***
"Heechul oppa," ucap Lisa, kepada seseorang yang ia telepon. Sekarang, gadis itu tengah berada di ruang kesehatan, berbaring di atas ranjang paling sudut sembari menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. "Aku sedang sangat kesal, apa kau punya sesuatu menyenangkan yang bisa kau ceritakan padaku?"
"Apa yang ingin kau dengar, Lisa? Aku baru saja bangun tidur," jawab si pria yang Lisa telepon itu. "Semalam aku pergi dengan teman-temanku, Eunhyuk, Leeteuk juga Donghae. Kami minum-minum di restoran daging dekat kampus, lalu Eunhyuk menginap di rumahku dan mengacak-acak seisi rumahku. Aku benar-benar kesal karenanya, jadi aku memukulnya, lalu mengusirnya,"
"Dan Eunhyuk oppa pergi?"
"Tidak, aku tidak bisa melakukan apapun terhadapnya. Dia membuatku kesal dan aku tidak bisa melakukan apapun selain membiarkannya, dia mabuk,"
"Apa aku juga harus melakukan hal yang sama?"
"Apa?"
"Membiarkannya, dia membuatku kesal dan aku tidak bisa melakukan apapun selain membiarkannya," jawab Lisa, setengah berbisik agar guru yang bertugas di ruang kesehatan itu tidak mendengar pembicaraannya. "Aku pikir dengan memanfaatkan perjodohan kami, aku bisa memilikinya. Tapi kisah cintaku hanya sebatas cinta yang bertepuk sebelah tangan,"
"Memang apa salahnya dengan cinta yang bertepuk sebelah tangan untuk seorang anak sekolah? Jangan terlalu memikirkannya, hidupmu masih sangat panjang," balas Heechul, membuat Lisa menghela nafasnya- bagi Lisa tidak terbalasnya perasannya adalah sebuah masalah besar yang amat menyakitkan. "Nikmati saja cintamu yang bertepuk sebelah tangan itu. Kau tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya, kau masih punya banyak hal yang bisa kau khawatirkan. Seperti apa yang akan kita makan siang ini?"
"Aku akan makan di sekolah,"
"Apa menu makan siangmu nanti?"
"Mungkin pasta atau steak? Bisa jadi juga sup-"
"Wahh... Makanan di sekolahmu terdengar sangat mewah, makan siang di sekolahku dulu hanya nasi dengan sup dan telur goreng. Kau beruntung karena bisa sekolah di sana,"
"Ini akan membuatmu mengumpat tapi aku bosan memakan makan siang yang seperti ini," jawab Lisa disusul umpatan kesal dari Heechul. Pria itu lantas meminta Lisa untuk berhenti mengeluhkan keadaannya yang sebenarnya sudah ada di atas angin itu. Lisa harus bersyukur karena ia lahir di keluarga mewah, menikmati semua makanan dan fasilitas mahal tanpa perlu memeras keringat- begitu yang Heechul ucapkan setelah umpatannya.
"Aku benar-benar senang mendengarmu mengumpat, oppa," ucap Lisa yang kemudian terkekeh. Ia tidak perlu banyak menjelaskan keadaannya pada Heechul, pria itu juga tidak terlihat seperti seseorang yang tertarik dengan cerita Lisa, namun Lisa cukup merasa terhibur berkat suara Heechul.
"Kau menelpon hanya untuk mendengarku mengumpat? Sial. Harusnya kau menelpon Yesung. Dia akan langsung mengumpat di detik ke lima panggilanmu,"
"Aku ingin cepat-cepat kuliah dan berteman dengan orang-orang seperti kalian,"
"Semua anak sekolah menengah selalu bilang begitu, mereka pikir kuliah menyenangkan, mereka tidak tahu seburuk apa tempat ini," balas Heechul sebelum obrolan-obrolan mereka berlanjut dan jam istirahat pun tiba.
Lisa pergi meninggalkan ruang kesehatan di jam istirahat, gadis itu sudah merasa lebih baik dan ia sudah kembali bisa tersenyum dengan tulus kepada teman-temannya. Lisa hendak berjalan ke kantin untuk membeli beberapa camilan sekaligus menemui teman-temannya, namun begitu ia melewati lorong di depan ruang kelasnya, gadis itu menghentikan langkahnya. "Ada apa ini?" tanya Lisa, berbisik kepada teman sekelasnya yang tengah berdiri di ambang pintu- Bobby.
"Si upik abu menabrak Seunghyun sunbaenim, mereka sempat jatuh dan Kim Jisoo menindih Seunghyun sunbaenim," bisik Bobby sementara Lisa tengah memperhatikan keadaan di depannya. Beberapa anak tengah berkumpul, melingkar dan menonton Seunghyun yang berdiri berhadapan dengan Jisoo. Jisoo tengah meminta maaf, namun Seunghyun terlihat enggan memaafkan gadis itu. Pakaian Seunghyun kotor karena susu coklat yang Jisoo bawa, begitu juga lantai dan pakaian Jisoo yang sama-sama terkena lima kotak susu coklat itu. Selain susu, Jisoo juga menjatuhkan beberapa roti dan keripik kentang di lantai. "Tebak siapa yang membuat si upik abu jatuh," lanjut Bobby sembari melirik Jennie dan Rose yang tengah terkikik tidak jauh dari posisi Jisoo sekarang.
