***
"Sekyung eonni mahasiswa fakultas hukum, kalau Siwon oppa fakultas bisnis. Sekyung eonni bilang dia akan mengajar disekolah kita kalau gagal dapat beasiswa atau gagal dalam tes kejaksaan,"
"Jadi mengajar di sekolah kita hanya pilihan ketiganya?"
"Kurasa mengajar justru bukan pilihan sama sekali, dia hanya bercanda karena zaman sekarang mencari pekerjaan itu sulit,"
"Siapa bilang?"
"Sekyung eonni,"
"Bagiku mencari pekerjaan bukan hal sulit,"
"Kau pikir semua orang hidup nyaman sepertimu?"
Kini, Lisa meletakkan handphonenya. Sudah tiga puluh menit ia duduk di dalam bus sembari berkirim pesan dengan Seunghyun. Mereka berkirim pesan namun tidak membuka mulut mereka sama sekali. Alih-alih melihat pemandangan di luar bus, keduanya justru sibuk membaca dan membalas pesan.
"Kalau kau mengenalkanku pada Sekyung noona, aku akan menjaga Jisoo sampai aku lulus," tulis Seunghyun dalam pesannya.
Namun alih-alih membalas pesan itu, Lisa justru menoleh dan menatap Seunghyun. "Kenapa kau terdengar seperti sedang mengancamku, oppa?"
"Aku memang sedang mengancammu,"
"Augh... Ternyata kalian berdua sama saja. Sama-sama menyebalkan. Aku sudah tidak peduli kau akan menjaganya atau tidak, tapi aku tidak ingin mengenalkan kalian,"
"Kenapa?" seru Seunghyun, di tengah-tengah keributan para siswa yang tertawa dan bernyanyi, di tengah-tengah suasana menyenangkan khas darma wisata. Hanya Seunghyun dan Lisa yang tengah bicara serius saat itu, sedang Jiyong berpura-pura tidur agar tidak perlu meladeni Jessica dan beberapa gadis lainnya.
"Kau jadi menyebalkan, sama seperti Jiyong oppa," balas Lisa sembari mengerucutkan bibirnya. "Bukankah oppa menyukaiku? Kenapa tiba-tiba menyukai orang lain?"
"Kau ingin berkencan denganku? Tidak 'kan?"
"Tapi-"
"Bagaimana kalau aku memohon? Dia wanita paling cantik yang pernah ku temui,"
"Ahh! Ada apa denganmu? Menyebalkan!" rengek Lisa yang kemudian bangkit dari duduknya dan mengguncang tubuh Jiyong, gadis itu meminta Jiyong agar bertukar kursi dengannya. Namun belum sampai bertukar kursi, bus mereka sudah lebih dulu tiba di depan sebuah gerbang bertuliskan kebun jeruk. "Apa ini? Kita tidak langsung ke hotel tapi ke kebun jeruk? Guru Kim! Kenapa kita ke kebun jeruk di tengah hari begini??" tanya Lisa, ia abaikan Jiyong yang baru saja membuka matanya dan berlari turun dari bus, mengejar gurunya.
Saat itu sudah tengah hari, dan untuk makan siang, mereka akan menikmatinya ditengah kebun jeruk. Menikmati berbagai hidangan sembari mencicipi jeruk yang mereka petik sendiri.
"Hhh... Hilang sudah harapanku untuk makan makarel panggang siang ini," keluh Lisa yang akhirnya dapat kembali bergabung dengan teman-temannya. Gadis itu berjalan bersama Jennie dan Rose, juga beberapa teman sekelas mereka yang lain. Sedang Jiyong justru menahan langkah Seunghyun didepan pintu bus mereka.
"Kalian, pergilah lebih dulu," ucap Jiyong menyuruh Seungri dan Jisoo untuk memberinya waktu bicara berdua dengan Seunghyun.
"Sebanyak apa rahasia yang tidak akan kalian bagi denganku?" komentar Seungri, tentu tanpa perasaan apapun. Dengan santai, ia berjalan mendahului semua orang untuk bergegas masuk ke dalam kebun yang rimbun, berlindung dari teriknya sinar matahari siang.
"Sebanyak skandal kencan yang kau sembunyikan!" teriak Jiyong, menanggapi komentar Seungri dengan sebuah candaan standar.
"Jadi apa yang ingin kau bicarakan?" tanya Seunghyun yang telah kehilangan kesempatan untuk mengejar Lisa dan membujuk gadis itu. "Kau penasaran pada hubunganku dengan tunanganmu? Kami tidak punya hubungan apapun, tapi kenapa kau penasaran? Kau menyukainya sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Klise
FanfictionKisah si pangeran sekolah yang akhirnya jatuh hati pada si upik abu penerima beasiswa, sudah terlalu klise, bukan begitu? note : terinspirasi dari K-Drama Extraordinary You