20 - Pain

2.4K 168 1
                                    

Axella masih memandang tajam ke arah Liam begitu juga sebaliknya. Ruang meja makan yang biasanya penuh dengan tawa berubah menjadi mencekam. Disisi lain mereka semua senang akhirnya King Alpha mereka menemukan mate nya. Tapi di sisi lain mereka sangat prihatin karna kakak dari mate King Alpha sepertinya tidak menyukai Liam.

"Kakak..." kata Kaila dengan suara pelan.

Axella memandang wajah Kaila. Kaila memegang tangan Axella erat untuk menenangkan kakaknya. Karna hanya dirinya yang bisa membuat Axella meredam emosinya.

"Tenang saja kak. Aku tidak akan tinggal di sini." kata Kaila pada akhirnya.

Sontak perkataan Kaila membuat Liam merasa kecewa. Secara tidak langsung Kaila seperti nya sudah menolak Liam, mata Liam langsung terlihat sedih dan itu bisa di lihat oleh anggota pack yang berada di ruangan tersebut.

Mereka tahu kalau seorang mate sangat berarti untuk mereka. Mate adalah belahan jiwa mereka. Apabila seorang mate menolak atau meninggal kan mereka, maka werewolf tidak memiliki gairah untuk hidup lagi bahkan bisa mati karna patah hati.

"Sofia bisa kamu duduk nak. Ada yang aku ingin jelaskan pada mu." Phillip berusaha mencairkan ketegangan.


"Kakak duduklah. Kamu telah berjanji tidak akan meninggalkan ku. Aku tidak akan meninggalkan mu kak." ucap Kaila. "Jadi duduklah." Axella pun kembali duduk. Diikuti oleh Liam yang masih melihat ke arah Axella dan Kaila dengan mata yang tajam.

"Sofia mungkin kamu belum mengetahui kalau kami bangsa werewolf memiliki belahan jiwa yang sudah di tentukan oleh Moon Goddess. Seperti nya untuk belahan jiwa atau mate dari putra ku Liam adalah adikmu." jelas Alpha Phillip. 

"Siapa pun mate kami, mereka sangat berarti untuk kami bangsa werewolf. Untuk itu sofia, aku yakin Emma sangat berarti untuk Liam." kata Alpha Phillip kembali.

"Seorang mate bagi bangsa werewolf tidak bisa di pisahkan sayang. Karna itu akan menghancurkan mereka. Percayalah padaku. Karna aku pernah melihat nya." ucap Chyntia memegang tangan Phillip.

"Maafkan aku Luna Chyntia.. Alpha Phillip. Apapun yang kalian sampai kan aku tidak akan pernah tinggal di pack ini." kata Kaila memotong percakapan dan membuat semua orang tersentak atas penolakan tegas calon Luna mereka.

"Tapi kenapa sayang? Kamu adalah mate dari Liam. Liam akan hancur kalau kamu pergi dari hidupnya nak." ucap Chyntia terlihat sedih.

"Walaupun begitu aku tidak bisa tinggal di sini dan berpisah dengan kakak ku."

"Apa hanya karna gara gara keegoisan kakakmu, kamu tidak mau tinggal di sini?" tanya Liam ketus.

"Anda salah King. Kakak ku tidak egois justru aku yang egois selama ini. Anda tidak mengenal kakak ku dengan baik. Di mataku, Kakak ku adalah wanita yang sangat hebat." kata Kaila sambil menatap wajah Liam.

"Kakak ku selalu menjadi orang yang terdepan ketika membela ku. Ketika tidak ada seorang pun yang mencintai ku, menyayangi ku dan melindungi ku, kakak ku selalu ada di sana untuk ku. Dia tidak peduli pada dirinya sendiri, aku yang selalu di utamakan nya dari pada kehidupan nya sendiri."

"Kakak ku selalu menjadi tameng untuk ku ketika ada seseorang yang mau melukai ku. Kakak ku memilih terluka dari pada aku yang terluka. Dia lebih baik menangis dari pada aku yang menangis, walaupun seumur hidup aku tidak pernah melihat kakak ku menangis. Tapi aku yakin kakak ku menangis dalam diam." jelas Kaila menahan air mata nya

"Beberapa kali Kakak ku hampir kehilangan nyawanya hanya untuk melindungi ku. Dia akan selalu melindungi ku walaupun dia yang akan mendapatkan luka nantinya. Kakak ku tidak pernah egois tuan. Dia bukan hanya sebagai kakak ku, tapi malaikat pelindung ku." ucap Kaila dengan berlinang air mata.

Kata kata yang di ucapkan panjang lebar oleh Kaila membuat semua orang tercengang mendengarnya.