"Dia jadi pesuruh sekarang?" bisik Lisa setelah melihat banyaknya camilan yang Jisoo bawa dan jatuhkan.
"Tentu saja, itu nasib si penerima beasiswa disini," balas Bobby, ikut berbisik.
Mata Lisa lantas bertemu dengan mata Jiyong yang berdiri di belakang Seunghyun, sama sekali tidak berusaha melerai- Jiyong hanya fokus pada handphone di genggamannya dan tidak sengaja melihat Lisa ketika ia mengangkat kepalanya. Seunghyun juga sempat melihat Lisa, namun Lisa hanya tersenyum- kepada Seunghyun, sekedar menyapa walau Jiyong justru salah mengartikan senyuman itu.
Lisa tersenyum kepada Seunghyun, ia hanya tersenyum untuk menyapa Seunghyun, namun tidak semua orang berfikir begitu. Seunghyun menganggap senyuman Lisa sebagai perintah untuk mengakhiri keributan itu, sedang Jiyong menganggap senyum Lisa sebagai ungkapan rasa senang karena si upik abu tengah di permalukan. Hanya sebuah senyuman tipis yang membuat banyak sekali kesalahpahaman. Ditambah lagi, bukan hanya Lisa yang saat itu tersenyum, hampir semua orang yang menonton Jisoo terkikik menertawakan Jisoo.
Karena sudah terlanjur bertukar tatap dengan Seunghyun, Lisa berjalan menghampiri pria yang baru saja menolak tawaran Jisoo dengan kasar itu– seperti kisah klise lainnya, Seunghyun menolak tawaran Jisoo untuk mencucikan pakaiannya. "Oppa, bagaimana soal- whoa!" Lisa yang ingin menghentikan adegan membosankan itu berniat untuk berbasa-basi, ia hendak menghampiri Seunghyun, namun pantofelnya justru menginjak sebuah roti yang Jisoo jatuhkan. Plastik roti itu, ditambah genangan susu yang membuat lantainya licin akhirnya menjatuhkan Lisa.
Sama seperti domino, Lisa yang terpleset roti menabrak Jisoo yang tengah memunggunginya dan Jisoo yang berdiri di hadapan Seunghyun juga ikut menabrak Seunghyun. Yang kali ini sedikit berbeda adalah posisi jatuh mereka, kalau tadi Jisoo jatuh dan menabrak Seunghyun hingga mereka berdua jatuh bersamaan, kini hanya Lisa dan Jisoo yang kembali jatuh. Jisoo jatuh tersungkur di depan Seunghyun, sedang Lisa jatuh dengan posisi merangkak di belakang Jisoo. Rupanya Lisa masih cukup lincah untuk tidak membiarkan kemeja putihnya terkena genangan susu– walau telapak tangan serta lututnya tetap basah karena susu coklat itu.
Melihat Lisa dan posisinya sekarang, lagi-lagi membuat Jiyong salah paham. Pria itu menganggap Lisa sengaja mendorong Jisoo, seperti bagaimana Jennie dan Rose menyandung Jisoo beberapa waktu lalu.
"Kau baik-baik saja?" tegur Seunghyun, namun bukan pada Jisoo melainkan pada Lisa yang sedang mengutuk dirinya sendiri. Lisa merasa ia baru saja mempermalukan dirinya sendiri. Niatannya untuk membantu Jisoo justru membuatnya terlihat sangat bodoh sekarang. "Bangunlah, kau bisa bangun?" tanya Seunghyun sembari membantu Lisa bangkit dari posisi merangkaknya.
"Bantu Jisoo, aku malu," bisik Lisa, ia tolak bantuan Seunghyun kemudian berdiri diatas kedua kakinya sendiri. "Jisoo-ya... Maafkan aku," lanjutnya, sebelum kemudian Lisa pergi meninggalkan kerumunan orang-orang yang sekarang tengah menertawakan Jisoo untuk kedua kalinya.
"Ya! Lalisa! Tunggu aku," seru Jennie, ia kejar Lisa bersama dengan Rose disisinya, namun gadis itu masih tidak bisa berhenti tertawa.
"Kau yang terbaik! Darimana ide untuk mendorongnya sekali lagi seperti itu? Kim Jisoo memang pantas mendapatkannya," susul Rose, yang lantas merangkul Lisa dan mengantarkan Lisa pergi ke toilet.
"Aku tidak sengaja melakukannya- augh! Susu coklat! Aku benci susu coklat!" keluh Lisa, yang harus cepat-cepat menyingkirkan aroma susu coklat itu dari tubuhnya, sebelum ia muntah karenanya.
"Kau sampai rela menyentuh susu coklat demi memberi upik abu itu pelajaran! Kau yang terbaik Lisa-ya," puji Jennie, masih tersenyum puas karena melihat Jisoo tersungkur dua kali hari ini. "Upik abu itu perlu di beri pelajaran karena dia berani menggoda Seunghyun oppa,"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Klise
FanfictionKisah si pangeran sekolah yang akhirnya jatuh hati pada si upik abu penerima beasiswa, sudah terlalu klise, bukan begitu? note : terinspirasi dari K-Drama Extraordinary You