***
Lisa membersihkan wajah dan pakaiannya di toilet, ia sudah menolak tawaran Jisoo untuk membantunya karena terlalu malu tapi kini Jiyong justru masuk ke dalam toilet wanita dengan sebuah kotak obat di tangannya. "Jangan berteriak, tidak akan ada yang masuk kesini, obati luka di wajahmu aku tunggu di luar," ucap Jiyong sebelum Lisa sempat berteriak. Gadis itu benar-benar malu karena tubuh dan pakaian kotornya. "Dimana kopermu? Haruskah aku membawakannya kesini atau meminta Rose dan Jennie-"
"Aku akan mengambilnya sendiri, tinggalkan aku sendiri saja," potong Lisa, dengan kepala tertunduk. Ia sembunyikan wajahnya yang terluka karena cakaran dari kuku panjang Jessica. "Aah! Kenapa dia mencakar pipiku?! Sialan! Wajahku jadi seperti Samurai X!" keluh Lisa, beberapa menit setelah Jiyong meninggalkannya sendirian di toilet.
Jiyong mencoba menutupi perkelahian itu dari para guru, namun pada akhirnya semua orang tetap mengetahui perihal perkelahian itu karena beberapa luka lecet dan memar di tubuh Jessica. Berbeda dengan Lisa yang mencoba menutupi luka-luka itu, Jessica justru dengan sengaja memakai baju tanpa lengan agar memar di lengannya dapat di lihat dan menarik simpati orang lain. Orang-orang pasti akan berfikir kalau Lisa lah yang memukul Jessica– karena memar di tubuh Jessica yang lebih banyak dibanding dengan milik Lisa.
Seperti anak konglomerat lainnya, perkelahian itu membuat Lisa bersikap sedikit berlebihan. Gadis itu bersikeras tidak ingin ikut darma wisata dan memaksa agar di izinkan untuk pergi ke penginapan lebih dulu. Hingga pada akhirnya, seorang guru terpaksa menelpon sebuah taxi untuk mengantar Lisa ke penginapan.
"Ya! Kenapa kau mengikutiku?!" keluh Lisa karena Jiyong ikut masuk ke dalam taxi yang sengaja ditelpon khusus untuknya.
"Ya! Kau pikir aku sudi duduk disini dan pergi bersamamu ke penginapan?! Sudah berapa kali ku bilang kalau kau selalu menyeretku dalam masalahmu?!" balas Jiyong, yang terpaksa berada di dalam taxi itu karena statusnya sebagai tunangan Lisa. Jiyong-ah, temani Lisa, dia tunanganmu– Jiyong benar-benar kesal saat mendengar gurunya mengatakan hal itu. "Hanya karena luka Samurai X di wajahmu yang tidak seberapa itu kau membuatku harus melewatkan- akh! Ya! Lalisa! Kenapa kau memukulku?!" bentak Jiyong karena Lisa yang tiba-tiba menghentikan ocehannya dengan sebuah pukulan keras di kepalanya.
"Menyebalkan!" marah Lisa yang justru menangis dan membuat Jiyong tidak tega untuk balas memukulnya. "Huhu... Bagaimana kalau lukanya tidak hilang?" isak Lisa, yang benar-benar hancur karena beberapa luka cakar di wajahnya. "Sebenarnya dia manusia atau beruang? Kenapa dia mencakar wajahku?! Menyebalkan! Apa dia memakai serpihan kaca di cat kukunya? Kenapa lukanya bisa seperti ini? Apa yang harus ku lakukan sekarang? Apa aku harus operasi plastik untuk menghilangkan bekas luka ini? Aa! Bagaimana ini?!" keluh Lisa, selama sisa perjalanan menuju penginapan itu.
Kira-kira sekitar empat puluh menit, Jiyong dan supir taxi itu harus mendengar keluhan Lisa mengenai luka di wajahnya. Begitu tiba di hotel tempat mereka akan menginap, sang supir taxi membantu Jiyong dan Lisa mengeluarkan koper-koper mereka dari bagasi. Jiyong membawa sebuah koper, begitu juga dengan Lisa untuk perjalanan selama 3 hari 2 malam itu.
"Dikamar mana kita akan tidur?" tanya Lisa, setelah gadis itu mendapatkan kopernya. Lisa baru saja mengajukan sebuah pertanyaan yang membuat si supir taxi menyernyitkan dahinya, mengundang kesalahpahaman.
"Kenapa bertanya padaku? Tanyakan pada resepsionis hotelnya. Bilang saja dari UEE High School, mereka pasti sudah mengatur kamarnya," jawab Jiyong yang justru Lisa tanggapi dengan sebuah dengusan kesal.
"Pergilah ke apotek, mereka menjual salep untuk menghilangkan bekas luka. Wajah cantiknya pasti sangat berharga untuk temanmu," saran si supir taxi setelah ia menutup pintu bagasinya.
Singkat cerita, empat lantai di hotel itu– mulai dari lantai 3 sampai 7– sudah di sewa khusus untuk siswa-siswi UEE High School. Lisa mendapat sebuah kamar di lantai 3, sedang Jiyong mendapatkan sebuah kamar VIP dilantai 7. "Benar-benar tidak adil. Kenapa hanya tiga setan jantan yang diberi kamar VIP? Masing-masing satu sedangkan aku harus berbagi kamar dengan si upik abu? Lihat saja nanti, aku akan membalas Seunghyun oppa karena dia memperlakukanku seperti ini," gerutu Lisa di dalam lift menuju lantai 3, seolah tidak ada Jiyong disana.
"Apa katamu?" sinis Jiyong.
"Apa? Aku menyebutmu setan, kau, Seunghyun oppa dan Seungri oppa, kalian bertiga adalah setan jantan UEE High School, kau tidak tahu?" balas Lisa, jauh lebih sinis dibanding nada bicara Jiyong sebelumnya.
"Augh! Bicara pada gadis datang bulan benar-benar melelahkan, sana pergi ke kamarmu," balas Jiyong yang lantas menendang keluar koper Lisa dari lift yang baru saja terbuka di lantai tiga. Keempat roda di koper Lisa itu lantas membawa si koper bergulir ke lorong sepi hotel mewah itu dan membuat Lisa mendengus kesal sekali lagi. Lisa injak kaki Jiyong dengan sepatu putihnya yang kotor, membagi lumpur kering dari sepatunya ke sepatu milik Jiyong. Membagi rasa kesal di dadanya ke dada milik Jiyong.
Hampir satu jam Lisa berendam di bathtub kamar hotelnya yang mewah. Pagi tadi datang bulannya baru saja selesai, tapi emosinya masih jauh dari sebutan seimbang seperti sebelumnya. Gadis itu berusaha menyenangkan dirinya sendiri dengan berendam dan menikmati jus stroberi namun seseorang mengganggu kesenangannya dengan menekan bel pintu kamar hotelnya. Seorang petugas layanan kamar datang untuk mengantarkan obat, pesanan dari kamar 702.
"Wahh... Pria berengsek itu bisa sedikit perhatian juga rupanya," senang Lisa setelah mendapat obat yang ia butuhkan untuk lukanya– obat agar lukanya tidak meninggalkan bekas.
Berendam, segelas jus stroberi dan sebuah obat dari Jiyong siang ini sukses mendinginkan hati Lisa yang terbakar karena Jessica. Dengan suasana hatinya yang sudah jadi lebih baik itu, pada pukul setengah tiga sore hari itu, Lisa datang ke kamar Jiyong– berniat mengajak Jiyong untuk pergi berjalan-jalan di sekitaran hotel.
"Kau bilang tidak ingin bertemu orang lain karena luka Samurai-" komentar Jiyong ketika ia membiarkan Lisa masuk ke dalam kamar hotelnya dan membiarkan Lisa mengutarakan alasannya datang kesana.
"Berhenti menyebutku Samurai X atau aku akan memukulmu," potong Lisa membuat Jiyong langsung menutup mulutnya. Ia tidak ingin merasakan pukulan Lisa sekali lagi. "Ayo pergi jalan-jalan, kita sudah terlanjur ada disini, dan aku juga lapar,"
"Pesan saja layanan kamar, makanan disini tidak buruk. Ada makarel panggang-"
"Bagaimana kau tahu aku ingin makarel panggang? Ayo makan makarel panggang... Siwon oppa bilang di dekat hotel ini ada makarel panggang yang sangat enak. Kita hanya perlu berkendara selama 5 menit," ajak Lisa, yang langsung melemparkan kemeja milik Jiyong ke wajah pria itu. Lisa memaksa Jiyong yang saat itu hanya memakai sepasang celana jeans dengan kaos hitam keluar dari kamar VIPnya.
"Ya! Idiot! Mobil siapa yang akan kau pakai berkendara selama lima menit? Kau ingin aku berjalan kesana? Wahh... Kau pasti gila," keluh Jiyong, yang sialnya tetap mengikuti langkah Lisa menuju pintu lift yang masih tertutup.
"Hei anak bodoh, kau pikir aku mau berjalan denganmu dibawah sinar matahari yang panas ini? Tentu saja kita akan pergi naik taksi, memang ada yang mau meminjamkan mobilnya pada anak sekolah seperti kita?"
"Augh! Gadis menyebalkan. Kau selalu sukses membuatku kesal,"
"Kau juga sama,"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Klise
FanfictionKisah si pangeran sekolah yang akhirnya jatuh hati pada si upik abu penerima beasiswa, sudah terlalu klise, bukan begitu? note : terinspirasi dari K-Drama Extraordinary You