***
Bel pulang sekolah telah berbunyi dan tanpa banyak bicara lagi Lisa bergegas pergi meninggalkan kelasnya. Sejak jam makan siang tadi ia sudah tidak bicara lagi pada Jennie, namun seolah tidak peduli, Lisa pergi begitu saja dari kelas dan membuat Jennie serta Rose semakin kesal. "Wah... Jadi dia lebih memilih kekasihnya yang hanya orang biasa itu daripada kita?" sinis Jennie setelah Lisa menghilang di balik pintu kelas mereka.
"Tapi pria itu memang tampan-"
"Ya! Kau pikir pria seperti itu tulus mencintai Lisa? Aku yakin dia pasti hanya ingin tidur dengan Lisa atau justru menipu Lisa dan menguras hartanya," sinis kesal seorang Jennie Kim yang mengedarkan pandangannya ke seisi kelas– mencari pelampiasan untuk diganggu, dan di sudut kelas, Jennie menemukan targetnya, siapa lagi kalau bukan Kim Jisoo?
Masih di hari yang sama, belum lama sejak bel pulang sekolah berbunyi, Seunghyun kembali melihat Lisa pergi dengan seorang pria bermotor. "Itu pasti kekasihnya," gumam Seunghyun sembari melihat Lisa yang melaju semakin jauh meninggalkan sekolah mereka. "Siapa nama kekasihnya? Jennie memberitahumu?"
"Tidak tahu," jawab Jiyong seadanya. Bukan karena Jiyong tidak penasaran, tapi Jiyong merasa ia tidak berhak melewati batasannya. Lisa memang tunangannya, tapi gadis itu membiarkannya berkencan dengan gadis lain, jadi Jiyong merasa kalau ia harus membiarkan Lisa berkencan juga.
Seungri mendekat, menghampiri Seunghyun yang berdiri di dekat jendela ruang kelas mereka. Pria itu mengikuti arah pandangan Seunghyun namun ia tidak melihat sesuatu yang menarik sampai matanya menangkap sosok Jisoo yang basah kuyup berjalan ke gerbang sekolah dengan kepala tertunduk.
"Hyung kurasa mainanmu perlu bantuan lagi," gumam Seungri sembari memperhatikan Kim Jisoo yang sedang berjalan itu.
"Heish... Aku benar-benar lelah, kenapa dia sangat lemah? Kenapa dia tidak membalas Jennie dan teman-temannya? Augh! Kalau bukan karena Lisa- ah, lupakan saja, aku akan pulang sekarang," ucap Seunghyun yang sempat salah bicara itu. Seunghyun seharusnya merahasiakan perjanjiannya dengan Lisa, namun sekarang ia justru membuat Seungri yang sangat mudah penasaran itu menahannya. Seungri tidak membiarkan Seunghyun keluar dari kelas sampai ia menjawab seluruh rasa penasarannya.
"Jadi, kau membantu Jisoo karena berjanji akan menjauhkan Jiyong dari Jisoo?" tanya Seungri, selepas Seunghyun memberitahu kedua temannya mengenai perjanjian yang ia buat dengan Lisa.
"Lalu apa yang kau dapatkan dari Lisa?" tanya Jiyong, yang akhirnya tertarik untuk masuk ke dalam obrolan mereka sore hari itu.
"Senyumnya? Tidak ada alasan khusus, aku hanya kasihan melihatnya terus-terusan mengejarmu. Aku pernah melihatnya menangis, dia bilang dia sangat khawatir kau akan jatuh cinta pada Jisoo, dia khawatir dia akan menjadi Lisa yang kau benci seperti saat kalian masih sekolah menengah pertama dulu," jelas Seunghyun yang sama sekali tidak membuat Jiyong merubah ekspresinya.
Jiyong terkejut, tentu ia terkejut karena baru saja mengetahui kalau teman dekatnya ternyata menyukai tunangannya. Jiyong sama sekali tidak merasa terganggu saat mengetahui Lisa berkencan dengan mahasiswa itu, namun kini ia merasa sangat kesal hanya karena pengakuan Seunghyun.
"Kau menyukai Lisa?" tanya Jiyong dan Seunghyun menolak untuk menjawab pertanyaan itu.
"Kalau kau menyukai Lisa, bagaimana kalau kalian berdua bertanding? Kau sebagai pria yang akan selalu menolong Lisa, dan Jiyong sebagai pria yang selalu melukai Lisa. Kita lihat siapa yang akhirnya akan Lisa pilih, lalu mengenai Jisoo... Sebenarnya aku terus memikirkannya selama beberapa hari ini,"
"Ya! Bisa-bisanya kau memikirkan kebutuhanmu sendiri disaat seperti ini!" protes Jiyong, kepada Seungri dan ucapannya– sedang Seunghyun masih saja diam, seolah ia tengah dihakimi atas kesalahannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Klise
FanfictionKisah si pangeran sekolah yang akhirnya jatuh hati pada si upik abu penerima beasiswa, sudah terlalu klise, bukan begitu? note : terinspirasi dari K-Drama Extraordinary You