia tetap menggendongku sampai saat aku mendorong dadanya pelan dia langsung menurunkan aku.
"Lo mau ngapain sih?" Tanyaku
"Harusnya aku yang tanya kamu ngapain ngikutin aku pake heels?" Axel
"Ya kenapa? Terserah gue kan? Lo mau gantiin gue pake heels?" Ketusku
"Kenapa kamu marah sama aku?" Axel
"Pikirin sendiri deh kesalahan lo apa, gue mau balik" Kesalku
Aku berusaha mencari taxi tapi tak ada yang lewat Axel langsung menggandeng tanganku dan menatapku.
"Jam segini dan di daerah sini gak akan ada taxi lewat kamu mau gembel disini sampe taxinya ada? Pulang sama aku" Axel
KAMU SEDANG MEMBACA
LIARA EL
General Fiction"Kenapa sih lo beda? Lo juga aneh" - A "Karna kamu belum tahu aku yang sebenarnya. Aku berbeda sama kamu yang normal" - L Inilah aku, aku yang berbeda dengan 1 kesamaan. Aku menutup rapat diriku dari pertemanan dan dunia luar, aku hanya memiliki 1 t...