"Aku bisa melepaskan semua demi kebahagiaan kakak ku yang tidak pernah dia dapatkan karna diriku. Aku bisa melepaskan semua hanya untuk melihat kakak ku tersenyum. Hanya Kakakku yang aku miliki di dunia ini. Kakak ku berani mempertaruhkan nyawa nya hanya untuk ku. Kenapa aku tidak bisa mempertaruhkan kebahagiaan ku untuk nya." tegas Kaila. "Maafkan aku. Aku tidak bisa tinggal di sini." ucap Kaila.

Axella menghapus air mata Kaila dengan sayang. Dia tidak bisa melihat Kaila sedih. Lebih baik Axella yang menangis atau pun terluka dari pada adiknya.

"Jangan menangis Kaila. Jangan sekali pun kamu mengeluarkan air mata untuk ku." ucap Axella tegas. Semua memandang interaksi kakak beradik itu.

Axella memandang ke seluruh ruangan dan memandang satu persatu ke semua orang. Lalu matanya tertuju ke satu orang yaitu Liam. Axella berdiri dengan tangannya masih di pegang erat oleh tangan Kaila yang sedang duduk. Semua mata melihat kearah Axella.


"Nama ku bukan Sofia Poter. Tapi Axella Beryl dan adikku bernama Kaila Beryl." kata Axella membuat semua orang bingung. "Ibu ku bernama Sofia Beryl dan ibu Kaila bernama Emma Poter. Kami memiliki Ayah yang sama yang bernama Edward Beryl." Mereka tercengang dengan informasi yang baru saja mereka dapatkan.

Phillip dan Chyntia tidak bisa berkata apa apa. Ternyata gadis yang di depan mereka adalah anak anak dari orang yang mereka kenal. Ada rasa bersukur ketika mereka bertemu dengan anak dari sahabat mereka yang telah meninggal dunia.

"Mama ku meninggal dunia ketika melahirkan ku. Aku di besarkan oleh Daddy ku sendiri hingga aku berumur dua tahun. Dad menikah lagi dengan sahabat mama yang bernama Emma Poter. Mommy mencintai ku dan mau merawat ku karna aku adalah anak dari sahabat nya."

"Lalu lahirlah Kaila, walaupun begitu Mommy tetap mencintai ku. Mommy tidak pernah membedakan kami. Mommy meninggal ketika kami mengalami kecelakaan, hanya kami berdua yang selamat dari kecelakaan tersebut. Sejak saat itu kami hanya hidup berdua walaupun kami masih memiliki Daddy." jelas Axella.

"Kakak..." kata Kaila meremas tangan Axella. Axella memandang Kaila.

"Aku akan selalu melindungi Kaila dari siapa pun. Bahkan dari keluarga ku sendiri. Aku sanggup membunuh Daddy ku sendiri untuk melindungi Kaila." wajah semua orang yang berada di ruangan meja makan terlihat shock.

"Tidak kak. Kamu hanya membela diri." kata Kaila menggeleng kan kepala.

"Aku sanggup membunuh orang yang mengalir darah yang sama pada kami. Aku akan membuat mereka menderita kalau mereka berani menyakiti Kaila." ucap Axella dingin.

"Aku tidak akan pernah menyakiti adikmu Axella." kata Liam tegas. "Aku akan selalu melindungi Kaila dengan nyawaku. Aku bersumpah." janji Liam.

"Itu juga yang seharusnya di lakukan Daddy pada kami, tapi apa yang sudah Daddy lakukan pada kami anaknya? Kami selalu mendapatkan kan kekerasan. Karna itu aku akhirnya membunuhnya."

"Karna kak Ella ingin melindungi ku. Karna itu aku tidak bisa tinggal ketika kak Ella tidak bersama ku." kata Kaila menambahkan.

"Axella... Aku bersumpah demi Moon Goddess aku akan melindungi Kaila. Kaila adalah mate ku. Aku tidak akan pernah menyakiti nya. Aku akan selalu mencintai nya." ucap Liam masih belum mau menyerah.

"Bukan hanya Kaila. Aku akan melindungi kalian. Kalian harus percaya kepadaku." pinta Liam bersungguh-sungguh

Aku akan melindungi kalian. Kalian harus percaya kepadaku.

Kata kata terakhir Liam berputar di kepalanya. Kata kata itu pernah di utarakan oleh seseorang. Seseorang yang ingin Axella lupakan. Axella menitikan air matanya.

"Kak Ella.. Tolong jangan menangis." Kaila menyingkirkan air mata Axella yang turun ke pipi.

Axella tidak pernah menangis semenjak terakhir ketika Kaila mendapatkan kekerasan oleh ayah mereka dan selama ini Kaila juga tidak pernah melihat Axella menangis atau pun tersenyum.

Axella memandang lekat wajah Kaila. Axella berpikir apakah sudah saatnya Kaila mendapatkan kebahagiaannya tanpa dirinya di sisinya.

The Darkness To The Light (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang